1. Bisakah #TebarHewanKurban jadi ajang silturahim kota dan pelosok? Tak kenal, tapi bisa rajut komunikasi. Itulah yg terbayang di awal dulu
2. Caranya? Buat kejutan yg tak pernah dirasakan pekurban. Bahwa kurbannya dipotong di tempat yang tak pernah dibayangkan olehnya
3. Bagaimana tahunya? Beri laporan. Data lokasi akurat. Sertakan foto kurban dan aktivitas di situ. Jangan lupa, tuturkan dalam tulisan
4. Bisakah #TebarHewanKurban jadi ajang pemberdayaan? Jwb-nya pikiran sdh menembus batas. Dasar-dasar social entrepreneurship tumbuh di THK
5. Bisakah #TebarHewanKurban jadi stabilisator harga hewan kurban? Megalomania pun tak tercegah. Jika untuk kemaslahatan, mengapa tak dicoba
6. Bismillah. Untuk pertama kali #TebarHewanKurban didentam di tahun 94/95. @dompet_dhuafa sendiri, sudah jadi terobosan lembaga model baru
7. Gagasan #TebarHewanKurban pun digelontorkan. Sebuah gagasan baru. @dompet_dhuafa lahir dari ide. Dan harusnya terus merawat gagasan
8. Komunikasi dikemas: “Tebar 999 Hewan Kurban”. Mengapa 999? Ini dekat dengan Asmaul Husna (99). Dengan 999, emosi masyarakat disentuh
9. Bagi tim di belakang #TebarHewanKurban angka 999 jadi target perolehan. Angka psikologis untuk ditembus. Semangat kerja tim harus dibakar
10. Angka 999 tak tembus di #TebarHewanKurban pertama dankedua. Baru 1997/98 angka 999 pecah. Jumlah kurban yang ditebar sudah ribuan ekor
11. Angka 999 juga punya strategi lain. Sebagian tim tak sadar. Angka 999 ini penetral issu “kiri baru”. Paham yang lahir dari rahim komunis
12. Urus orang miskin itu mulia. Tetapi mesti dikemas ciamik. Salah-salah bisa terciduk karena dianggap menghidupkan paham komunis
13. Lembaga sosial bukan lembaga politik. Tapi musti paham politik. Agar tak dipolitisasi. Atau terjebak dalam politicking pengurusnya
14. Berkiprah atasi orang miskin, itu hidden politic. Politik tingkat tinggi. Sesungguh-sungguhnya politik, perjuangan yg tak pernah selesai
15. Jika lembaga ingin kuat, rekrut pasukan. Jika lembaga ingin berlipat laba, rekut manajer. Jika lembaga ingin sustain, rekrut pemimpin
16. Jika ingin kaya, sedari kecil ajari berbisnis. Jika ingin atasi kemiskinan bangsa, sejak kecil ajari budi pekerti/ahlak/karakter
17. Pemimpin tak perlu secerdas Einstein. Jika bisa, masyaa Allah. Pemimpin cuma perlu punya visi jelas. Tegas bertindak. Tak ragu melangkah
18. Pemimpin tak perlu tahu semua hal. Tapi pemimpin harus tahu mana yg paling urgent utk organisasi. Dan hrs tahu mana yg paling maslahat
19. Saat #TebarHewanKurban digagas, ada kesadaran realisasikan “komunitas kurban”. Dibiayai masyarakat, berdayakan dhuafa, dibeli pekurban
20. Tampaknya sederhana. Padahal coba simak. #TebarHewanKurban memutus mata rantai bisnis yg selama ini dikuasai pengijon dan tengkulak
21. Maka harga hewan sungguh berada di pelaku THK dan mitra. Agar tak picu inflasi, harga hewan kurban bisa dinormalkan | #KhittahNirlaba
22. Allahu Akbar! Peran stabilisator harga hewan kurban bisa direalisir. Syaratnya simple. Tak cari untung berlipat untuk kaya raya
23. Dan memang terbukti. Pada saatnya beberapa tahun THK pernah jadi “price leader”. Jadi rujukan penentuan harga kurban di Jakarta
24. Sebelum pedagang gelar dagangan kurban, mereka menunggu harga yg dipublikasikan THK. Spekulan hewan kurban tak bisa lagi semena-mena
25. Sumpah! THK tak digagas untuk bisnis. Jikapun bisnis, itu yang sekarang dikenal sbg “social bisnis”. Bukan raup uang sebanyak-banyaknya
26. Uang bukan tujuan utama sosial bisnis. Uang dibutuhkan. Tapi digunakan sebesar-besarnya untuk “keberlanjutan kemaslahatan”
27. Catat! Keberlanjutan kemaslahatan. Kebaikan harus dipupuk. Ingat rumus unlimited? Kebaikan + kebaikan = ridho Allah | #KhittahNirlaba
28. Semua pekurban telah terpenuhi hajatnya. Uangnya masih sisa. “Untuk apa?” Tanya mitra di lapangan | #TebarHewanKurban #KhittahNirlaba
29. “Kumpulkan. Lalu belikan lagi hewan kurban untuk masyarakat. Nama pekurban terserah. Diatur saja”, jawab tim #TebarHewanKurban. Muantaab
30. Ajaib. Ternyata cara-cara seperti ini merangsang investasi sosial. Mitra yang terlibat pun tak mau kalah keluarkan isi kocek
31. Tak terpikir mereka curangi #TebarHewanKurban, apalagi ingin kaya raya. THK yang mencerahkan, telah jadi ajang baru untuk berdakwah
32. Inti #TebarHewanKurban : benefit. Tetap fokus pada benefit. Jangan ragu. Percayalah. Berbisnis dengan Tuhan pasti untung dunia akhirat
33. Bukankah di awal @Dompet_Dhuafa tak punya apa-apa. DD dibangun dengan modal ingin jujur dan ingin baik. Fokus untuk kemaslahatan
34. Lihat bukankah kini @Dompet_Dhuafa terus berderap. Lembaga yang dilahirkan mulai mandiri. Dari bbrapa orang, kini ribuan orang berderap
35. Dari rahim DD lahir ACT, Sinergi Foundation Bandung, Solo Peduli dan BMT. Dan sudah sejak kemarin-kemarin lembaga ini mandiri
36. Yang terinisiasi lahirlah seperti Lampung Peduli, NIG Batam, DU Pontianak, RZI, PKPU dan bahkan BAZNAS. Tak terhitung juga yang kandas
37. Bahkan CFCD yang kini tengah gelar kompetensi “CSR Award” yang ke-4, juga diinisiasi oleh DD. Tumbuh mandiri sesuai aktivitasnya
38. Itulah contoh geliat benefit. Dari ragu dan khawatir tak berkembang, toh kecambah DD telah kemana-mana. Dari nothing to something
39. Ketika tak percaya dan akhirnya berbisnis, itu cermin kita kehilangan jati diri. Ruh lembaga zakat memang nirlaba. Ini #KhittahNirlaba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar