Jumat, 10 Oktober 2014

Liberalisasi Tenaga Kerja. >> Erie Sudewo

F1. Tepat 1 Jan 2015, Masyarakat Ekonomi ASEAN diberlakukan. Ada yg waswas/happy/tak tahu. Ada pula yg “what ever will be, will be lah” #MEA

2. Yang waswas paham, siapkah kita? Yang happy nyaman. Sejak kemarin, skill/usahanya sudah berkembang di #MEA. Yang tak tahu, orang awam

3. Yg tahu tapi tak mau tahu juga ada. Yg tak paham realitas tapi yakin bersaing juga ada. Gampangin aja. Inilah pihak yg kental feodalnya

4.  Satu ciri feodal, tak mau blusukan. Duduk bahas kebijakan. Sopan pada asing. Tak ragu dengan MEA, bahkan lantang teriak: “Kita siaaap!”

5. Padahal kira-kira seminggu yang lalu, Kompas turunkan berita: “600.000 lulusan PT Indonesia menganggur”. Sedang MEA sudah di depan mata

6. Sebagai turunan globalisasi, spirit #MEA pun meliberalisasi apapun. Termasuk pendidikan. Namun tampaknya kita dingin-dingin saja

7. Negara jiran anggota ASEAN, pasti bersemangat merasuk ke Indonesia. Mengapa? Sebab 251 juta orang Indonesia itu the giant market #MEA

8. Bandingkan penduduk ASEAN. Berurut yang terbesar setelah Indonesia: Phil = 105 juta, Vietnam = 92 jt, Thai = 67 jt, & Myanmar = 50 juta

9. Lalu Malaysia = 29 juta, Kamboja = 15 juta, Laos = 6,6 juta, Singapore = 5,4 juta dan Brunei Darussalam cuma 0,5 juta orang | #MEA

10. Jika anda pebisnis, pilih mana: Ekspansi ke Indonesia atau ke Brunei yang penduduknya cuma 0,5 juta orang? #LiberalisasiTenagaKerja

11. Beberapa negeri jiran tersenyum bakal kirim SDM-nya ke Indonesia. Sedang kita tetap saja lari di tempat. Masih terpaku di Kurikulum 2013

12. Sudah 69 tahun merdeka, hal dasar pendidikan belum beres juga. Ibarat usia wanita 69 tahun itu sudah nenek-nenek. Masih krisis jati diri

13. Sudah sejak lahir berkulit sawo busuk, masih juga ingin diputihkan. Hingga jalan pun sudah gontai, masih cekatan gonta-ganti bedak

14. Konsep pendidikan sudah disadarkan Ki Hadjar Dewantoro. Tapi karena bukan bule, kita masih tak yakin juga. Apa ini syndrome inlander?

15. Hingga kini konsep pendidikan kita terus “tambal-sulam permanen”. Sudah dikritisi habis-habisan, tetap saja yakin dengan tambal sulamnya

16. Orang Belanda bilang: “Bangsa Indonesia adalah bangsa jongos. Yang siap menjadi jongos bagi bangsa-bangsa lain di dunia” #MEA

17. Kini lihat. Sebenarnya soal utama perguruan tinggi di 2015 bukan hanya persaingan antar PT sesama anggota ASEAN. Tapi juga lulusannya

18. Tenaga kerja merupakan elemen penting. Ini inti #MEA. #LiberalisasiTenagaKerja, artinya hilangkan diskriminasi antar-tenaga kerja.

19. Ibarat orang Tegal ingin kerja di Jakarta tinggal berangkat bawa koper. Begitulah warga sesama ASEAN. Boleh kerja ke sesama negeri ASEAN

20. Indonesia punya 3.458 PT. Dari ribuan itu, cuma beberapa yg dianggap punya daya saing. Jika PT-nya dianggap lemah, bgmn mutu lulusannya

21. Negeri jiran luluskan sarjana berkualitas. Eh sebagian mahasiswa kita malah sibuk cari penyedia jasa skripsi/tesis seminggu selesai

22. Sarjana kita yang lulus normal pun msh hadapi kendala besar. Ke-1 bahasa Inggris terbatas. Ke-2 memang belum siap pakai

23. Ke-3 dengan atau tanpa #MEA, pemerintah negeri jiran sungguh-sungguh siapkan generasi demi generasi kawal negerinya

24. Kontras. Negeri jiran siap di #MEA. Kita terus gontok-gontokan di politik. Jelas kita tak bisa bedakan mana urusan pribadi dan negara

25.Bagai anak kecil yang terus bertengkar rebutan mainan. Tak mau tahu beberapa meter lagi lahar merapi bakal melahapnya

26. Ingat pesan Mao Zedong: “Sebesar apapun persoalan keluarga adalah kecil. Tapi sekecil apapun persoalan negara adalah besar”

27.Ingat juga gagasan BJ Habibie tahun 80-an? Dia berharap sekolah kita juga siapkan lulusan siap kerja. Eh malah ditertawai hingar-bingar

28. Bahkan media terbesar Indonesia, lecehkan CN 235. Katanya HighTech ditukar dengan Lotek (LowTech), saat kita barter beras Thailand

29. BJ Habibie ramai dikeroyok. Tak pantas Indonesia lahirkan kelas buruh, katanya. Kita adalah bangsa besar. Sepatutnya lebih humaniora

30. Kini cermati. Lebih dari 600.000 sarjana nganggur. Pengangguran yang S1 jumlahnya 420.000. Selebihnya diploma | #LiberalisasiTenagaKerja

31. Padahal tiap tahun Indonesia luluskan hampir 1 juta sarjana. Maka tak heran, ada sarjana yang jadi OB atau sekadar driver

32. Perguruan tinggi kita pun 2015 bakal langsung berhadapan dengan PT sesama ASEAN. Meski sesama ASEAN, tapi kalibernya sudah dunia

33. Di antaranya = National Univ of Singapore, Nanyang Tech Univ, Univ Kebangsaan Melayu, Chulalongkorn Univ Thailand, Univ of Philippines

34. Siapkah lulusan perguruan tinggi kita dengan mereka di pasar tenaga kerja #MEA ? #LiberalisasiTenagaKerja http://t.co/z3zGw2NDlT

35. Jika tak siap, masalah pengangguran bakal meruak lebih luas dan berdampak lebih serius daripada sekarang http://t.co/Q53uFWBTp5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar