Rabu, 12 November 2014

Keluarga Yang Sujud >> by Erie Sudewo

1. Sesungguhnya hidup itu membangun tamadun/peradaban. Maka menghidupkan rumah tangga, itu perkara amat penting.

2. Inilah titik tolaknya. Keluarga jadi basis utama. Siapa abaikan keluarga, dia abaikan masy. Siapa abai masy, dia abai bangsa/negara.

3. Dari pribadi berahlak akan lahirkan keluarga berahlak. Dari keluarga berahlak akan lahirkan masyarakat/bangsa berahlak

4. Saat pilihan isteri/suami tak mau sujud, jangan pernah berharap ada keselamatan/kebahagiaan dunia akherat.

5. Apalagi pilih pasangan beda agama. Artinya “hidup sesudah mati disepelekan. Tanggung jawab di hadapan Allah SWT dianggap kecil”.

6. Bukankah sudah dikatakan: “Apa yang menarik hatimu belum tentu baik di hadapan Allah SWT”. Mengapa kita jadi fasik?

7. Apa yg kita jawab saat ditanya: 1) Mengapa pilih isteri/suami beda agama? 2) Mengapa tak didik isteri/anak sujud pd Allah SWT?

8. Rasulullah SAW berpesan: “Kelak di akhir zaman, anak dan orang tua akan bermusuh2an”. Bgmn itu terjadi ya Rasul, tanya sahabat.

9. Saat anak hendak dilempar ke Neraka, dia berteriak: “Mana orang tuaku. Manaaa? Mereka tak pernah ajari aku sujud”.

10. Orang tua pun dihadap2kan. Maka terjadilah perselisihan antara orang tua dan anak. Sedang Neraka terus menggelegak2.

11. Kita sujud, kemulyaan Islam tak bertambah. Kita tak sujud, kemulyaan Islam juga tak berkurang. Sujud itu untuk kita. Bukan utk Islam.

12. Sbg mahluk berakal, kita harus bs bedakan mana utama & mana yg sekadarnya.Jangan ganti hal prinsip dengan hal sepele.

13. Sujud atau tidak, semua mahluk bernyawa pasti menemui ajal. Jadi “hare geneee” masih tak sujud, “apa kata akherat!”.

14. Jd amat relevan mngapa Rasulullah SAW, anjurkan pilihlah suami/isteri karena agama, iman, ahlak.

15. Pasangan punya kekurangan, pasti dia ada kelebihan yg lain. Saat kita konsen pd kekurangannya, artinya sujud kita yg bermasalah.

16. Cintalah – nikahlah – sayangilah karena Allah. Bangunlah keluarga karena Allah. Insyaa Allah keluarga selamat/bahagia.

17. Dengan begitu Allah mudahkan/ringankan/lancarkan soal keluarga. Ini seperti ditutur seorang bapak, yg menikah karena Allah.

18. Hatinya digerakkan jadi ihlas.Yg awalnya berat,seiring waktu diringankan. Awalnya tak terima,kini malah makin sayang.

19. Ihlas, itu bantuan Allah paling nyata. Soal rumah tangga pasti ada. Turun naik. Tapi dengan ihlas, akhirnya banyak hal jadi mudah.

20. Iman & ahlak=2 hal amat penting. Jk kita sulit, pilih suami/isteri yg telah punya keduanya. Maksud elooo? Kita minta dididik/diarahkan.

21. Jika kita sudah punya, pilih pula suami/isteri yg telah beriman/ahlak. Berpadunya 2 mahluk ini, akan munculkan keluarga beriman/ahlak.

22. Keluarga ini akan hasilkan anak2 yg terdidik iman & ahlaknya pula. Anak2 ini akan jadi asset masyarakat. Bukan benalu/biang kerok

23. Selepas orang tua wafat, anak2 telah mewarisi iman & ahlak. Wafatnya orang tua tak buat lepas kendali. Iman telah tumbuh di anak2.

24. Rasulullah SAW:“Nikahlah agar kamu punya keturunan &jadi ramai.Ssgh aku bangga dengan ramainya umatku di Hari Kiamat”

25. Ada yg trjemahkan anak ramai adalah banyak anak. Ada jg yg yakin bukan jumlah, tapi kekuatan iman taqwa & ahlak anak

26. Nikah karena Allah, orang tua telah bina diri. Ini modal utama. Begitu punya anak, mereka akan mudah meniru. Ortu telah jadi tauladan.

27. Ahlak ibu bapak terlihat. Baik dalam ibadah, pergaulan, makan minum, tidur, senda gurau, di waktu senang & susah, waktu sakit.

28. Melalui sebab orang tua, anak2 terbangun iman dan terdidik ahlaknya. Keluarga makin cantik, indah, tampak kasih sayang & harmoninya.

29. Terasa sejuk masuk dalam keluarga ini. Rumah tangga tenang. Jika ada krisis, sebentar saja krn iman & ahlak yg selesaikan.

30. Inilah yg Rasulullah SAW katakan: “Rumahku adalah surgaku”. Lihat bukan harta & megahnya rumah. Tapi iman & ahlak penghuninya.

31. Inilah keindahan tiada tara. Lihat suami senang karena tanggung jawabnya. Lihat isteri senang karena begitu sayangnya rawat anak2

32. Jiwa terasa terisi. Rasa senang bahagia harmoni meski hidup sederhana. Jika tak ada kewajiban, ingin rasanya selalu di rumah.

33. Untuk apa berlama2 di luar rumah, jika apa yg dicita2kan ada di dalam rumah. Ke luar rumah karena wajib. Sampai rumah jadi bahan koreksi

34. Tampak kebesaran Allah SWT dalam rumah yg sujud. Saling nasihati, memaafkan, ada dialog. Semua sibuk tapi dalam keharmonian.

35. Keluarga yg penghuninya sujud, tak ada kesombongan. Dengan tetangga pun akur saling berkunjung & bertukar makanan.

36. Keluarga yg sujud, akan memberi anak2 yg baik di masy. Masy yg baik akan memberi kehidupan berbangsa yg baik pula.

37. Mk menikah krn Allah SWT. Utamakan iman&ahlak. Inilah hasilnya: Rumah jd “Surga sebelum Surga”.

38. Ya Allah, jika kami belum sampai ke sana. Atau selama ini keliru. Bantulah agar kami bisa mengubah/meluruskan niat.

39. Tolonglah agar sebagai orang tua, kami bisa perbaiki ahlak. Mudahkan kami untuk mulai arahkan keluarga berahlak sesuai iman & Islam.

40. Ya Allah ampuni & maafkan perbuatan buruk kami di masa silam. Serta lindungi kami dari perkara yang masih tersangkut. Aamiin!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar