Salah satu penyakit hati yang ada pada hampir setiap manusia adalah keangkuhan (sombong).
Sedikit saja di beri kenikmatan, rasa itu datang. Tanpa perlu di undang apalagi di ajarkan.
Salah seorang bijak mengatakan, ketika kenikmatan dunia datang menghampiri saat itu adalah awal kehancuran.
Itulah kenapa sebagian orang yang begitu 'mencintai' Allah memilih untuk tidak mendekati kenikmatan dunia sama sekali.
Lihatlah Rabiatul Adawiyah yang tidak menikah, sebagaimana Badiuzzaman Said Nursi yang seluruh hidupnya di gunakan untuk menebar ilmu dan berjuang melawan kebatilan.
Begitu takutnya mereka menjadi 'jauh' dari Allah. Hingga seluruh hidupnya di gunakan hanya untuk Allah.
Keangkuhan datang dari hati yang gelisah.
Ketika hidup tak lagi sesuai yang di inginkan, ketika hidup berjalan di sisi yang tak di duga, ketika hidup menjadi kemurungan yang di balut kegelisahan.
Ada perlawanan yang tak dia buka. Di pilih sebagai ujud ketabahan. Namun dia lupakan menyebut atau mengingat Allah.
Kegelisahan yang berlarut, ada kalanya berbelok arah. Mencari sesuatu untuk kegelisahan yang menderu.
Tak perlu jauh kita mencarinya.
Di jaman sekarang, sosial media telah membuka jalan itu.
Pertemanan yang tak ada kehadiran.
Permainan kata yang tak ada batas benar atau salahnya.
Saat mereka punya banyak 'penggemar' atau 'likers', mulailah ujub datang.
Terus 'bicara' menguar kesukaan penggemar.
Dari tentang diri sendiri, hingga nasehat yang belum tentu dia jalankan plus kutipan ayat-ayat mentah tanpa tafsir yang dia pahami.
Puja dan pujipun meracuninya.
Semakin banyak pujian, semakin ringanlah dia menebar apapun 'kemauan' sang pemuja.
Yang harusnya tak perlu di umbar, mulai di jadikan 'kebiasaan' tanpa merasa malu, bersalah apalagi berdosa.
Ketika ada teguran, dengan sombongnya dia berkata, " Ah sudah jamannya begini. Toh banyak orang juga melakukannya "
Keangkuhan tak dapat menutupi gelisah yang ada. Gelisah yang di hibur dengan puja-puji sekalipun.
Ketenangan sejati hanya bisa di raih dengan berdzikir kepada Allah.
Wallahu'alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar