✔ Perhatikan QS. as-Saba':13 berikut. Jelas ayat ini mengindikasikan konsep syukur tidaklah sesimple yg dikira.
✔ Syukur di sini tentang suluk & pemberdayaan, yaitu memberdayakan segala nikmat yg Allah beri sesuai tujuan asal penciptaannya.
✔ Ucapan 'Alhamdulillah' & 'Saya bersyukur' hanyalah fragmen dari suluk di atas, serta janji seseorang untuk melaksanakan isinya.
✔Jika amal sesuai dg ucapan tersebut maka hal itu benar. Namun jika amal tidak sesuai, maka orang yg berkata 'Alhamdulillah ' itu bohong.
✔ Cara mensyukuri nikmat indra penglihatan yaitu dengan mengamati benda sekira dapat mempertebal kadar makrifat kpd Allah & sifat²-Nya.
✔ Jika demikian, seseorang diberi nikmat harta & kekayaan, namun justru digunakan maksiat, berarti ia 'kufur' terhadap nikmat-Nya.
✔ Kufur yg dimaksud di sini yaitu tdk menghargai anugerah yg Allah beri dengan cara menggunakannya di jalan yg tidak semestinya.
✔ Bila seseorang tdk bersyukur; nikmat justru dibuat maksiat, namun ia senantiasa menikmati kenikmatan itu, bisa jadi ini adalah istidraj.
✔ Istidraj adalah hukuman secara perlahan diberikan kepada seseorang, berupa limpahan nikmat, padahal ia terus dalam kungkungan maksiat.
✔ Demikian pula jika anda bersyukur, kemudian Allah mencabut nikmat dari kehidupan anda, maka ini bagian dari belas kasih Tuhan kpd anda.
✔ Betapa tidak, dg ditariknya kenikmatan, berarti Allah menjauhkan anda dari hal yg menyebabkan anda sibuk & lupa dari-Nya.
✔ Orang yg dirundung cobaan & musibah silih berganti, bukan berarti orang itu jelek, bukan orang baik², banyak dosa & tidak bersyukur.
✔ Karna terkadang Allah memberi musibah untuk menghapus dosa yg ia lakukan atau untuk mengangkat derajat lebih tinggi di sisi-Nya.
✔ Perhatikan hikmah berikutnya, "orang yang pandai bersyukur, nikmat kian tumbuh subur".
✔ Ketika meninggalkan syukur, nikmat 'akan segera' kabur & belum pasti kabur, sbb bisa saja Allah tdk mnghapus nikmat dlm rangka istidraj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar