01. Manusia pasti tua, namun ada dua sifat yang tak bisa hilang yaitu RAKUS dan PANJANG ANGAN-ANGAN.
02. Manusia yang tidak mau mencari ataupun menerima nasihat adalah manusia yang bodoh. Dan kebodohannya membuat dia buta terhadap kebenaran, membuatnya jahat, keras kepala dan ancaman bagi orang-orang di sekitarnya.
KG
03. Jika harta hanya di tanganmu dan tidak di hatimu maka tidak akan memudorotkanmu sama sekali betapapun banyak harta tersebut.
Namun jika harta telah menempati hatimu maka akan memudorotkanmu bahkan meskipun tidak ada sama sekali harta di tanganmu. (Ibnul Qoyyim)
Ada orang kaya raya namun hidupnya tentram penuh dengan kebahagiaan, rajin bersedekah, krn hartanya tdk di hatinya. Sebaliknya ada orang miskin namun hidupnya menderita krn harta selalu menyelimuti hatinya.
04. jangan lanjutkan hidup seperti biasanya. tapi, lanjutkan hidup lebih baik dari biasanya.
05. Orang yang memiliki kemampuan berpikir buruk atau malas berpikir berpotensi terserang penyakit jantung. [Leiden University Medical Centre]
06. Sebuah JANJI yg telah terucap,seperti sebuah PANAH yg telah melesat,bila kita MENGINGKARInya akan menyisakan LUBANG..... * mengingatkan yg suka berjanji dan tak pernah menepati *
07. Singa tidak menoleh sedikit pun ketika anjing menggonggong di belakangnya. Tidak. Tetap berjalan mantap.
Maka belajarlah dari nasehat lama ini, kita tidak perlu menoleh sedikit pun ketika orang-orang berisik sekali menilai, berkomentar tentang kita. Teruslah fokus, lakukan yang terbaik, besok lusa, orang-orang akan tahu mana singa betulan, mana anjing yang suka menyalak mengganggu.
*Tere Liye
08. BW cuma tersenyum ketika ditanya kasus pelengserannya.
Orang awam bicara tentang kehebatan siapapun.
Orang cerdas bicara tentang kehebatan dirinya.
Orang berkarakter bicara tentang kekurangan dirinya.
Ketika bicara bakal perkeruh suasana, maka memang "diam itu emas".
09. HIDUP SEHAT
Hidup sehat itu sederhana :
1. Rajin beribadah, membuat hati tenang.
2. Selalu berpikir positif. Juga berprasangka baik di situasi apapun.
3. Makan secukupnya
Minum air putih yang banyak.
4. Puasa sunnah (ayyamul bid 3 hari setiap bulan, atau senin-kamis hingga puasa Daud)
Tujuannya, memelihara usus agar tidak terus bekerja keras.
5. Rutin berolahraga (jalan kaki,lari dsb)
6. Rutin BAB setiap hari, agar racun tak mengendap.
7. Rajin bersilaturahim dan bersedekah.
8. Jangan suka mengeluh, menggerutu dan sebagainya.
Dan ... Laa tardhob ! Jangan suka marah !
10. " Bentuk toleransi adalah HORMAT "
11. The highest result of tolerance is respect and social relations
12. TOLERANSI itu adalah bentuk penghormatan kita pada perbedaan yang ada. Mulai dari hal yang kecil seperti makanan, cara berpakaian, cara beraktifitas, sampai hal yang besar soal agama, kitab suci dan prinsip ke Tuhanan.
13. UNESCO dalam publikasinya " Tolerance : The Threshold of Peace " menyatakan, social relations adalah salah satu indikator dari suksesnya toleransi di sebuah masyarakat. Oleh karenanya hasil dari toleransi adalah kenyamanan individu dan keharmonisan sosial.
14. Wajah bahagia yang penuh syukur di penuhi cahaya yang memancar dari dalam.
Tak perlu pulasan apapun.
15. Jika suami selingkuh, istri menjadi yang pertama kali tahu. Jika istri selingkuh, maka suami menjadi yang paling akhir tahu.
Setan tak akan tinggal diam dan selalu ingin memanfaatkan segala peluang.
16. Ketika rumah sudah tak lagi jadi 'surga' yang tertinggal hanyalah mayat -mayat hidup yg berjalan
17. Rasulullah bersabda," Berikanlah kabar gembira dan harapan apa yang menyenangkan kalian. Demi Allah BUKANLAH KEFAKIRAN YANG PALING AKU TAKUTKAN padamu. Tetapi aku takut dibukanya dunia untukmu sebagaimana telah dibuka bagi orang-orang sebelummu dan kalian akan berlomba-lomba mendapatkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba dan akan menghancurkanmu sebagaimana telah menghancurkan mereka.
(HR. Bukhāri dan Muslim)
18. orang-orang bodoh yang mengandalkan kehidupan lahir, memang tak mampu menangkap kisah perjalanan seseorang.
Eae
19. Kita dapat melihat kebodohan seseorang, ketika dia melakukan sesuatu yang mengikuti nafsunya ... 😔
20. Yang sangat menentukan berguna tidaknya ilmu seseorang, kemanfaatannya nanti di tengah masyarakat adalah akhlak dan sikap hormat orang itu kepada gurunya sewaktu masih dalam masa belajar. Maka bisa dipastikan bahwa murid/siswa/santri, secerdas dan sepandai apapun dia, tetapi dia berani kurang ajar pada gurunya, maka kelak dia hanya akan menjadi sampah masyarakat yang tak berguna dan justru memberikan banyak kekacauan
21. Saat seorang muslimah merasa bahwa pakaian atau hijab yang dikenakannya itu paling syar'i daripada hijab muslimah yang lain, saat itu juga dia terjebak dalam ujub, dan saat itu juga tanpa dia sadari pahala-pahala kebaikannya banyak yang hangus sebab merasa dirinya paling baik...
22. Mencintai siapapun bisa jadi mudah, tetapi menjadi yang dicintai oleh siapapun itu tidak mudah
اللهم اجعلني محبوبا في قلوب عبادك
23. من سعادة المرء رزقه في بلده
Di antara kebahagiaan hidup seseorang adalah saat di mana rezekinya diperoleh di daerah tinggalnya sendiri...
24. Ikhlas itu tidak bisa dirasakan, apalagi diklaim dan diaku-aku
25. Semakin luas cakrawala keilmuan seseorang maka akan semakin sedikit protesnya kepada orang lain dan tidak tergesa berkomentar terhadap hal yang tak disetujuinya
26. Sebagian besar orang (khususnya yang mindsetnya kadung tercekoki dan tertutupi cara berpikir materialis) tidak bisa membedakan dengan baik antara kerja dan usaha. Jika kerja maka sudah pasti usaha, namun usaha tidak selalu harus diartikan bekerja....
27. Bercanda dengan adik-adik di pagi hari soal snack yang tidak ada label halalnya, "Cak, itu nggak ada label halalnya lho."
"Al-ashlu fil asy-ya', al-ibahah, asal segala sesuatu itu halal, sampai ada petunjuk yang mengharamkan." Jawabku pendek.
Ditanggapi oleh salah satu adikku, "Tahu yang dijual di pasar2 juga nggak ada label halalnya..."
"Label halal itu untuk taukid, memastikan kalau itu betul-betul halal. Kalau yang nggak ada labelnya, ya kaidah tadi. Jika ada yang berpikiran bahwa makanan yang tidak ada label halalnya itu pasti haram, maka orang yang pikirannya kayak gitu, harus didamparkan, dingajikan, dipondokkan, sebab mindsetnya belum matang. Mestinya labelisasi itu bukan halal, tapi label haram, sebab yang halal lebih banyak daripada yang haram..." pidatoku panjang lebar disambut tawa adik-adikku
28. Membaca buku sejarah, riwayat Pangeran Diponegoro, tulisan dan hasil penelitian Peter Carey, sekali lagi harus diakui, bahwa goresan pena orang-orang luar negeri selalu ada "kelebihan" daripada tulisan-tulisan penulis pribumi dalam hal ini...
29. Di antara kesalahan cara berpikir orang sekarang (entah ini hasil dari cara belajar model apa) adalah menjadikan sejarah/tarikh sebagai analogi (qiyas), tidak menjadikannya sebagai qudwah (panutan), akan lebih parah lagi kalau menjadikannya sebagai perbandingan, karena dalam titik ini orang itu betul-betul tidak tahu hukum alam (sunnatullah) yang menyatakan bahwa "laa ya'ti zamanun illa wa ba'dahu syarrun minhu", tidak akan datang masa/hari kecuali setelahnya lebih buruk daripada sebelumnya. Orang seperti ini perlu didedar lagi pelajaran tauhidnya soal rukun iman yang kelima...
30. "... Masjid selalu menyenangkan saya: orang tidak harus berdoa di dalamnya, tetapi masjid mengarahkan hati pada ketulusan agama."
~Pangeran Diponegoro~
31. Pengidolaan kita pada seseorang, sosok-sosok pahlawan, atau jagoan, baik sejak kecil kita hingga kita dewasa (walau berganti-ganti tokoh), sangat berpengaruh sekali pada sikap dan kepribadian kita selanjutnya, sekaligus membentuk watak, pola pikir dan karakter tanpa pernah kita sadari. Maka perlu berhati-hati dalam memilih idola. Penentuan masa depanmu bisa kamu lihat sendiri pada idola pilihanmu.
32. Dewasa tidaknya seseorang ditentukan dari sikap dan reaksi dia saat terjadi suatu masalah, lari atau menghadapinya. Kalau seseorang itu menghindar atau malah lari dan kabur dari masalah, kedewasaannya patut dipertanyakan. Maka jika terjadi suatu masalah kepadamu, hadapilah, jangan lari...
33. Di pesantren itu tidak sekedar belajar mendalami ilmu-ilmu agama saja, tetapi ada yang lebih daripada itu, yaitu belajar bertatakrama, belajar peka dan belajar menahan hawa nafsu, menahan keinginan-keinginan. Hal-hal inilah yang tidak ada di pendidikan formal... harus diakui...
34. Da'i yang berdakwah dan berharap diberi amplop (apalagi kalau narif) kemudian beneran mendapat amplop, sangat berbeda jauh dan jarak dari da'i yang murni berdakwah tanpa berharap diberi amplop, pokoknya dia berangkatnya hanya yang penting mengajar, meski kemudian ada yang memberi amplop, yang walau tak ada yang memberipun tidak masalah. Da'i yang pertama, secara terang-terangan menukar agama dengan dunia, ini amplopnya jelas tidak barokah. Da'i kedua tak pernah mengharap apapun, dan jika ada yang memberi amplop maka itu murni rezeki min haitsu laa yahtasib (rezeki tak dikira/nomplok) dan amplop jenis ini adalah barokah. Hal seperti ini hanya soal menata dan menyetel hati, tetapi tak akan pernah dipahami oleh orang yang tidak belajar tasawwuf. Maka sangat urgen sekali bagi da'i saat sebelum jadi da'i untuk belajar dan mendalami tasawwuf. Tanpa itu, semua dakwahnya akan kacau dan tanpa sadar bisa masuk dalam kategori seram yang dikatakan Nabi, du'at ala abwabi jahannam, para da'i atas pintu-pintu neraka, na'udzu billah min dzalik
35. عاطفتنا تحرك... ووعينا يخطط
Emosional kita berfungsi sebagai penggerak, dan kesadaran kita berfungsi sebagai perencana
~al-Allamah Syaikh Muhammad Sa'id Ramadhan al-Buthi~
36. ’Bersahabat’ dengan Allah adalah dengan adab yang baik, senantiasa merasa segan dan merasa diawasi.
‘Bersahabat’ dengan Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam adalah dengan mengikuti sunnah beliau dan menetapi zhahirnya ilmu.
‘Bersahabat’ dengan wali-wali Allah adalah dengan menghormati dan berkhidmah.
‘Bersahabat’ dengan keluarga adalah dengan akhlak yang baik.
‘Bersahabat’ dengan rekan-rekan adalah dengan senantiasa bergembira selama bukan perbuatan dosa.
Dan ‘bersahabat’ dengan orang-orang bodoh adalah dengan doa dan belas kasih...
37. ليكن ولد اﻻسد شبلا لا هرة
Li yakun waladul Asadi syiblan laa hirrotan
Sudah seharusnya anak macan itu jadi macan kecil, bukan kucing...
38. Jika ummat ini telah kehilangan jiwa tabayyun (klarifikasi) serta dengan mudahnya dan mentah-mentah saja menerima dan menelan informasi (yang sebagian besar hasil copasan dan viral tanpa sumber atau ada sumber tapi catutan), maka persatuan dan kebersamaannya, kejamaahannya, akan mudah sekali dikoyak dan diobrak-abrik. Sekaligus (entah dengan sadar atau tidak) telah dengan sangat terang-terangan melanggar Al-Qur'an, khususnya mereka yang selama ini teriak-teriak atas nama Islam dan merasa paling islami atau paling lurus. Islammu tidak sesuai dengan Qur'an yang kamu baca, hanya nyantol di tenggorokanmu, tidak sampai masuk hati, apalagi nyampai otak...
39. الرجوع إلى الحق خير من التمادي في الباطل
Kembali kepada kebenaran (meski dirasa cukup berat) itu jauh lebih baik daripada tetap cengkal berada dalam kesalahan...
40. Suatu ketika Sayyidina Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu mengusap wajahnya dengan sapu tangan,lalu memberikannya kepada pembantunya agar sapu tangan itu dibersihkan.
Tiba-tiba pembantu itu memasukkan sapu tangan tadi kedalam api hingga terbakar semua kotoran yang menempel.
Namun yang mengherankan tak lama kemudian pembantu itu menarik sesuatu dari api tadi.
Ternyata sapu tangan yang tadi dilemparnya tidak habis terbakar, bahkan masih tetap sempurna dan menjadi jernih kerana kotoran yang menempel padanya terbakar.
Melihat kejadian yang menakjubkan itu seseorang bertanya,"Sapu tangan apakah itu?"
Anas menjawab,"Sapu tangan itu pernah bercampur dengan keringat Rasulullah صلى الله عليه و سلم saat ia mengusap wajahnya dengannya
Bukankah api tak akan menyentuh jasad Nabi صلى الله عليه و سلم? "
Sahabatku berusahalah mendekati Nabi صلى الله عليه و سلم dan jangan kau putuskan ikatan dengannya.
Sebab kelak yang berdekatan dengan Rasulullah صلى الله عليه و سلم tidak akan disentuh oleh api neraka.
الصلاةوالسلام عليك وعلى الك ياسيدي يارسول الله
41. Dalam teks doa Nabi Adam, terdapat redaksi "war ridho bi maa qosamtahu lii", yakni meminta agar bisa ridho dengan apapun yang telah dibagikan oleh Allah kepada kita. Ini sangat penting sekali, karena jika orang tahu dan sadar akan pembagian-pembagian pemberian Allah kepadanya dan kepada orang lain, maka dia akan menerima dengan hati yang sangat lapang dan tak akan terjadi sawang sinawang. Sebab salah satu sumber sumpeknya hidup seseorang adalah karena sawang sinawang itu... dan itu tak akan terjadi bagi orang yang paham dengan pengertian dan penerapan akan rukun iman keenam, rukun tentang qodho' qodar, yang terkenal luar biasa sulit....
فلينظر اﻻنسان إلى طعامه
42. Dalam dunia pendidikan akademis, begitu seseorang dianggap selesai dengan masa pendidikannya, maka dia bisa seketika itu juga mendapatkan gelar. Tetapi dalam dunia pesantren, tidak semudah itu, seseorang yang lama mondok (apalagi yang cuma sebentar, kilat pula), begitu dianggap lulus, tidak bisa langsung mendapat gelar "Kyai". Gelar itu baru didapat setelah dia mau terjun untuk berkhidmah di masyarakat dan setelah teruji dengan khidmah itu dalam rentang waktu yang tidak sebentar. Itupun setelah mendapat gelar Kyai, dia belum tentu menjadi Murobbi, kecuali setelah teruji dengan keistiqomahan dalam khidmahnya kepada masyarakat, dan istiqomah pada suluk pribadinya sendiri. Intinya, menjadi atau mendapat gelar kyai yang murobbi tak semudah mendapat gelar profesor, apalagi doktor...
43. Subur dan keringnya iman kita, tergantung dengan subur dan keringnya cinta kita kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam
~ KH. Ali Imron ~
44. Hati-hati, kekafiran bersumber dari kesombongan...
45. Orang yang tidak menerima kekalahan, tidak akan pernah mengalami kedewasaan; sebanyak apapun ilmu orang itu, dan setua apapun usia orang itu; ujungnya orang-orang seperti itu hanya akan ada pada pinggiran sejarah kehidupan...
46. Bisa dibilang setiap hari kita belanja untuk kebutuhan sehari-hari, dan hampir selalu mendapatkan uang kembalian dari hasil belanja itu. Tak jarang uang kembalian yang kita dapatkan sebagiannya berupa uang-uang logam, yang sering kali uang logam recehan itu kita taruh begitu saja tanpa perhatian. Kita bisa memanfaatkan uang logam (yang sekilas remeh) itu buat tabungan amal kita. Kumpulkan uang-uang logam tadi di wadah khusus, lalu setiap subuh ambillah per koin, berangkatlah ke masjid/musholla terdekat, dan masukkan di kotak amal yang ada.
Kadang kala, kita bisa lebih ikhlas dengan uang yang nominalnya kecil daripada uang yang nominalnya besar. Dan tentu, ibadah harian lebih banyak menyumbang pahala daripada ibadah mingguan.
Allah Ta'ala tidak melihat berapa banyak uang yang kita dermakan, tetapi melihat keikhlasan dalam berderma itu. Dan uang koin kecil biasanya lebih membantu untuk ikhlas daripada langsung selembar seratus ribu sekaligus yang setelahnya kadangkala masih mikir-mikir usai mendermakannya
47. Ketika engkau curhat di sosmed, maka engkau sama saja membongkar rahasia pribadimu kepada umum dan pada saat yang sama menunjukkan bahwa engkau masih labil dan sangat lemah... dan Allah lebih suka pribadi mukmin/ah yang kuat dan tegar daripada mukmin/ah yang cengeng dan lemah
صدور الرجال قبور الاسرار...
48. Orang bener tapi ndak pinter itu jauh lebih baik daripada orang pinter tapi ndak bener
Gus Awyy
49. Kepala yang penuh pengetahuan tidak akan lebih hebat daripada hati yang penuh iman
>>Merry Riana
50. Rahasia kebahagiaan adalah tertawa bersama orang lain, sebagai sahabat, dan bukan menertawakan mereka, sebagai hakim.