Rabu, 10 Desember 2014

Ngaji Hikam 9 Desember 2014

⭐ “Seringkali engkau menganggap dirimu buruk, maka cara yg engkau ambil adlh berteman dg orang yg keadaannya lebih buruk daripada dirimu”.

⭐Hikmah ini adalah kelanjutan dari #NgajiHikam yg kemarin tweeps, bab-43. Hikmah malam ini hanya sekedar penyambung & penyempurna saja.

⭐ Langsung masuk ke pembahasan intinya saja ya. Hikmah Ibnu Athaillah kali ini mengandung pesan moral yg tinggi tentang “persahabatan”.

⭐Misalnya, Anda adlh seorang Muslim yg taat menjalankan rutinitas ibadah. Anda istikamah & selalu tepat waktu shalat berjamaah di Masjid.

⭐Anda juga memenuhi semua anjuran2 agama seperti berpuasa saat bulan Ramdhan, berzakat & berhaji ke Baitullah secara sempurna.

⭐ Sayangnya, Anda punya sisi buruk yg negatif. Diantaranya, ternyata Anda adlh tipe orang yg cinta dunia, cinta harta & cinta jabatan.

⭐Banyak waktu Anda terbuang sia2 lantaran sering digunakan untuk hal2 berbau keduniawian. Mata Anda tersilaukan oleh gemerlap dunia.

⭐Di sisi lain Anda juga suka berteman dg orang2 yg tak baik. Pemabuk, pecandu narkoba, pemalak jalanan & preman adlh komunitas inti Anda.

⭐ Anda merasa bangga bergabung dengan mereka, sebagaimana mereka senang dg kehadiran Anda di komunitas mereka.

⭐Situasi semacam ini sering terjadi di sekitar kita kan tweeps. Bagi masyarakat perkotaan, hal seperti ini sudah jadi semacam gaya hidup.

⭐Nah, dari alur kehidupan yg Anda jalani tadi terekam bahwa Anda adlh sosok yg baik. Di banding teman2 Anda, hanya Anda yg paling bersih

⭐Anda satu2nya orang yg berjalan lurus menuju Allah. Pribadi Anda saat itu sangat sempurna & tanpa ada cacat sedikit pun.

⭐Oke, mari kita bahas kaitan antara hikmah Ibnu Athaillah malam ini dengan rekam kehidupan Anda tadi. Monggo dilanjut…!!!

⭐Dalam merajut pertemanan, Anda seharusnya selektif. Selektif memposisikan diri sendiri & selektif memilih kepribadian teman.

⭐ Tujuan utama persahabatan/pertemanan adlh agar tercipta motivasi dua arah yang sama2 menguntungkan kedua belah pihak

⭐yaitu Anda bisa mengambil hikmah kebaikan dari mereka, dan mereka juga bisa menjaring kebaikan dari kepribadian Anda.

⭐Jika kehidupan Anda cocok dengan perumpamaan yg ada di muka tadi, maka ketahuilah bahwa Anda sedang berada dalam posisi yg salah.

⭐Berteman dengan orang2 yang kepribadiannya lebih buruk, akan menyebabkan Anda buta. Buta mata & buta hati sekaligus.

⭐Dikatakan buta mata karena dalam penglihatan Anda, hanya Anda sendirilah yg paling baik ketika itu. Anda paling suci & paling bersih.

⭐ Dikatakan buta hati karena hati Anda tertutup untuk mengoreksi cacat diri sendiri. Hati Anda hanya sibuk menilai kebaikan2 diri saja.

⭐Jika keadaan semacam ini terus2an dibiarkan, jangan harap kepribadian Anda akan tambah baik. Cara berpikir Anda pun akan ikut rusak.

⭐Anda akan berada dalam situasi paling sulit, sebab akal Anda telah terjebak nafsu Anda sendiri. Nafsu bisa saja mengalahkan akal sehat.

⭐Maka berhati2lah dengan nafsu Anda. Jangan pernah membiarkan nafsu Anda menguasai Anda. Jangan sampai Anda tertipu. Ingat2 ya tweeps..

⭐Lalu pertemanan Anda dg orang2 yg punya sifat negatif tadi bagaimana? Jika Anda sudah terlanjur masuk, lalu solusinya apa, dong???

⭐kata al-Buthi, hal semacam ini sudah masuk dalam ranah dakwah. Maka hanya orang2 tertentu saja yg bisa masuk kesana. Bukan semua oranng.

⭐Dalam metode dakwah Islami, sama sekali tak ada anjuran Anda harus ikut tradisi negatir mereka. Anda seharusnya jadi diri sendiri.

⭐Aturan yang ada dalam dakwah Islami adlh, Anda hanya berkewajiban untuk menasehati, mengajak diskusi & menuntun mereka.

⭐Mendakwahi orang2 yg rusak secara moral & psikologis tidak harus masuk langsung menyatu dg kehidupan mereka. Tidak kan tweeps...

⭐Kekhawatiran justru timbul saat Anda berperilaku layaknya teman2 Anda yg rusak itu. Jika teman Anda pencuri, apakah Anda ikut mencuri?

⭐Bila sahabat dekat Anda pecandu narkoba, lalu apakah Anda juga akan ikut jadi pecandu seperti mereka? Jawabannya, tentu saja tidak.

⭐Dakwah itu punya aturan2 khusus, begitu pula kehidupan yg negatif juga punya jalan lain tersendiri. Keduanya tak boleh dicampur aduk.

⭐Maka tak ada alasan bagi kita untuk ikut arus negatif teman, sebab semua sudah ada aturan2 baku. betul kan tweeps...

⭐Saat melihat teman Anda melakukan maksiat, maka Anda harus bertindak, menegor, atau paling Anda harus tidak ingkar di hati.

⭐Saat melihat sahabat Anda memalak orang tak bersalah ditengah jalan, maka Anda harus menolong orang itu, sebagaimana anjuran2 Syariat.

⭐Bila ternyata teman Anda masih bergeming & tak mau tobat dari perbuatan2 bejatnya, jalan keluarnya, ya tetap dg "menasehati".

⭐Sebab nasehat baik adlh cara paling ampuh, selain juga dg mendoakan mereka. Nasehatilah mereka dg baik, karena itu anjuran agama Islam.

⭐Satu nasehat tak mempan, ya harus 2 kali nesehat. 3 kali juga tak mempan, ya harus 4 kali. Begitu seterusnya. Berdakwah tak boleh mati.

⭐Semangat dakwah harus tetap hidup, karena sampai hari kiamat pun orang2 yg berbuat buruk & jahat tak akan pernah ada habis2nya.

⭐Sarana yg digunakan juga harus beragam: bisa pakai lisan, tulisan ataupun media2 lainnya. Yang modern kadang pakai FB & Twitter.

⭐Intinya, pandai2lah memilih teman/sahabat, sebab merekalah yg akan menemanimu di dunia hingga akhirat kelak. Indah sekali persahabatan.

⭐ Sisi negatif yg ada pada teman juga jangan dijadikan kedok kebaikan diri Anda sendiri. Sifat negatif mereka juga jangan jadikan contoh.

⭐Sekian dulu tweeps #NgajiHikam malam ini. Semoga diri kita bisa memancarkan cahaya positif yg menginspirasi orang2 di sekitar kita.

⭐Jangan pernah putus asa mengingatkan sesama, utamanya pada orang2 dekat kita. Keluarga, kerabat & tetangga adlh orang2 yg di sayangi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar