Sabtu, 24 Desember 2016

KISAH RAJA QIN

> Cara Raja Qin bisa dibilang kejam, anti kebhinnekaan, anti kemanusiaan, anti segalanya.

> Qin belajar dari kegagalan masa lalu bahwa penguasaan suatu daerah TIDAK akan BERHASIL jika hanya menguasai PEMERINTAHAN saja.

> Demi "Menyatukan yg ada di bawah langit" tidak cukup menguasai daerah hanya dengan kontrol pemerintahan, sda sdm, dll.
Tidak cukup!

> Qin belajar dari kegagalan masa lalu bahwa penguasaan suatu daerah TIDAK akan BERHASIL jika hanya menguasai PEMERINTAHAN saja.

> Saat menguasai suatu daerah dia harus menguasai pemerintahan, ekonominya, dll. Yang paling utama PENDUDUK.

> Misalnya, saat mengalahkan Han.
Dia ganti aparatnya (pemerintahan), cara berdagangnya (ekonomi), ilmu sejarahnya, bahasa (budaya), dll

> Dihabisi ilmu di kerajaan yg takluk, dibumihanguskan ilmunya (guru dibantai, library dibakar).
Guru baru didatangkan, ilmu dirubah!

> Tidak cukup dengan pergantian aparat, ekonomi, politik, sejarah, budaya, dll.
Jutaan PENDUDUK Qin dikirim ke Han.

#Sejarah

> Raja Qin betul2 anti kebhinnekaan, anti yg beda!
Pembumihangusan perbedaan & pengiriman penduduk diyakini sbg cara sukses mempersatukan Cina

> Di mata beberapa ahli, penguasaan daerah diyakini gagal karena masih ada penghargaan perbedaan

*saya tidak setuju, gagal itu skenario Allah

> Gadjah mada *gagal karena menghargai perbedaan.
Samudra pasai, Sultan Agung *gagal karena menghargai kafir.
Itu saja?

**dianggap gagal

> Penguasaan daerah dianggap gagal krn tdk ada pergantian atau persatuan ras.
Raja Qin tahu ini, dia kirim rakyatnya ke daerah jajahan.

> Etnis asli "dibersihkan", tersisa penduduk kiriman.

#Sejarah #Qin

Dwi Estiningsih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar