Selasa, 23 Mei 2017

Kouf dr Abu Rivai

Bicarain soal NIAT KETIKA BUAT TULISAN menjadi suatu hal yang PENTING karena memang tujuan menulis tidak hanya berakhir sampai menerbitkan buku yang best seller, laris di lima benua, difilimkan, atau diundang ke sana kemari untuk isi seminar dan berbagi ilmu kepenulisan.

Tapi lebih jauh dari itu, bagaimana kalau nanti di akhirat Allah meminta pertanggung jawaban dari setiap huruf yang kita tuliskan. Sebenarnya apa tujuannya menulis? Untuk Allah atau bukan? Kira-kira seperti itulah.

Emang apa untungnya coba kalau kita selalu memperhatikan niat ketika mau nulis?

Nabi –sallallahu 'laihi wa sallam- pernah bersabda نِيَّةُ الْمَرْءِ أَبْلَغُ مِنْ عَمَلِهِ "Niat seseorang lebih sampai daripada amalannya"

(1) Artinya baru sekedar niat untuk nulis dengan ikhlas karena Allah, kita udah dapet pahala. Walaupun ternyata nggak jadi nulis. Inilah yang dimaksud oleh Rasulullah di dalam haditsnya yang lain مَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كُتِبَتْ لَهُ حَسَنَةٌ "Barangsiapa yang berniat hendak melakukan suatu kebaikan lalu dia tidak melaksanakannya maka dicatat baginya satu kebaikan"

Yang disayangkan, kalau ada kebaikan yang dilakukan tapi ternyata tidak ikhlas niatnya, ini yang jadi masalah. Kita cuman dapet lelahnya aja.

(2) Artinya yang kedua, kalau ada yang niat mau buat kebaikan, kemudian melakukan sesuai kadar kemampuan walaupun nggak bisa menyempurnakan, dia tetep dapet pahala yang sempurna. Itulah hebatnya niat.

Dulu pas di zaman Rasul, ada yang pengen banget ikut berjihad bersama rasul. mereka udah niat ikhlas karena Allah, tapi ternyata mereka tidak punya perbekalan dan kendaraan, uang juga nggak punya. tapi apa kata Rasul?

"Sesungguhnya di kota Madinah ada orang-orang yang tidaklah kalian menempuh suatu perjalanan dan tidaklah kalian melewati lembah kecuali mereka menyertai kalian". Para sahabat berkata, "Padahal mereka di kota Madinah?". Nabi berkata, "Iya, mereka di kota Madinah, mereka terhalangi oleh udzur" (HR Bukhari dan Muslim)

Sekali lagi, kisah itu juga menunjukkan kehebatan niat yang ikhlas. Ini berlaku umum. Apapun perbuatan baiknya. Mau nulis, mau apdet status, dst

(3) Artinya yang ketiga, ternyata niat itu sangat menentukan kadar pahala yang kita dapatkan. Dalam hal ini tentunya pahala yang kita dapatkan lewat tulisan yang kita goreskan. coba perhatikan kisah berikut,

Orang pertama : Allah berikan kepadanya harta dan ilmu, maka diapun menggunakan hartanya dalam ketaatan kepada Allah. Orang kedua : Allah berikan kepadanya ilmu namun Allah tidak memberikannya harta, maka diapun berkata, "Kalau seandainya aku memiliki harta seperti si fulan (orang yang pertama) maka aku akan beramal sebagaimana amalannya."

Nabi berkata, "Maka keduanya sama-sama mendapatkatkan pahala yang sama". Ini contoh untuk niat yang baik. Orang ketiga : Allah berikan kepadanya harta namun Allah tidak memberikan kepadanya ilmu, maka diapun menggunakan hartanya untuk bermaksiat kepada Allah. Orang keempat : Allah tidak berikan kepadanya harta dan ilmu, maka dia berkata, "Kalau seandainya aku memiliki harta seperti si fulan (orang yang ketiga-pent) maka aku akan berbuat sebagaimana amalannya".

Nabi berkata, "Maka keduanya sama dalam mendapatkan dosa" Ini contoh untuk niat yang buruk.
HR Tirmizi

Contoh yang lain, "Barangsiapa yang menyeru kepada petunjuk (kebaikan) maka bagi dia pahala sebagaimana pahala orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sama sekali. Dan barangsiapa yang menyeru kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa sebagaimana dosa orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sama sekali" HR Bukhari dan Muslim

Sebenarnya masih banyak lagi contoh contoh yang menunjukkan kehebatan niat.

Kesimpulannya : Niat yang ikhlas dan sudah tercatat di sisi Allah, pasti akan mendapatkan pahala. Cuman masalahnya, saya sendiri juga sering lupa, eh, ini niat tulisannya untuk apa ya?

Terakhir, saya tutup pertemuan ini dengan perkataan salah seorang ulama terdahulu, tapi saya tidak tahu namanya,,, :)

2, 1: قُوَّةُ الْمُؤْمِنِ فِي قَلْبِهِ وَضَعْفُهُ فِي جِسْمِهِ وَقُوَّةُ الْمُنَافِقِ فِي جِسْمِهِ وَضَعْفُهُ فِي قَلْبِهِ

Artinya : "Kekuatan seorang mukmin terletak pada hatinya, dan kelemahannya terletak pada badannya. Dan kekuatan seorang munafik terletak pada badannya dan kelemahannya terletak pada hatinya"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar