Senin, 25 September 2017

Legenda Danau Lipan

LEGENDA DANAU LIPAN
(Cerita Rakyat Kalimantan Timur)

Danau lipan ini terletak di Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara - Kalimantan Timur. Jika bertandang ke sana, danau lipan hanyalah sebuah padang luas yang dipenuhi oleh semak dan perdu. Dulu danau ini dipenuhi oleh air yang jernih dan bersih.

Dahulu kala, sebelum diberi nama Danau Lipan, daerah itu merupakan kerajaan yang sangat makmur dan dipimpin oleh seorang putri yang cantik jelita, bernama Aji Bidara Putih. Putri Aji Bidara Putih ini memiliki kulit yang sangat putih dan memiliki kegemaran mengunyah sirih. Sangking putihnya, ketika air sirih melewati kerongkongannya maka setiap yang menatapnya dapat melihat air sesapan itu mengalir, membasahi tenggorokan putri tersebut.

Kabar mengenai kecantikan Putri Aji Bidara Putih sampai ke telinga Raja Cina (dalam literatur, tidak dituliskan nama raja tersebut serta asal usulnya. Dalam literatur berbeda menyebutkan bangsawan yang berasal dari Cina, dan berprofesi sebagai seorang pedagang). Mendengar kabar tersebut, berangkatlah Raja Cina beserta ratusan pasukannya dengan menaiki kapal yang disebut Jung Jung, dengan tujuan hendak memperistri putri tersebut.

Putri Aji Bidara mengetahui kabar tersebut, dan bersiap untuk menyambut kedatangan Raja Cina beserta pasukannya. Sang Putri memerintahkan agar membuat perjamuan makan yang besar dengan lauk pauk yang terbaik. Setibanya Raja Cina dan pasukannya ke daerah tujuan, mereka pun bergegas menemui Sang Putri yang telah menunggu mereka.

Dalam perjamuan tersebut, Sang Putri tiba-tiba merasa tidak nyaman melihat polah Sang Raja Cina. Raja tersebut menyeruput makanan hingga terdengar bunyi nyaring dari kedua bibirnya. Sementara adat di kerajaan putri tersebut adalah makan dengan tangan dan tidak mengeluarkan suara mengecap yang terlalu keras.

Lantaran hal tersebut, Putri Aji Bidara Putih menolak lamaran tersebut, dan Raja Cina menjadi marah disebabkan oleh penolakan itu. Raja Cina memerintahkan agar menghancurkan kerajaan itu serta membunuh seluruh penghuninya.

Korban banyak berjatuhan dari pihak Putri Aji Bidara Putih, dan ia sedih karenanya. Kemudian ia berdoa dan berucap, "Jika aku adalah keturunan dari Raja yang sakti, maka lepahan sirihku ini akan menjadi lipan!"
Kemudian ia melemparkan lepahan sirih tersebut ke area peperangan, dan secara ajaib berubah menjadi lipan. Pasukan Raja Cina kemudian lari menuju Jung Jung untuk menyelamatkan diri. Tentu saja, lipan-lipan itu mengejar dan jumlahnya bertambah banyak, sehingga menenggelamkan kapal tersebut beserta isinya (dalam literatur lain disebutkan bahwa, sisa-sisa prajurit dari Negara Cina yang berhasil menyelamatkan diri, lari ke dalam hutan. Kemudian menikah dengan penduduk yang tinggal di dalam hutan dan menjadi cikal bakal suku Dayak. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya prasasti yang berupa guci, mangkok, sumpit, dll yang penuh dengan ornamen khas Cina).

Selepas peperangan tersebut, Putri Aji Bidara Putih menghilang beserta sisa-sisa kerajaannya. Tak lama danau yang dipenuhi lipan tersebut mengering dan menjadi padang luas yang dipenuhi semak dan tanaman perdu.

***

Moral of Story :
Janganlah memaksakan kehendak jika tak ingin badan binasa dan jangan menghina adat istiadat suku atau kebiasaan bangsa lain.

***

Samarinda, 23 September 2017
*HanasuriKenda ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar