1. Kultwit Senin 6 Okt, kita coba longok Singapura. Kini tuntaskan dulu Malaysia. Negeri jiran yang tampaknya siap hadapi MEA
2. Siap tak berarti tak punya kekurangan. Korupsi pun ada. Tapi tak massal/tak terang-terangan. Moral masyarakat masih kuat jadi pencegah
3. KKN pasti ada. Namanya juga politik. Bahkan disinyalir ada juga anak pejabat yang jadi “pemburu rente”. Cuma koq tak saya baca di media
4. Oposisi pemerintah pun ada. Tapi bagi masyarakat, berseberangan dengan pemerintah yang sah itu tabu. Maka mereka juluki “pembangkang”
5. Kontrol politik amat kuat. Dunia kampus terkena imbas. Jika pembangkang menang, kampus di situ dibantu sekadarnya oleh pemerintah
6. Secara umum hal positif di Malaysia, nilai dan norma bermasyarakat masih dijunjung tinggi. Persis Indonesia di tahun 70-an. “Jadoel”-lah
7. Hingga sekelas Presdir Petronas pun masih mau memberi pengajian pada kumpulan tetangga di rumahnya. Tak risih dan tak gengsi
8. Rumah Kepala Polisi Malaysia, yang saya lihat cuma dijaga tak lebih dari 3 satpam. Rumahnya tak mencolok. Sama seperti tetangganya
9. Saya pernah diundang kendurian oleh Tan Sri Sanusi, orang Aceh yang jadi salah satu Menteri Besar di zaman Mahathir Mohammad
10. Beliau sendiri yang menyambut. Makanannya presmanan, tapi tak lebih dari 4 lauk. Kursi tamu cukup kursi plastik warna-warni
11. Saya terbelalak su 'udz dzon juga: “Ini menteri pelit amat”. Ternyata itu gaya masyarakat Malaysia. Sederhana. Gengsi ada tapi tak parah
12. Inilah modal sosial Malaysia. Tetap tumbuh/terawat, jadi kekuatan dalam mengontrol sendi-sendi kehidupan | #MalaysiaBersahaja
13. Kontrol ini telah terbangun sejak dini. Pendidikan budi pekerti di sekolah-sekolah tetap diajarkan | #MalaysiaBersahaja
14. Saat hendak ujian akhir, siswa muslim shalat Hajat bersama guru-guru. Berdoa bersama. Bagi non muslim, ke tempat ibadah masing-masing
15. . Di masjid besar di kota, rata-rata dijaga oleh satpam berseragam. Tugasnya jaga kekhidmatan. Tak boleh anak-anak berlarian di masjid
16. Jika ada anak berlarian tertawa-tawa, satpam mencegahnya. Orang tua didatangi. Jika tak mau jaga anaknya, silakan keluar dari masjid
17. Masjid memang jadi tanggung jawab negara. Boleh saja didirikan masyarakat. Setelah selesai, negara mengambil alih pengelolaan
18. Imam masjid rata-rata dibayar RM 3000 – 5000, bahkan lebih. Kali 3000-an, maka penghasilan minimal Rp 10 juta, cukup untuk hidup normal
19. Rumah sederhana yang dibangun pemerintah, minimal ukuran adalah 3 KT, 2 KM, ada ruang keluarga/tamu dan dapur | #MalaysiaBersahaja
20. Rumah dan apartemen rata-rata dibangun di tanah bukan produktif, bukan sawah. Katanya tanah dimiliki negara, bukan perorangan
21. Jika punya uang RM 400.000, silakan beli rumah di Malaysia. Mereka punya program My Second Home bagi warga asing | #MalaysiaBersahaja
22. Transportasi publik diseriusi. Warga dimanja dengan kereta api bersih, apik ber-AC dan murah. Dijamin keluar KA tak bau, tak berkeringat
23. . Taman-taman sebagai ruang publik, begitu terbuka dan banyak dibangun. Burung bebas lepas terbang kemana-mana | #MalaysiaBersahaja
24. Disiplin lalu lintas tampak dari antrian mobil motor dengan sabar. Begitu ada yang coba mendahului, supir mobil lain menggeleng-geleng
25. Di pertigaan, ada space diberi cross warna kuning. Artinya mobil tak boleh berhenti di situ saat antri. Agar mobil yang melintas lancar
26. Beda dengan warga Philipina yang suka sekali makan sambil berdiri. Di Malaysia di pasar sekalipun, jarang ada warga yang makan berdiri
27. WC/toilet disediakan juga yang jongkok. Pun tak sulit jumpai toilet jongkok di bandara internasional, hotel kelas atas dan tempat elit
28. Kantin sekolah/kampus, dikelola seperti di cafe. Apik bersih higienis. Tak dijumpai pedagang yang dikerubuti anak-anak di pinggir jalan
29. Motor ada tapi tak banyak. Tak juga dijumpai motor yang difungsikan sebagai sarana delivery order | #MalaysiaBersahaja
30. Bagi yang kantong cekak, jangan coba durian Musang King. Harganya RM 100/kg. Nah kalau satu buah durian 2 kg, Rp 700.000 harganya!
31. Jika orang Indonesia ke Malaysia, seolah kita tengok negeri sendiri. Banyak kesamaan. Bumi puteranya mungkin 80% dari Indonesia
32. Jika kita ke Singapore, benar-benar kota sibuk. Time is money. Bangun tidur hingga mau tidur, ujung-ujungnya urusan jadi stres
Tidak ada komentar:
Posting Komentar