Kamis, 13 Juli 2017

Kouf tgl 13 juli 2017

*Nulis Kok Gitu-Gitu Aja? Ini Dia Solusinya!*

Pernah nggak sih merasa level menulis aku kok segitu-gitu aja? Pernah?

Jujur, saya pernah. Saya merasa kok tulisannya hanya seputar itu-itu aja. Refleksi dan nasihat untuk diri sendiri. Salah? Ya nggak salah. Tapi saya ingin bertumbuh lebih baik lagi. Memperluas jangkauan kebaikan lebih lagi.

Saya pun terpikir. Ada pola menarik yang saya alami dan amati.

Nulis kok segitu-gitu aja? Ini dia solusinya?

1. Start From Habit

Mulai dari kebiasaan. Inilah pondasi dasar dari skill apapun. Termasuk menulis.
Inspirator Academy menghadirkan 30 Days Writing Challenge untuk mengatasi itu. Bangun dulu kebiasaan, baru deh menghasilkan karya dan mahakarya.

Perasaan “nulis kok segitu-gitu aja” nggak mungkin muncul kalau nggak pernah menulis. Ya mulai aja nulis dulu baru ragu tentang kemampuan yang dimiliki.
Begini begini. Banyak orang yang ragu di awal. Merasa nggak punya bakat untuk menulis hingga akhirnya beneran nggak menulis. Masalahnya kalau nggak mulai menulis adalah, kita nggak akan tahu di bagian apa yang jago dan bagian apa yang lemah. Nah kalau udah mulai aja nulis apapun, kita akan tahu apa yang harus diperbaiki.

Begitu pun alumni yang udah ikutan MMO atau BBC. Udah investasi mahal tapi kok bukunya belum kelar? Ayo bangun lagi kebiasaannya!

2. Do something new and different

Tadi pagi saya menonton video di channel Youtube Raditya Dika yang berjudul “Draw My Life”. Video dengan durasi 15an menit ini menceritakan tentang 3 fase kehidupan seorang pekarya. Apresiasi, dukungan, dan keraguan.

Dari sekian menit video ini, scene yang paling menarik adalah ketika perbincangan Radit dengan seorang teman SMA. Lebih kurang seperti ini :

“Kamu enak ya hidup sebagai penulis. Bisa fleksibel. Tapi kamu nggak bisa kayak aku dong. Hidup berkarir. Dari staff, supervisor, manager, direktur dan seterusnya.”

Kalimat ini menarik perhatian Radit. Emang benar, penulis nggak punya jenjang karir seperti itu. Cara pandang Radit unik. Jenjang karir yang menyamping.

Maksudnya gimana?

Radit tetap menulis. Tapi dia do something new and different.

Bermula dari menulis diari dan novel, Radit mulai mencoba ranah film. Malam Minggu Miko sebagai produser, vlog di Youtube, hingga sebagai Sutradara di berbagai film.

See, do something new and different. Tujuannya adalah agar naik kelas.

Tapi apakah saya harus bertumbuh kayak Radit?
Ya nggak juga. Something new and different itu sesuai kita. Kita merasa dimana?

Misalkan dari nulis apapun, coba deh mulai hal yang berbeda. Belajar fokus. Fokus di cerpen kah, atau artikel. Atau bagi yang terbiasa menulis cerpen, do something new. Mulai nulis novel. Yang udah terbiasa nulis artikel, try something different. Nulis prosa misalkan. Dan begitu seterusnya. Karena dengan melakukan hal berbeda, kita akan mendapat inspirasi baru.

Bagi alumni 30DWC, coba deh ikutan KECE atau KETIK. Naik kelas. Agar nanti kiranya bisa hasilkan karya pribadi dan menjadi mahakarya dan legacy.

3. Grow with others
Bertumbuh bersama. Kira-kira begitulah.

Inspirator Academy pun perlahan hadir untuk menjadi wadah bagi penulis agar bisa terus bertumbuh.

@simfoniaksaraofficial adalah wadah komunitas alumni Inspirator Academy. Prorgam yang udah dijalankan sejauh ini adalah Ngedate Bareng Editor. Di event ini, IA menghadirkan editor dari Elex Media Komputindo untuk diskusi langsung, apa sih yang sebenarnya dibutuhkan oleh penerbit. Hingga akhirnya ada banyak “bocoran” yang diterima.

Alumni pun sebenarnya bisa inisiatif menghadirkan program. Misalkan saja alumni 30DWC Jilid 6 mencoba untuk menulis antologi bareng. Nah ini kreatif. Tanpa diberikan arahan, mereka bergerak langsung.

Nah kamu gimana? Apa idemu agar bisa “grow with others”?

Rezky Firmansyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar