Rabu, 17 Mei 2017

Total Sedekah #1


Kenapa masih dibahas? Khan ada ustad sedekah, Ustad Yusuf Mansur. Ada lagi Mas Ippho dengan sedekah ekstrim. Dan ada lagi di training Pola Pertolongan Allah, Mas Reza Rendi dengan Batas Getar Atas (BGA) yang intinya sama, sedekah besar-besaran.
Beli dengan amal, salah satunya sedekah. Banyak ayat di Al Qur'an juga sama, menganjurkan dan menyuruh sedekah. Lha terus gimana?

Hehe...apakah kita sudah melakukannya? Sedekah terbaik apa yang pernah kita lakukan? Berapa kali? Atau hanya sesekali? Ulangi lagi dan lagi...

Karena ayat di Qur'an juga berkali-kali menganjurkan ini. Nggak hanya harta, bahkan sampai jiwa. Wah... Iya bahkan sampai kesana....

Di Total Sedekah ini, saya harapkan dan doakan semoga Allah pahamkan untuk kita terbiasa sedekah dan sesekali sedekah yang luar biasa. Bukankan Nabi suka ibadah yang istiqomah?

Ada temen saya yang disakunya selalu bawa recehan. Ternyata setiap ketemu pengemis, pengamen atau orang yang minta-minta, selalu dikasihnya. Tidak menggerutu, mengumpat, atau menyalahkan. Tapi memberi. Iklas begitu aja. Ya, kalau memberi karena Allah, maka jangan sampai berhenti karena manusia.
Ada lagi temen yang sudah siapin uang 2 ribu sebanyak 30 lembar. Total 60 ribu. Setiap hari, sedekah 2 ribu tuh di Masjid. Biar sedekah harian gitu. Alhamdulillah kata dia, itu melatih mental kaya. Bukankah Allah Maha Kaya?

Ada lagi yang pas sebulan full Ramadhan, sedekah satu dus Aqua per hari. Biar jadi pahala juga buat yang buka puasa disana, minum, haus dan jadi seger kembali. Brrr.....

Bahkan di buku perdana saya, Pengusaha Tangguh juga ada anjuran bagaimana harus sedekah nasi bungkus setiap hari terus-menerus hingga sekian hari itu. Insyaallah target Omset akan penuh seperti yang diajarkan salah satu guru Enterpreneur disitu.

Sedekah adalah bahasa lain iman dalam hal harta. Makanya kalau mau melakukan exercise of Iman, ujian keimanan, salah satu caranya adalah bersedekah. Yakin nggak Allah akan balas puluhan kali, ikhlas nggak kita keluarkan harta yang sudah Allah kasih, mau enggak melakukannya lagi dan lagi.

Seperti Abu Bakar, sahabat Nabi yang utama dan pertama. Karena beliau menjadi Khalifah (pemimpin) setelah Nabi tiada. Bagaimana Abu Bakar kalau sedekah sudah tidak hitung-hitungan lagi. Sama Allah dan Rasul, imannya sudah yakin sekali.

Apakah hartanya makin berkurang dan tergerus begitu saja? Apakah kemudian dia jadi terlunta-lunta? Apakah setelah habis sedekah, Allah tinggalkan begitu saja? Tidak ternyata. Imannya terus bertambah dan makin sempurna.

Allahlah yang kasih rezeki dan kalau kita sedekah seakan kita kembalikan lagi ke Allah. Allah Maha Membalas dan Mensyukuri. Ada pahala, ada balasan sedekah, ada ketenangan jiwa, ada surga, ada perasaan hidup merdeka tidak diperbudak harta, dan itulah sebagian yang akan dirasakan oleh diri kita yang bersedekah.

Ada cerita seorang shaleh dan menguji keimanannya dia. Allah janji dalam kitab suci bahwa semua makhluk yang melata, Allah jamin rezekinya. Termasuk di dalamnya manusia.

Kemudian orang shaleh ini pergi menjauh dari kerumunan manusia. Dia ke sebuah gua yang susah dijangkau orang dan masuk pelosok. Untuk kesana perjalanan susah dan terjal. Dia akhirnya masuk dalam gua, masih masuk terus hingga gelap gulita dan menurut perkiraannya susah orang akan mencapainya.
Orang shaleh ini juga mikir, kalau memang dijamin rezekinya, apakah Allah bisa memberinya saat orang ini sudah merasa tak terjangkau manusia?

Tidak membawa bekal makanan dan minuman, itulah yang dilakukan. Karena memang ingin uji keimanan terhadap ayat yang berbunyi tentang Allah yang menjamin rezeki ciptaan-Nya.

Akhirnya orang sholeh ini duduk bersila, bertapa dan akhirnya berlalu menit, jam, waktu dan mulai kerasa mulai kehausan, kelaparan, tapi orang shaleh ini diam aja dan terus dzikir mengingat Allah.

Dalam kondisi gelap, orang shaleh ini yakin bahwa rezeki pasti Allah kasih sendiri, datang sendiri karena Allah jamin ini. Akhirnya hari berganti...

Tiba-tiba keajaiban terjadi. Ada serombongan orang yang tiba-tiba berkunjung ke gua. Dan terus masuk ke dalam dalam kegelapan. Terus masuk sampai ketemu ini manusia.

Mereka takut, apakah ini orang atau jin. Sampai akhirnya mereka memastikan bahwa ini manusia beneran. Ditanya, disapa, dan diajak bicara, orang sholeh ini diam saja. Sampai rombongan orang ini tahu dari penampilan kalau manusia aneh di gua ini sepertinya kelaparan dan kehausan.

Rombongan ini tawari makanan. Tapi diem aja jawabannya. "Ayo makan," tapi tak ada jawaban. Sampai mereka akhirnya geram dan melakukan tindakan lebih.

Akhirnya sampai mereka suapin sendiri tuh orang, masukan makanan dan paksa minum ke orang yang ditemui ini.

Orang shaleh ini kemudian tertawa dan bener-bener gembira. Karena apa? Memang janji Allah itu bener adanya. Janji Allah betul sekali. Janji Allah bener-bener terjadi.

Mau coba?

Saya dan mahasiswa-mahasiswi saya sudah pernah mencoba mempraktekkan hal seperti  itu. Bukan di gua, tapi di kota besar. Jadi tidak harus ke gua. Apa yang ada di tabungan, di rekening, di saku, tidak dijamah. Saya dan mereka ada uang, tapi sengaja tidak dipergunakan untuk keperluan sehari-hari selama 40 hari ke depan. Lalu gimana?

Ya usaha, ya jualan, ya dagang, ya silaturahmi, ya negosiasi, ya ngobrol dan ya ngomong. Ternyata rezeki itu ada saja dan ada dimana-mana.

Kalau orang shaleh di cerita tadi adalah rezeki yang dijamin, pasti ada dan pasti datang sendiri. Maka yang kami lakukan adalah rezeki yang dicari dan insyaallah bisa lebih. Allah membalas apa yang kita usahakan. Baik di dunia dan akherat.

Gimana, berani mencoba????

Salam Joss

Tidak ada komentar:

Posting Komentar