Jumat, 11 November 2016

BANDINGKAN..

Menjadi kenikmatan tersendiri mendengarkan celotehan Ragil sepulang les atau sekolah...hingga ketika dia pulang dengan wajah'semrawut' dan tak berkicau, menjadi suatu keanehan.
Tapi sebagai Ibu, aku suka mendahuluinya bertanya.

" Is everything OK, Dik ?"
" Fine ", datar.

" Kalau fine, kenapa wajahnya kusut gitu Dik ? "

Ragil melepas sepatunya, seragamnya dan ke kamar mandi mencuci tangan dan kakinya sambil berganti baju.

Tak lama kemudian...

" Bunda tahu, temanku yg mulutnya tajam diberi peringatan, karena sudah banyak yang mengadukannya pada wali kelas .."
" Adik termasuk yang ngadu ga? "

" Kan ga boleh sama Bunda "
" Good.. adik tahu kenapa Bunda larang ngadukan dia? "

Ragilku cuma menggeleng .

" Adik pernah tahu apa yang dia alami dirumah ?"
" Ngapain aku kerumahnya, Bunda ?"

" Nah, berarti adik ga tahu kan? Kita harusnya kasihan pada dia, karena dia mungkin saja kurang diperhatikan di rumah hingga mencari perhatian di sekolah dengan cara seperti itu "
" Berarti dia stress dong, Bun ?"

" Bisa saja. Tapi apapun itu, lebih baik kita diam dan tidak ikut-ikutan mengadukan dia "
" Stress kok bertahun-tahun,Bun ? ", Ragilku masih belum terima rupanya.

" Apa adik merasa yakin bahwa yang suka mengadu itu atau adik lebih baik dari dia ?".
Ragilku diam mencoba mencerna kata-kataku.

" Dik, jika kau merasa lebih baik atau mau di sebut bahwa kamu lebih baik dari A atau B, jangan bandingkan dirimu dengan orang yang lebih buruk darimu. Tapi bandingkan dirimu dengan orang yang lebih baik dari kamu."
Ragil serius menatapku.

" Jadi maksud Bunda kalau mau dianggap lebih pintar harus membandingkan dengan teman yang lebih pintar dari kita ? ", Ragil akhirnya bicara.
" Yaaa. kira-kira seperti itu. sekarang ngerti maksud Bunda ? "

" Ya, Bunda...ngerti aku sekarang "

#Alhamdulillah4everything#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar