Jumat, 28 November 2014

Komunikasi Dengan Anak bag.2. >> by Erie Sudewo

1. Cara komunikasi pada anak ke-9, “ulangi apa yg dikatakan anak”. Saat ortu tak sungguh-sungguh mengerti, bisa minta anak utk ulangi lagi

2. Dengan meminta ulang, itu tanda perhatian kita pada anak. Pada waktu anak tengah mengulang, ini kesempatan orang tua berpikir

3. Ke-10 “tetap bicara sederhana”. Jangan bertanya yg membuat anak berpikir kemana-mana. Langsung tepat sasaran saja | #KomunikasiDenganAnak

4. Contoh, jangan katakan “mau sarapan apa?”. Pertanyaan ini memberi kesempatan pada anak meminta di luar yg ada | #KomunikasiDenganAnak

5. Ini bukan hanya merepotkan. Ibu bakal cari-cari yg tak perlu. Juga habiskan enerji karena ketika dikatakan tak ada, anak pun bisa protes

6. Anak pandai akan segera menyerang ibu: “Lho tadi ibu tawarin aku sarapan apa. Aku minta yg itu, kenapa ibu bilang tak ada”

7. Nah sebaiknya katakan “mau sarapan telur atau roti”. Tegas dan jelas. Anak tak diberi kesempatan minta macam-macam hanya soal sarapan

8. Masalah dilokalisir. Ibu tak repot siapkan sarapan by request. Ibu juga tak repot adu argumen dengan si kecil. Kendalikan dan arahkan

9. Ke-11 dalam beberapa kasus “perlu negosiasi” untuk gairahkan anak-anak. Ada harapan. Ya tidaknya tergantung sikon | #KomunikasiDenganAnak

10. Perhatikan teknik nego. Orang tua yg memberi pilihan. Bukan anak-anak. Saat anak memilih dan merasa menang, hargai prestasi itu

11. Jangan lupa. Dalam hal minta meminta, senjata anak pasti rengekan. Ibu musti minta hentikan rengekan dan bilang “diskusi”

12. Ada hal-hal positif dengan diskusi. Anak dilatih mendengar pendapat, sabar dan santun, hargai beda pandangan, serta bertukar pikiran

13. Dalam diskusi, siapkan mental anak untuk terima kenyataan usulnya tak diterima. Sambil tetap positif pada orang yg gagasannya diterima

14. Ke-12 “jangan menyela”. Dalam tiap diskusi, ada pihak yg tak bisa diam dan ingin segera menyela. Tapi ada juga yg diam seribu bahasa

15. Biarkan diskusi mengalir, cegah anak-anak menyela. Ini pendidikan baik untuk biasakan memberi kesempatan pd orang lain bicara tuntas

16. Ke-13 “orang tua mesti tetap tenang meski kondisi segejolak apapun”. Dengan ketenangan orang tua, itu senjata ampuh redakan para pihak

17. Jangan hadapi anak yg emosi dengan emosional pula. Tenang dan sabar itu bagai air mengguyur api | #KomunikasiDenganAnak

18. Ke-14 “izinkan anak marah”. Marah tak dilarang. Tapi ajari marah pada waktu yg tepat, dg alasan yg tepat dan pd sasaran yg tepat

19. Sebab siapapun bisa dan berhak marah. Namun marah yg tak diarahkan menyulitkan sendiri. Lihat mimik orang marah, menakutkan

20. Ke-15 “izinkan anak menangis”. Bayi dan anak menangis adalah hal lumrah. Menangis tak membunuh mereka. Jadi biarkan anak menangis

21. Dalam kondisi normal, tak usah hentikan anak menangis. Banyak kasus menangis malah lebih baik. Yg dihentikan malah cenderung manja

22. Tetap arahkan untuk coba atasi perasaan. Sebab hal yg tak mengenakan akan terus terjadi dimanapun dan kapanpun | #KomunikasiDenganAnak

23. Ke-16 “ajari anak untuk menarik napas”. Saat anak sedang hysteria, ngamuk, katakan untuk tarik napas, perlahan, dan relaks

24. Peragakan hal itu. Dengan senyum dan empati, ini bisa tarik dirinya utk mengikuti. Dgn begitu otomatis kemarahannya bisa diredam

25. Begitulah ada 16 kiat berkomunikasi dg anak. Yg sering dilupakan karena memang tak sadar: “Anak bukanlah milik orang tua”

26. Tubuh mungkin bisa dikontrol, tapi jiwa anak tidak. Tubuh pun tak bisa dikontrol setiap saat dan sepanjang masa | #KomunikasiDenganAnak

27. Maka daripada susah payah kontrol anak, sebaiknya didik agar dia bisa bawa diri. ini lebih bermanfaat bagi anak kapanpun dan dimanapun

28. Pesan Rasulullah SAW: “Anak adalah titipan”. Titipan itu amanah. Tiap amanah akan diminta pertanggungjawaban | #KomunikasiDenganAnak

29. Tanpa Islam, banyak yg yakin bahwa anak adalah milik orang tua kandung. Hingga banyak yg lakukan sekehendak hati orang tuanya

30. Pertanyaannya: “Apa yg dititipkan?” Tentu bukan hanya jasad. Saat anak terlahir cacat, apakah orang tua dituntut tentang cacatnya?

31. Anak lahir dalam keadaan bersih, seperti kain putih. Tapi orang tuanya yang menjadikan anak ke kanan atau ke kiri | #CharacterBuilding

32. Banyak orang tua resah mengapa nilai matematika anaknya merah. Tapi berapa banyak orang yang resah mengapa anaknya tak sujud

33. Banyak orang tua berdoa agar anaknya sukses menjadi orang besar. Tapi berapa banyak orang tua yg berdoa untuk ketaqwaan anak-anaknya

34. Banyak orang tua khawatir anaknya gagal mencapai cita-cita. Tapi berapa banyak yg tak khawatir anak-anaknya tak kenal Allah SWT

35. Banyak orang resah agar punya body aduhai. Hingga diet seketat apapun diikuti. Tapi berapa banyak yg malah resah karena puasa!

36. Inilah tuntutan yang paling berat. Kelak orang tua akan ditanya. “Apakah anak-anak dikenalkan soal tauhid” | #KomunikasiDenganAnak

37. Tanpa kenalkan hal yg esensial itu, seberhasil apapun anak, baik harta, karir, dan ketokohan, semua itu sia-sia | #KomunikasiDenganAnak

38. Sebelum para orang tua tutup mata, ayo perbaiki. Terlanjur tak kenal tauhid, saatnya cari tahu. Minta anak berfastabihul khairat dg ortu

39. Malu? Tak usah malu. Sebab akhirat itu bukan perkara main-main dan jangan digampangkan. Besok Ahad, baik juga untuk muhasabah. Tabik!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar