1. “Mamah, Ayu gak sekolah, sakit lagi?” tanya ayah pada isterinya. “Ya Pah, dia demam lagi”, jelas sang ibu | #Penyesalan
2. “Jangan lupa hubungi dokter biasanya, ya Mah”, ujar suaminya sambil bergegas menuju bandara di antar pak supir | #Penyesalan
3. Tiap dua minggu, sang ayah harus ke Kalimantan. Dua tiga hari bermalam di sana guna mengurus bisnis batu baranya | #Penyesalan
4. Sang isteri juga mesti segera berbenah. Sebelum ke Surabaya, pagi pukul 9 dia harus pimpin rapat tim marketing promosikan produk baru
5. “Bibi, nanti kalau demam Ayu tak turun, segera telepon dokter yg biasa ya. Tadi saya sudah hubungi, dia segera datang jika ditelepon”
6. Setelah dua tiga kali memegang dahi Ayu, sang ibu pun meluncur diantar supir kantor menuju Gedung Equity Tower di SCBD, Jakarta
7. Ayu Lestari yg sakit masih tertidur. Usia anak satu-satunya ini baru 6 tahun. Duduk di SD kelas 1. Sekolahnya tak jauh dari rumah
8. Sampai siang suhu Ayu tak juga turun. Dalam demam tinggi, kadang Ayu mulai menggigau. Bibi jadi amat khawatir | #Penyesalan
9. Bibi segera mengontak dokter. Ba'da Ashar Ayu sudah berbaring di RS. Di ruang ICCU, Ayu segera ditangani tim dokter | #Penyesalan
10. Ayu memegang tangan bibi yg menemani kuat-kuat. Seolah tak mau pisah. Dipandangi bocah yg selama ini seolah jadi anaknya sendiri
11. Ibu Bapak Ayu sudah dihubungi, tapi baru esok mereka bisa datang. Begitu pesan di ujung telelpon | #Penyesalan | #CharacterBuilding
12. Alhmdulillah panas Ayu mulai turun. Pk 22 malam Ayu dipindahkan ke kamar anak-anak VIP. Satu tempat tidur dengan seperangkat sofa
13. Pagi sampai siang kondisi Ayu makin pulih. Tapi bersamaan dengan kedatangan ibu di jelang Magrib, demam Ayu mulai meninggi lagi
14. Ruangan hening. Selain bibi, Ayu kini ditemani ibunya. Cuma bunyi jarum jam yg terdengar berdetak-detak. Ibu masih mengutak-atik HP
15. Tiba-tiba Ayu berkata: “Bibi, mamah papah sayang aku kan yaaa?” Bibi lirih menjawab: “Bibi dah sering bilang, mamah papah sayang Ayu”
16. Tapi ibu Ayu jelas kaget. Sebab baru pertama mendengar putrinya bertanya. “Iya dong, sayang. Ibu sayang pada Ayu”, kata ibunya
17. Namun masih dengan mata terpejam dan dalam panas yang tinggi, Ayu bertanya: “Bibi, siapa ini yg bilang sayang sama Ayu?” | #Penyesalan
18. Belum sempat ibu Ayu menjawab, bibi telah mendahului: “Iya itu ibu Ayu. Ibu sudah disini. Itu bukti ibu sayang kan sama Ayu”
19. “Aaah, bibi selalu bohong. Emang aku gak tau. Mamah papah cuma sayang sama kantornya. Sama aku nggak. Iya kan, biii!” kata Ayu
20. Bagai palu godam, ibu Ayu terhantam kaget mendengar igauan anaknya. Tak menyangka anaknya berkata seperti itu | #Penyesalan
21. “Bibi, ini tangan siapa pegang aku. Tangannya dingin Bi. Aku pingin pegang tangan bibi,” kata Ayu sambil menyingkirkan tangan ibunya
22. “Ini mamah, sayang”, kata ibu Ayu terburu-buru. “Ah gak mungkin. Mamahku sibuk sekali. Kemarin aku sakit, mamah juga gak ada”
23. Kata-kata Ayu menghunjam lagi. Kini ibunya betul-betulan shock. HP ibu terjatuh. Bibi yg memegangi lengan Ayu, mengusap perlahan-lahan
24. “Bibi, minggu kemarin katanya mamah papah mau ajak aku jalan-jalan. Tapi gak jadi kan. Mamah papah malah reuni sekolahan” | #Penyesalan
25. “Bi, aku sayang mamah papah. Tapi mamah papah gak sayang. Aku iri sama Rini dan Wati, selalu dianter mamah papah mereka. Aku pingin bi”
26. Tiba-tiba pintu terbuka, ayah Ayu masuk sambil ditemani dokter. “Siapa yg datang itu Bi?” tanya Ayu masih sambil terpejam | #Penyesalan
27. “Hallo, ini Papah Ayu”, jawab bapak sumringah. Tapi tampak lantas bingung. Suasana koq hening, asing dan agak mencekam | #Penyesalan
28. Saat dirinya bertanya-tanya, tiba Ayu mengoceh: “Tadi ada ibu-ibu mengaku mamahku. Sekarang ada bapak-bapak mengaku papahku”
29. “Bohong. Aku ga mau dibohongi lagi. Papahku kan bibi juga tauuu. Selalu sibuk. Maka ga mungkin papahku ada di sini sekarang”
30. “Tangan ini kasar sekali. Aku ga tahu tangan siapa ini koq pegang-pegang aku”, kata Ayu lagi sambil menggeser tangan bapaknya
31. Ayu melanjutkan: "Iya kan, Biii. Kalo aku minta ditemani, selalu saja mamah papah bilang sibuk. Pekerjaan di kantor banyak sekali”
32. #Penyesalan mulai merayapi hati kedua orang tua Ayu. Selama ini ternyata caranya salah. Mereka memang siapkan semua kebutuhan Ayu
33. Tapi bukankah itu hanya untuk tebus kesalahan-kesalahan karena kesibukan. Mereka hibur Ayu dengan hadiah, siapkan fasilitas dan materi
34. Mereka pun baru sadar. Ayu hampir tak pernah meminta apapun. Ayu pun diam dan menunduk ketika melihat ibu bapaknya siap-siap ke kantor
35. Jadi selama ini anaknya memendam kerinduan kasih sayang orang tua. Jadi anaknya hanya butuh sentuhan orang tua. Aaah Ayu! #Penyesalan
36. Ibu Ayu segera memeluk tubuh anaknya. Tapi tiba-tiba Ayu menolak lagi. Katanya: “Siapa ini yg peluk aku. Koq kaku dan jadi sakit dadaku”
37. Ibu Ayu kembali terhenyak. Selama ini ia memang jarang memeluk Ayu. Waktu kecil dulu, menggendongnya pun ibu Ayu ragu-ragu | #Penyesalan
38. Ibu Ayu khawatir. Pakaiannya jadi lusuh. Khawatir juga harum parfumnya bisa rusak jika tiba-tiba Ayu kecil pipis waktu digendong
39. “Bi, nanti kalo mamah papah datang. Bilang ya. Aku sayang mereka”. Senyum mengembang di bibir Ayu. Panasnya makin tinggi | #Penyesalan
40. Inaa lillaahi wainnaa ilaihi rooji'uun. Pukul 21.10 Ayu menghembuskan nafas terakhir. Ibu Ayu pingsan. Bapak Ayu tertegun berdiri
41. Pukul 7 pagi saat jenazah Ayu dimandikan, wali dan teman sekelas Ayu datang. Bertaziah sambil wali kelas menyerahkan secarik kertas
42. Tulisan karangan Ayu. Yang dikisahkan Ayu di depan kelas 4 hari yang lalu. Teman-teman Ayu juga mendapat tugas yg sama | #Penyesalan
43. Judul tulisannya: “Aku sayang mamah papah”. Gemetar ibu Ayu membaca. Di situ Ayu bercerita tentang jalan-jalan Ayu dg mamah papah
44. Ibunya tahu, itu cuma karangan. Karena selama ini mereka memang hampir tidak pernah berjalan-jalan bersama anak satu-satunya ini
45. Di akhir cerita Ayu menulis: “Mah, aku pingin ke tempat yg belum dikunjungi orang. Karena jauuuh, biar aku dulu yg lihat, ya Mah
46. Dan kini Ayu Lestari, anaknya, benar-benar mendahului. Habis sudah air mata ibu Ayu. Kertas berisi karangan Ayu tertetesi air ibunya
47. Uang cuma bisa beri kekayaan, tapi tak bisa beli kebahagiaan. Uang bisa beli obat paten, tapi tak bisa beli kesehatan dan kehidupan
48. Karir yg dikagumi, ternyata tak jadikan keluarga berprestasi. Malah karir bukan hanya minta pengorbanan, namun anak pun jadi korban
Tidak ada komentar:
Posting Komentar