Selasa, 28 Oktober 2014

SAMURAI TANPA PEDANG .>> Erie Sudewo

Rabu, 29 Oktober 2014

1. Anda ingin jadi pemimpin? Tak salah jika anda musti baca buku The Swordless Samurai – Pemimpin Legendaris Jepang Abad XVI

2. Mengapa Jepang, itu tak jadi soal. Belajar boleh kemanapun. Apalagi belajar dari negeri yang kuat fan terbukti hebat karakter penduduknya

3. Buku ini legendaris di Jepang. Hampir seluruh pelajar di sana mengenal Toyotomi Hideyoshi. Tokoh yang dipaparkan di buku ini

4. Lahir tahun 1536 di puncak kekacauan Jepang: Perang antar-klan, saling bantai, era kegelapan. Satu-satunya hukum adalah pedang

5. Orang tuanya miskin. Saat dewasa tingginya tak sampai 150 cm dengan bobot 50 kg. Maka mustahil dia bakal jadi samurai besar

6. Namun meski tak sekolah otaknya bukan hanya tajam tapi amat cerdik. Negosiasinya menakjubkan hingga ungguli para bangsawan Jepang

7. Karena itu orang yang meragukannya bakal jadi pengikut setia, pesaing jadi sahabat, serta lawan jadi kawan|

8. Akhirnya dia satukan Jepang yang tercabik-cabik lebih dari 100 tahun. Hideyoshi yg tak bisa ayun samurai pun dijuluki

9. Apa beda pasukan dan pemimpin? Pasukan part of the problem. Pemimpin itu solve the problem |

10. Pasukan itu gunakan pedang untuk penggal kepala lawan. Sedang pemimpin gunakan isi kepala untuk tanggalkan pedang

11. Karena leadershipnya tahun 1590 Hideyoshi telah jadi pemimpin tertinggi negara. Ia dinobatkan sebagai wakil kaisar oleh Kaisar Go Yozei

12. Sedang 1596 di kita, terjadi peristiwa kecil tapi tragis, pahit dan menghacurkan. Apa itu? Cornelis de Houtman berlabuh di Indonesia

13. Melempar jangkar itu kecil. Tapi itulah awal penjajahan Belanda. Hingga merdeka 1945, kalkulasinya kita terjajah 350 tahun

14. Itu Belanda sendiri. Dengan globalisasi, penguasaan sumber daya dilakukan berjamaah. Berapa tahun kita lepas dari penjajahan gaya baru?

15. Sedang di Jepang sampai kini, 400 tahun setelah Hideyoshi wafat, kepemimpinannya terus dipelajari oleh nyaris semua anak-anak di sana

16. Ada banyak filosofi pemikiran, tindakan dan kebijakan yang diajarkan Hideyoshi. Di antaranya kita simak sama-sama

17. Ke-1 pelajari siapa pemimpinmu. Pemimpin sejati tak textbook thinking. Tapi kontekstual thinking. Lingkungan = sumber bacaan terlengkap

18. Pemimpin sejati tak andalkan silsilah, jabatan dan kekuasaan. Pemimpin yang andalkan hal-hal ini, akan dikuasai pembisik dan orang lain

19. Pemimpin sejati tampak dari visinya jauh ke depan. Berpikir terbuka untuk kemaslahatan banyak pihak. Dan selalu libatkan tim

20. Dukung pemimpin sejati. Sisihkan kepentingan pribadi demi pemimpin, lembaga dan rakyat secara keseluruhan

21. Jangan tonjolkan diri anda melebihi kemampuan pemimpin. Maka beri dia kesempatan jalankan peran. Buat atasanmu tampak tetap hebat


22. Berikan kemampuanmu melampaui harapannya. Jika laporan diminta esok, berikan sore ini. Diminta 7 hal, berikan 9 ||

23. Isi kekurangan agar atasan jadi aman di dekat anda. Jangan malah manfaatkan kekurangan untuk menikamnya |

24. Jika atasan/pemimpin sontoloyo, segera tinggalkan. Waktu anda sia-sia. Dia akan jadi mentor yang justru akan menghancurkan anda

25. Untuk rusak, cukup ikut atasan sontoloyo 3 bulan. Untuk jadi pemimpin hebat, waktu 5 tahun belum tentu cukup ikut pemimpin sejati

26. Bagi atasan sontoloyo, anda ada hanya untuk melayani dia. Atasan begini tak paham banyak hal. Dia tak bisa bedakan, anda aset atau beban

27. Maka kelebihan anda jadi bencana. Keunggulan anda otomatis jadi ancaman. Tanpa sadar anda terposisi jadi musuh |

28. Jika mundur, anda kena resiko. Dianggap tak loyal, mudah patah dan picu hasad. Fitnah pun ditebar. Pokoknya agar anda tak nyaman di luar

29. Jika tetap bersama, pun ada resiko. Anda terus di bawah bayang-bayangnya. Tak maju, serba takut, inisiatif terpangkas. Anda jadi boneka

30. Ketika tak peduli di bawah atasan sontoloyo, itulah pribadi anda sesungguhnya. Anda adalah “pecundang” |








Tidak ada komentar:

Posting Komentar