Saya yakin semua yang join di channel ini adalah orang-orang yang mencintai dunia tulis menulis. Semoga kelak akan lahir ribuan karya yang penuh manfaat.
Ada yang berpikir kalau mau jadi penulis harus menerbitkan sebuah buku dahulu. Kalau bisa memang lebih baik, namun kalau belum bisa, saatnya branding diri.
1. Penulis artikel
Nah, inilah langkah yang pertama bisa diambil untuk menjadi seorang penulis. Sebelum menuliskan sebuah buku , saya menekuni penulisan artikel.
Di mana?
Bukan di blog sendiri, cobalah melamar di website yang sesuai dengan passion menulis teman-teman.
Salah satunya bisa dengan menjadi contributor di web KMO yaitu www.sarapankata.com
Jangan hanya nulis 10 artikel lalu “koma” apalagi nggak ada kabar. Kirim *100artikel* , save link tulisan teman-teman jadikan PORTOFOLIO.
Inilah pengalaman saya menulis ratusan artikel. Ketika penerbit mencari penulis maka ajukan diri teman-teman dengan list karya teman-teman yang berupa link artikel (kalau sudah punya buku masukkan juga list buku yang telah terbit).
Pakai cara diatas (penulis artikel), saya lolos seleksi dan diterima oleh salah satu penerbit untuk menjadi contributor penulis penerbit tersebut di Jakarta. Namun, sayang nggak jadi . Belum dapat izin suami karena dulu masih punya satu balita (sekarang malah 3 balita :P).
Tenang, jalan menulis masih panjang (hihihihi semangatin diri sendiri)
Oiya, nulis artikel bisa juga ke majalah dan Koran. Gimana caranya? Kalau online tinggal baca-baca saja situsnya. Pelajari artikel yang telah tayang. Kalau majalah dan Koran maka beli lah, simpan kalau perlu dan kliping (jadi inget tugas sekolah). Simpan tulisan artikel yang bagus, lalu pelajari.
Jika sudah terlatih menulis artikel, siap-siap bikin lamaran atau juga nanti banyak yang melamar. Tak perlu lagi nulis yang gratisan, dapat recehan sampai ratusan ribu bahkan jutaan perartikel.
2. Resensi buku
Saya yang termasuk rajin banget beli buku daripada beli baju. Buku bisa 12 kontainer tapi baju satu lemari juga nggak, hehehe. Ternyata hobi sejak remaja ini ketika menikah jadi boomerang. Kalau dulu masih single bisa baca buku yang baru dibeli langsung selesai. Punya bayi nggak bisa, beli buku jadi hanya numpuk-numpuk (Kurang Management Waktu, salah satunya kurang ILMU, itu zaman dulu ya).
Awalnya saya baca buku ya langsung selesai. Tetapi ketika ada teman penulis yang meminta bukunya diresensi maka saya pun belajar otodidak. Kemudian ilmunekad kirim ke Koran Jakarta. Tayang dan dapat uang 300ribuan. Langsung beli buku lagi, lalu kirim lagi resensi jadi ketagihan. Sampai ada penerbit yang mengirimkan buku-buku untuk saya resensi dan terus begitu siklusnya . 2015, ada 100buku yang dibaca, kurang lebih ada 50 buku yang tayang di Koran, majalah, website online.
Cara resensi? Baca saja di blognya Kak Muhammad Rasyid Ridho. Kak Ridho termasuk penulis resensi yang konsisten dan sudah dikenal penerbit, mungkin sudah ratusan resensinya.
Dapat penghasilan dari resensi? Yes, bisa.
3. Nulis di blog
Sekarang nulis di blog bukan hanya jadi catatan online yang Cuma berisi curhatan. Sudah banyak yang menjadikan profesi sebagai blogger. Berpenghasilan dari blog tentu saja. 2015 saya menekuni sebagai blogger karena baru tahu ILMUnya. Bayangkan ngeblog dari 2006, ganti jadi profesinya 2015. ILMU itu penting ya teman-teman.
Caranya, nulis rutin dahulu di blog sendiri (no copas tulisan orang lain), ikut komunitas ngeblog dan belajar sambil bertahap.
4. Nulis di Sosmed
FB
Biasakan buat status yang damai, artikel yang bermanfaat, tidak menyerang, apalagi ribut di sosmed. Bongkar aib, nulis status yang cari sensasi, viral tapi bukan hasil sendiri.
Tambah jumlah pertemanan Anda (jangan kayak saya dulu setahun Cuma 150 teman)
Twitter
Sesekali ngetwit satu tema, bisa tentang bisnis, aktivitas edukasi anak, dll. Cari follower.
Instagram
Saya termasuk yang tidak tahu seleb-seleb instagram. Dapat penghasilan dari Instagram karena ada teman yang meminta saya untuk bantu promo bisnisnya (di blog dan post di instagram juga).
Bagaimana sampai dilirik brand ?
1. Akun sosmed tidak diprivate alias di gembok ya, jadi sebelum kita dilamar brand mereka akan ada sosial media spesialist yang akan menilai akun medsos kita.
Misal instagram followersnya asli atau robot, tema sosmed juga jadi penilaian apa isinya etalase dagangan atau ada edukatif nya misal ig saya awalnya parenting buat simpan menu MPASI anak, cara mendidik anak laki-laki dan perempuan (itujugaboleh repost ) ternyata saat ini yang melirik adalah brandanak-anak
sama seperti penerbit yang memberi surat kontrak, di media sosial ini pun saya menandatangi surat kontrak dengan brand tersebut.
Ada yang minta hardselling (menyebutkan merk), ada yang tidak softselling.
Ada yang meminta semua sosmed Instagram, FB, twitter, juga blog.
ada yang hanya salah satunya, twitter saja, FB saja, instagram saja.
Kalau dulu saya hamil 9 bulan bikin surat resign kerja di perusahaan
Kalau sekarang hamil anak ke 3 , lagi hamil 9 bulan tandatangan kontrak kerjasama dengan brand produk anak selama 5 bulan (dari Januari-Mei)
Follower min. 500 ya
setiap sosmed biasakan nulis yang baik, bermanfaat dan jadi jejak yang baik pula.
Teman saya yang HRD bilang, salah satu calon karyawan yang mau masuk kerja dibaca dahulu sosmednya, alay, ngeluh, apalagi isu SARA jadi bahan pertimbangan.
INTINYA adalah SEMANGAT MENULIS
BERANI MENCOBA
Updgrade ilmu kepenulisannya
Saya sampai posisi ini pun, dahulu sering sekali ikut kursus menulis baik offline dan online. Mau gratisan hingga bayar ratusan ribu.
ikut belajar nulis cerita anak, novel, cerpen, non fiksi.
Kapan lagi bisa menimba ilmu pada AHLI nya
Asyiknya kelas online itu MERINGANKAN
- nggak perlu mikirin uang transport
- nggak perlu repot mikirin pakai baju dress atau kemeja yang mana
- Apalagi pilih sepatu apa sandal
- Juga siapkan uang jajan selama diperjalanan
CUKUP MENYIMAK DENGAN KHUSYU.
Ya, kalau niat mau upgrade ilmu menulis, siapkan dari sekarang
Saya bekerja selama 6 tahun di perusahaan, dapatnya uang pensiun 40 juta.
saya jadi Ibu rumah tangga 6 tahun : punya anak tiga :)
Saya menekuni dunia menulis selama 10 Tahun? dapatnya adalah ILMU dan PENGALAMAN
"Teh, nggak dapat transferan uang?"
Alhamdulillah masuk rekening, kemudian disalurkan lagi kepada yang membutuhkan.
Bisa sedekah dari keringat sendiri itu, walau "segitunya" semoga bisa bermanfaat untuk orang yang membutuhkan. niat mengharap ridhonya Allah, itu saja.
Semoga bisa seperti Kang Dewa Eka Prayoga yang bisa sedekah royalti bukunya yang fantastis, sedekah ilmunya yang membantu para pebisnis yang terpuruk bisa bangkit.
Membantu pebisnis pemula agar tidak salah langkah.
Tidak punya harta bukan alasan bagi seorang muslim untuk tidak bersedekah AaGym
setuju sekali dengan quoteTweet Aagym
Gak bisa sedekah dengan uang, bisa dengan makanan. Nggak ada makanan bisa dengan sholat Dhuha.
Alhamdulillah, buku anak karya saya jadi kado kenaikan kelas, untuk anak-anak SD di salah satu SDIT, info dari gurunya langsung. #Berkahramadhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar