1. Sebenarnya setiap orang punya jadual kegiatan rutin di rumah. Satu dua menuliskannya. Tapi lebih banyak lagi yang tak mencatatnya
2. Sadarkah bahwa #DiBalikJadualRutin, itu cermin kualitas diri kita. Juga jadi cermin : “Mengapa Indonesia bisa seperti ini?
3. Jangan sepelekan buat jadual kegiatan rutin untuk diri sendiri. Sebenarnya ini hal biasa. Tapi mengapa jadi “ruaaar biasaaa” di kita?
4. Jawabnya: “Kita selalu biasakan hidup, jika bisa, tanpa aturan”. Aturan atau jadual tertulis yang tidak kita buat untuk diri sendiri
5. Apakah penting jadual tertulis? Awalnya betul amat penting. Melalui jadual tertulis, kita jadi patuh dan disiplin. Ini pembiasaan
6. Namun setelah terbiasa dengan jadwal, tanpa tertulis pun kita akan patuhi apa yg telah jadi kegiatan rutin. Tak ke sana-sini
7. Jadual tertulis memaksa hidup jadi terarah. Ada kegiatan rutin yang wajib dilakukan. Selebihnya improvisasi. Boleh ya boleh tidak
8. Sesiapa yg biasakan diri punya jadual, sejatinya dia merupakan orang yang mau ikuti aturan, patuh dan disiplin. Dia pendidik diri yg baik
9. Dia terbiasa hidup dengan tegakkan aturan di rumah. Ketika ke masyarakat, dia jadi bagian yang mudah patuh pada aturan di manapun
10. Sebab dia sudah rasakan. Aturanlah yg membuat tatanan jalan baik. Jadilah sistem yang memaksa/menjamin mekanisme berjalan baik
11. Sebaliknya orang yg tak biasa terjadual. Untuk membuat jadual tertulis pun pasti dirinya menolak mentah-mentah. Kenapa dia menolak?
12. Harga diri tersinggung. Kedewasaannya terusik. Dia terpermalukan. Seolah-olah dia dikembalikan ke masa anak-anak | #DiBalikJadualRutin
13. Padahal pada waktu kanak-kanak, hampir pasti, “dia tak pernah membuat jadual kegiatan rutin sehari-harinya” | #DiBalikJadualRutin
14. Dia hidup tanpa aturan yang dibangunnya. Sampai dewasa, dia jalani hidup dengan ikut sana-sini. Penuh improvisasi | #CharacterBuilding
15. Hidup seperti itu, tak lain mengakali jalannya hidup. Dirinya tak dibiasakan beraturan. Dimanapun dia terus mengakali apapun
16. Ketika yg lain patuh, dia ikut. Saat yg lain tak patuh, dia ada di belakangnya. Ketika ada yg curang, jangan-jangan dia juga ada di situ
17. Apa yg dilarang, dia patuh saat ada petugas. Saat tak ada, EGP. Ketika ditegur teman karena merokok, dia malah sengaja dan nantangin
18. Di tempat ber-AC, di kendaraan umum, di ruang umum, orang Indonesia yang merokok seolah menghisap asap dengan tanpa merasa bersalah
19. Orang-orang yg hidupnya biasa tak patuh dengan jadual, dirinya jadi cenderung merusak. Dimanapun dan kapanpun selalu bersiasah
20. Di jalan, tiada hari tanpa tilang. Apalagi yg namanya motor. Jika bisa seluruh jalan dikuasai. Tak melanggar, tak afdol sbg pemotor
21. Di kampung, anak-anak SD leluasa bawa motor. Orang tua bukan hanya mendiamkan, malah tugasi anaknya pakai motor | #DiBalikJadualRutin
22. Di kota, anak orang beken dan pejabat, sama saja. Mengemudi tanpa SIM. Saat celaka, ada yang tanggung jawab ada pula yang “cincai” lah
23. KIR jadi dagelan. Ini bukan cuma perkara sekadar suap. Karena mobil tak layak tetap jalan, nyawa manusia tak ada artinya sama sekali
24. Jembatan timbang truk, siapapun tahu sandiwaranya. Truk-truk over weight lewat. Maka jalan di seluruh Indonesia cepat hancurnya
25. Di sekolah, tiada detik tanpa mencontek. Saat ada siwa jujur dan tak mau berbagi saat ujian, eh diboikot. Disebut sok moralis dan diusir
26. Jajanan di sekolah, mengerikan. Yg mengolah panganan anak-anak SD, banyak orang bawah. Coba jawab: “Apa mereka peduli makanan baik?
27. Zat pewarna tekstil punya. Borax, vetsin, bahan kaduluwarsa dsb yg buruk diracik. Lalu apakah mereka kenal kebersihan dengan baik?
28. Semua itu dijajakan di pinggir pagar sekolah. Lengkap dgn dagangan lain, serta abu jalanan yg bertebar leluasa ke sana-sini
29. Sampah, he he he… Ada teman bule katakan: “Indonesia adalah tempat pembuangan sampah terbesar di dunia” | #DiBalikJadualRutin
30. Heeek, saya tertohok. Tapi saat direnungkan, “iya juga ya”. Dimanapun orang buang sampah. Bahkan di lantai istana pun ada puntung rokok
31. Mengapa terjadi banjir? Jawabnya pasti ulah kita. Lihat di antaranya. Pohon ditebangi ludes. Sungai jadi tempat buang sampah
32. Daerah resapan air seperti jumbleng/rawa kecil, diurug tanah. Di atas dibangun rumah. Lha bgmana tidak banjir, wong disitu tempat air
33. Yang bangun namakan diri “Sang Pengembang”. Yg beli kelas menengah. Sesama terpelajar. Klop penjual pembeli, kerjasama dalam keburukan
34. Toilet, hei… hei… itu show room terbaik. Perlihatkan kualitas kebersihan kita. Yg bersih dan jorok, kira-kira berapa perbandingannya?
35. Yang paling mengerikan, jangan-jangan di sebelah rumah kita ternyata pabrik UKM narkoba. Atau eh tempat pengatur prostitusi ...
36. Bisnis banyak yg ingin menang sepihak. Baca baik-baik peraturan yg perusahaan keluarkan. Rata-rata yg “terdakwa dan terpasung” pembeli
37. Mungkinkah itu semua berkait dengan tak pedulinya kita pada jadual kegiatan rutin di rumah? jawabnya kita kupas Senin 8 Des 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar