> Cara Raja Qin bisa dibilang kejam, anti kebhinnekaan, anti kemanusiaan, anti segalanya.
> Qin belajar dari kegagalan masa lalu bahwa penguasaan suatu daerah TIDAK akan BERHASIL jika hanya menguasai PEMERINTAHAN saja.
> Demi "Menyatukan yg ada di bawah langit" tidak cukup menguasai daerah hanya dengan kontrol pemerintahan, sda sdm, dll.
Tidak cukup!
> Qin belajar dari kegagalan masa lalu bahwa penguasaan suatu daerah TIDAK akan BERHASIL jika hanya menguasai PEMERINTAHAN saja.
> Saat menguasai suatu daerah dia harus menguasai pemerintahan, ekonominya, dll. Yang paling utama PENDUDUK.
> Misalnya, saat mengalahkan Han.
Dia ganti aparatnya (pemerintahan), cara berdagangnya (ekonomi), ilmu sejarahnya, bahasa (budaya), dll
> Dihabisi ilmu di kerajaan yg takluk, dibumihanguskan ilmunya (guru dibantai, library dibakar).
Guru baru didatangkan, ilmu dirubah!
> Tidak cukup dengan pergantian aparat, ekonomi, politik, sejarah, budaya, dll.
Jutaan PENDUDUK Qin dikirim ke Han.
#Sejarah
> Raja Qin betul2 anti kebhinnekaan, anti yg beda!
Pembumihangusan perbedaan & pengiriman penduduk diyakini sbg cara sukses mempersatukan Cina
> Di mata beberapa ahli, penguasaan daerah diyakini gagal karena masih ada penghargaan perbedaan
*saya tidak setuju, gagal itu skenario Allah
> Gadjah mada *gagal karena menghargai perbedaan.
Samudra pasai, Sultan Agung *gagal karena menghargai kafir.
Itu saja?
**dianggap gagal
> Penguasaan daerah dianggap gagal krn tdk ada pergantian atau persatuan ras.
Raja Qin tahu ini, dia kirim rakyatnya ke daerah jajahan.
> Etnis asli "dibersihkan", tersisa penduduk kiriman.
#Sejarah #Qin
Dwi Estiningsih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar