Senin, 26 Mei 2014

[73]. Sahabat

Ketika seorang memutuskan bersahabat dengan yang lainnya, biasanya karena banyaknya 'persamaan' diantara mereka. Persamaan itulah yang membuat mereka saling percaya dan saling mengandalkan satu sama lain.

Memang , tak ada yang salah dengan persahabatan. Namun ketika masuk wilayah kebencian, harusnya ada yang bisa 'mengingatkan' dan bukan untuk 'kompak' ikut membenci tanpa melihat dan tahu musababnya.
Persahabatan dengan ketidakberpihakan alias dengan'kejernihan' hanya dilakoni manusia yang punya kematangan pribadi.

Kenapa kematangan Pribadi?

Yang kulihat selama ini, sahabat sejati itu dimaknai 'good or bad situation, they will always be there to one another', bahkan musuh atau orang yang dibenci harus sama pula. Walau salah satu diantara mereka , sebenarnya tak tahu pasti kenapa dia membenci orang yang dibenci sahabatnya,selain untuk kata 'setia kawan'.

Bila sahabat tak 'mendukung' siapa yang kita benci, yang banyak terjadi adalah kepercayaan diantara merekapun hilang.
Mereka terkadang lupa, bahwa tak ada yang abadi di dunia ini. Bahkan kebencianpun bisa berubah...orang jahatpun bisa insaf. Penghakiman terhadap segala yang tak abadi harusnya tak perlu terjadi. Karena sejatinya tak satupun dari kita ini sempurna.

Hari ini bersahabat, siapa yang tahu esok dia bisa saja menjadi musuh kita.
Bersahabatlah seperlunya, tak perlu kita luahkan segalanya pada dia, yang mungkin saja menyakitimu seperti yang lain.

Aku tak punya sahabat. Allah tempat kuluahkan segalanya. Karena hanya Allah yang Maha Adil dan tak pernah berkhianat.

Selasa, 01.50
Jkt-P, 27 Mei 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar