1. Mohon maaf harusnya kultwit kali ini angkat Singapore. Tetapi mengingat sekarang suasana Eid Adha, kita angkat dulu makna kurban
2. Tahun 1994/95, tergagas #TebarHewanKurban (THK). Ide dipicu surat masuk, minta izin kelola kurban wartawan Republika | #CharacterBuilding
3. Seorang redaktur Republika pun bertanya: “Apa Dompet Dhuafa Republika (DD), tak ingin selenggarakan kurban?” | #TebarHewanKurban
4. Pertanyaan sederhana. Jawab-nya pikiran menembus batas. Harus ada inovasi baru. Mengubah pola berkurban selama ini | #TebarHewanKurban
5. Tempat pemotongan, disesaki hewan kurban. Tanpa sadar kita terjebak. Jadi gagah-gagahan. Adu berapa banyak jumlah kurban yang dipotong
6. Sentralisasi tak selalu baik. Untuk kurban, saatnya distribusi. Jangan sampai yg baik-baik cuma beredar di kalangan/wilayah itu-itu juga
7. Semangat diletup: “Jangan sampai satu helai bulu kurban jatuh di meja kita”. Artinya seluruh kurban harus ditebar ke pelosok-pelosok
8. Pemerintah Saudi yang bagi-bagikan kurban, itu hanya dagingnya. Ini namanya “kegiatan sosial”. Baik. Tapi hanya sekadar daging saja
9. Tahukah kawan, terima daging beku dari Saudi, ternyata butuh ekstra enerji juga. Ada beberapa tahap, terdiri atas : | #TebarHewanKurban
10. Ke-1 harus urus izin ke Bea Cukai. Tak mudah. Salah-salah dituduh jadi penghubung gerakan separatis, atau teroris | #TebarHewanKurban
11. Urusan ke-2, harus cermat kalkulasi hitung-hitungan waktu. Daging beku dari cold storage ke lapangan, cuma bertahan sekitar 6 jam
12. Ke-3 ini juga butuh dana untuk distribusi dari kapal ke daerah-daerah tujuan. Ini bisa timbulkan pro kontra bagi mitra distribusi
13. #TebarHewanKurban bukan distribusi daging tapi pemberdayaan. Hewan cuma sarana. Kita musti kemas jadi ajang hidupkan nilai/benefit
14. Bagi-bagi daging itu pekerjaan “social worker”. Siasahi #TebarHewanKurban itu pekerjaan “social entrepreneur”. Hasilnya, coba saja simak
15. Hubungan pemberdayaan dan #TebarHewanKurban amat kuat. Esensi THK = pemberdayaan. Lihat banyak hal diperoleh dari strategi THK
16. Ke-1 THK jadi ajang latihan memperkuat lembaga pelaksana. Team work harus utuh terbangun mengingat bentang #TebarHewanKurban : Indonesia
17. Ke-2 lembaga pelaksana disehatkan dengan kelahiran gagasan dan inovasi. Ini memacu kreativitas tim untuk berikan gagasan terbaik
18. Ke-3 #TebarHewanKurban jadi ajang terbaik perkuat jaringan. Disamping rawat yang sudah ada, tentu buat simpul baru jadi jejaring baru
19. Ke-4 inilah proses membangun integritas/kredibilitas. Untuk dapat trust tak dibangun dalam semalam dua malam | #TebarHewanKurban
20. Ke-5 hidupkan ekonomi lokal. Setidaknya ada tiga pihak yang bisa mendapat manfaat langsung dari #TebarHewanKurban #CharacterBuilding
21. Pihak 1 pelaksana #TebarHewanKurban. Pihak ke-2 kordinator peternak wilayah. Pihak ke-3 peternak langsung di rumah-rumah
22. Karena sifatnya pemberdayaan, bagi hasil terbesar untuk peternak rumahan. Mereka dapat ongkos rawat dan bagi hasil keuntungan penjualan
23. Prosentase terkecil justru di pelaksana #TebarHewanKurban. Tampaknya kecil/ekor. Sebagai bandar, total jumlah yg diterima tetap terbesar
24. Ke-6 spirit berkurban = berbagi. Bandar @tebarkurban mau berbagi surplusnya, langsung menghidupkan ekonomi lokal | #CharacterBuilding
25. Ke-7 otomatis terjadi pemerataan rezeki. Dari peternak, tukang potong, tukang ojek/transport, hingga anak-anak pengantar daging ke rumah
26. Ke-8 tujuan esensial THK juga hendak jadi stabilisator harga hewan kurban. Jika tidak, ritual kurban kelak tak terbendung komersialnya
27. Caranya? Investasi jauh-jauh hari di daerah, dirawat dan dipotong sendiri. Dibagi di sana juga. Mata rantai tengkulak diputus bukan?
28. Ke-9 THK lahirkan distributor baru untuk ternak. Ini akan jadi suatu jaringan, aset yang kelak besar manfaatnya | #TebarHewanKurban
29. Ke-10 kordinator peternak dan di rumah juga mendapat ilmu kesehatan ternak. Untuk jaga kesehatan, mantri ternak memang dilibatkan
30. Ke-11 peternak pun dapat cicipi daging yang mereka pelihara. Terutama bagi peternak rumahan, yang pelihara cuma beberapa ekor
31. Ke-12 pelosok negeri terutama fakir miskin dapat juga daging kurban. Anda tak percaya? Biasanya mereka makan daging, terakhir di Lebaran
32. Ke-13 pekurban bisa lakukan ibadah maksimal. Mengapa? Sebab mereka tak perlu mengambil haknya. Semua untuk yang membutuhkan
33. Ke-14 kalangan miskin bisa menangis. Pekurban jadi rezeki yg tak disangka-sangka. Maka doa si miskin, semoga jadi penyuci dosa pekurban
34. Ke-15 para ustadz bisa lebih bermakna dengan tausyiahnya. Ada sesuatu yg bisa dinikmati oleh masyarakat di kampung-kampung
35. Ke-16 ada laporan yg jadi sarana pembuktian. Laporan ini bisa jadi perangsang keluarga pekurban utk beribadah lebih | #TebarHewanKurban
36. Ke-17 #TebarHewanKurban terbukti jadi ajang silaturahim semua pihak. Cuma Iiblis geram, pasti akan usaha terus gelincirkan prosesi THK
37. Ke-18 usai “Krismon 98” #TebarHewanKurban pun direplika lembaga sosial. THK sudah jadi program nasional dilakukan bersama untuk bangsa
38. Ke-19 bahkan ACT telah inisiasi “Global Kurban”. Tebar ACT bukan hanya ke Asteng, juga ke negeri miskin di Afrika http://t.co/WdFP06kIG7
39. Ke-20 begitu juga dengan Sinerji Foudation usung tema “Green Kurban”. Tiap satu ekor kurban artinya tanam 1 pohon http://t.co/yI8lYegx56
40. Masyaa Allah betapa manfaat kreasi dari lembaga lokal ini. Sanggup memberi sesuatu di tengah keringnya pemberdayaan di masyarakat
41. Ke-21 subhanallah dengan THK, terbukti Islam bukan agama utopia. Islam adalah agama amal. Khidmat terbesar untuk kalangan fakir miskin
42. Ya Allah, aku sujud pada-Mu. Tergetar hati ini saksikan meruahnya kemaslahatan. Hanya dimulai dari ruang kecil 3X4 m2 thn 1994/95
43. Jangan sepelekan gagasan. Perubahan terjadi karena gagasan. Bagaimana THK kemudian, kita kupas esok 7 Oktober’14. Selamat Idul Kurban
Tidak ada komentar:
Posting Komentar