Kamis, 30 Oktober 2014
1. Organisasi ingin kuat, rekrut pasukan. Lembaga ingin berlipat laba, rekrut manajer. Lembaga ingin berkelanjutan, rekrut pemimpin
2. Pasukan, manajer dan pemimpin mesti ada di organisasi manapun. Tapi yang buat jatuh bangun, maju mundurnya organisasi adalah pemimpin
3. Pemimpin tak perlu sekuat pasukan. Juga tak perlu secerdas atau bahkan lebihi kepandaian manajer. Pemimpin harus bisa lebih kuasai diri
4. Pemimpin harus lebih sabar dan peka merasakan, lebih waspada pada gejala, lebih dalam berpikir, lebih jauh melihat, lebih bijak bersikap
5. Pasukan tergagap hadapi banyak hal. Manajer malah ingin tahu semua hal. Dengan tahu sebanyak-banyaknya, eksistensi sbg manajer terhargai
6. Sedang pemimpin tak perlu tahu semua hal. Pemimpin hanya harus tahu hal-hal mana yang paling dibutuhkan agar lembaganya aman ke depan
7. Pemimpin yang baik tak pernah sepelekan pekerjaan. Itu semua punya kaitan dengan soal lain dan punya rentetan untuk jalan ke depan
8. Tiap orang punya pengalaman, baik atau buruk. Masing-masing punya sejarah. Tapi berapa banyak yang bisa ambil hikmah pelajarannya
9. Dari sejumlah yang bisa ambil pelajaran itu, berapa banyak yang bisa terapkan hikmahnya agar kehidupannya bisa lebih baik
10. Banyak orang yang bisa pelajari sejumlah hal. Tapi berapa banyak yang bisa mengingat, bagian mana yang paling penting untuk kehidupannya
11. Tiap orang punya jasa atas orang lain. Tapi berapa banyak orang yang ingat bahwa dirinya telah ditolong orang lain | #PengabdianPemimpin
12. Ketika kita tengah menghirup air untuk minum, jangan lupa akan sumbernya. Maka setidaknya ada 2 hal | #PengabdianPemimpin
13. Ke-1, kita harus tetap ingat, siapa yang berjasa hingga kita bisa minum. Jangan sampai saat minum, berterimakasih pun tidak
14. Apalagi ketika minum, kita malah kuasai sumber air itu untuk kepentingan sendiri. Jangan seperti “kacang lupa akan kulitnya”
15. Ke-2 mata air bisa ada karena ditopang oleh lingkungannya. Jangan kita matikan pepohonan di sekitarnya yang jadi kantung penampung air
16. Saat bisnis kuliner Sunda, jangan tanam sayur sendiri. Itu matikan rezeki petani yang cuma ahli menanam sayur-mayur #PengabdianPemimpin
17. Saat mereka mati, jangan kita tersenyum sambil buat pagar yang tak bisa diterobos. Atau amankan dengan centeng | #PengabdianPemimpin
18. Daripada buat tembok atau centeng, bukankah lebih baik kita kordinir petani. Kita atur tata niaga agar semua bisa saling mengisi
19. Tata niaga dengan bagi hasil saling menguntungkan, itulah “benteng sesungguhnya”. Orang kaya jadi pelindung, orang miskin jadi penjaga
20. Pebisnis bijak akan ubah kelemahan petani jadi kekuatan. Caranya buat organisasi yang bisa menyatukan kekuatan petani
21. Membantu petani atau orang lain adalah satu hal. Tapi ingat. Membuat organisasi itulah karya sesungguhnya | #PengabdianPemimpin
22. Dengan organisasi, visi disatukan, langkah disamakan, perbedaan jadi kekuatan, yang lemah dibantu yang kuat jadi pelindung. Indah bukan?
23. Saat ingin miliki sendiri, perkembangannya tergantung anda. Saat tak ingin miliki sendiri, perkembangannya tergantung kekuatan jamaah
24. Pepatah Arab bilang: “Ketika ingin jalan cepat, pergilah sendiri. Ketika ingin pergi jauh dan lama, berjalanlah bersama-sama”
25. Jangan lupa ada tamsil berkata: “Batu besar bisa tegak berdiri, karena ditopang batu-batu kecil lainnya” | #PengabdianPemimpin
26. Saat organisasi jalan baik, jadilah pemimpin sejati. Jangan jadi atasan sontoloyo. Jangan jadi majikan serakah | #PengabdianPemimpin
27. Jika kita bukan atasan, persilakan atasan ambil kepemimpinan. Bukan kita. Biarkan atasan merasa aman dengan kerja kita
28. Jika kita bukan atasan, buat atasan tetap tampak hebat. Sisihkan kepentingan anda demi kepentingan pemimpin sejati | #PengabdianPemimpin
29. Inilah yang dikatakan jangan kita asyik cari kesempurnaan diri. Tugas kita saat itu adalah memang layani pemimpin sejati
30. Saat anda redam nafsu, anda mulai kuasai diri, Insyaa Allah dimanapun anda aman. Jadi bawahan, atasan, teman, semua merasa nyaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar