Selasa, 13 Mei 2014

[70]. Mulut yang liar

Aku dikenal punya mulut yang tajam dimasa itu. Keliaran yang kuatas namakan kejujuran sikap. Berembel-embel 'daripada menjadi manusia munafik' yang kupakai sebagai pembenaran sikap.
Begitu reaktifnya aku pada segala kejadian. Ku ingin terus teriakkan itu.
Hingga pada suatu hari seseorang mempertanyakan kewarasanku dengan pertanyaan..." Apa yang sejatinya kau dapat dengan lidahmu yang tajam dan sifat reaktifmu ?"... Tentu kujawab seenak hatiku , hingga dia katakan... " jawablah dalam diammu "

Aku terus bertanya apa maksudnya. Dan perjalanan itu mempertemukanku pada sesuatu yang hilang....  Keyakinanku pada Allah !
Perlahan ada tebasan berdarah disekujur hidupku. Eranganku tak sekencang yang kurasa. Hingga disuatu puncak sakitku, aku sadari bahwa mulut tajamku sebenarnya teriakan penyangkalanku pada realitas yg menyakitkan.

Perlahan...sangat perlahan kuupayakan.
Terus kutundukkan hatiku, kutundukkan jiwaku, kutundukkan kebodohanku.
Walau tidaklah mudah... Terus kuupayakan dalam diamku membaca kehidupan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar