Senin, 25 September 2017

Lisan

KERUSAKAN LISAN ADALAH KERUSAKAN YANG PALING BESAR

Ibnu Masud bersumpah “Demi Allah tidak ada sesuatu di bumi ini yang membutuhan penjara dalam waktu yang lama, selain lidahku.”

Kita sepatutnya harus senantiasa mawas diri untuk menjaga lisan kita, dan mau merenungi pesan Ibnu Masud diatas. Dan sadarilah bahwa anggota badan yang paling mudah bergerak adalah lisan. Dan lisan pulalah yang kerusakannya paling besar.

Lisan tidak sebatas kata-kata yang keluar dari grakan lidah kita saja namun kata-kata yang kita goreskan juga termasuk perkataan yang keluar dari kreasi akal kita. Jadi jelaslah bahwa kelak tidak ada perkataan ataupun goresan kata-kata kita termasuk di medsos yang pergi tanpa manfaat.

Di hari kiamat nantinya semuanya akan dimintai pertanggung jawaban. Dihari Kiamat nantinya ada kita yang membawa pahala sebesar gunung, namun lisan kita menghancurkan seluruh amal kita.

Ada juga kita nantinya yang mempunyai segunung kesalahan, namun ianya senantiasa membasahi hati dan lisan dengan zikirullah, InsyaAllah atas rahmatNya terhapuslah segunung kesalahannya.

●Penyakit lisan juga merupakan penyakitnya orang-orang sholih

Banyak orang yang mampu menjaga diri dari perbuatan keji. Namun lidahnya terjulur membahas kehormatan orang yang hidup atau mati tanpa peduli. Penyakit lisan adalah penyakitnya orang-orang shalih.

Jika kita ingin mengetahuinya, maka renungkanlah sabda Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasalam, “Ada seseorang berkata, ‘Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si Fulan.’ Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, ‘Siapakah yang telah bersumpah mendahuluiKu bahwa Aku tidak akan mengampuni si Fulan? Sungguh, Aku telah mengampuni si Fulan dan menghapuskan amal kebajikanmu.’” (H.R Muslim).

Hadits ini bercerita tentang orang Bani Israil, ahli ibadah dan ahli maksiat. Ahli ibadah sering memberi nasihat. Suatu ketika si ahli maksiat berkata, “Jangan campuri urusannya.” Maka ahli ibadah jengkel, dan mengatakan, “Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan.”

Dan Nabi menceritakan tentang kisah ini. Seorang ahli ibadah, yang dia menjadi seorang alim dan mengumpulkan amal ibadahnya dalam waktu yang sangat lama, maka dihapuslah gara-gara satu baris kalimat yang dia katakan.Dan menjadi sebab amalan yang puluhan tahun dihapus semata-mata karena satu kalimat.

Nata Heriadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar