Minggu, 26 Maret 2017

Tanya jawab KMO

Penulis yang bagus adalah pembaca yang rakus.

√ Full time writer...
Sederhana, ingat mati.

Kita ga tau mati kapan, saya ga punya kenalan panitia hari akhir.

Yang bisa kita lakukan adalah mengusahakan yang terbaik untuk kehidupan setelah mati.

Bagi saya menulis adalah jalan terbaik dan termudah untuk menyiapkan investasi akhirat.

Tidak peduli siapa kita, pendidikan, usia, fisik, semua bisa jadi penulis.

Yang amalannya tidak akan berhenti mengalir walau dia sudah meninggal.

√ Menulis udah sama kayak bernapas bagi saya. Apakah kita butuh membagi waktu antara bernapas dan kegiatan lainnya?

Menulis bisa dilakukan dimana saja, kapan saja. Ga kayak main golf. Modalnya cuma niat yang kuat. Saya bisa menulis di dalam pesawat, sambil menunggu klien meeting, bahkan sambil kelas online seperti ini saya masih bisa menulis.

Seringnya adalah kita yang membatasi kemampuan kita sendiri.

√ Cara pd mempublish tulisan..
Ada dua cara. Saya analogikan sebagai jalan.

Kalau mau jalan biasa, otodidak menulis itu bisa. Dengan proses panjang dan berliku tentunya.

Kalau mau jalan tol, Inspirator Academy menyediakannya. Menyediakan mentor yang menggaransi naskahmu jadi dan layak terbit, menggaransi kualitas karyanya juga diatas rata rata.

√ Self publish.. Self publish itu naskah yang kita miliki kita edit sendiri, bayar orang buat layout, desain cover dan bayar biaya cetak buku.

Setelah jadi, kita juga jualan sendiri.

Kitab Penyihir Aksara itu self publish.

√ Novel perdana saya Petaka.

Self publishing kerja sama dengan ACT. Hasilnya dipakai untuk membantu bencana kemanusiaan.

√ Kalo self publish bukan royalti jatuhnya.

Profit.

Karena kita yang menentukan harga jualnya sendiri.

Selisih harga jual dikurangi harga produksi, 100% buat penulis.

√ Self publishing sekalipun kita perlu editor.

Ya cari orang lain (profesional) yang mau mebgedit naskah kita. Bedanya, kalau major publisher menyediakan editornya.
Kalau self, penulis yang mencari sendiri editornya.

√ Ga melulu soal buku. Tapi gini, lebih banyak mana orang yang mampu menulis cerpen dibandingkan novel (buku)?
Lebih banyak mana orang yang mampu menulis artikel dibandingkan buku?

Jadi menulis buku itu the next level of writing. Bukulah yang bisa memberi penulis royalti.

Bagaimana caranya tau bermanfaat? Tanyakan pad dirimu dan pembacamu.

√ Kalau kata Mbah Suparto Brata "Sastra adalah buku, selama tulisan itu belum dibukukan, itu belum sastra"
Kurang lebih pernah ngendikan seperti itu

√ Self publisher

Di IA Publisher juga bisa.
Kontak mba @Diah Sally aja.

Karena ini minta tipsnya ke saya, saya jawab :

Ikut Bikin Buku Club atau Mentoring Menulis Online nya Inspirator Academy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar