1. Ada pesan dari kamar sebelah tentang #kamiVSkita. Saya coba jabarkan dalam sharing di kultweet pagi kali ini | #CharacterBuilding
2. Kahlil Gibran pernah menulis puisi: “Bangsa Kasihan”. Tapi kita gali dulu puisi sedih tentang negeri “Ketika Kita Tertawakan Kami”
3. Kita dan kami jelas berbeda. Kita itu skalanya luas. Bisa libatkan semua orang. Sedang kami itu terbatas. Hanya saudara senasib
4. #kamiVSkita mengira air tak mungkin bisa bersatu dengan minyak. Tapi Danone libas kekuatan Aqua, dan Total Indonesia kangkangi Mahakam
5. Lalu mereka teriak “Vive la Liberte”. Entah Liberte siapa. Kita tertawakan kami. Bukan lagi terkekeh. Tapi terbahak-bahak lepas berderai
6. Jelas kita itu siapa, bisa tertawa siapa. Dan kami yang ditertawai, hanya mesem kecut. Sebab di antara kami, pasti pula ada yg jadi kita
7. Kadang #kamiVSkita menjalin ikrar dan bertekad berdikari. Tapi apa lacur, kita malah gusuri warung-warung kopi kami | #CharacterBuilding
8. Dan kita begitu leluasa menggantinya dengan Starbucks. Padahal jelas itu jualan kopi kami dari jenis Arabica Gayo, java, Bali dan Toraja
9. “Its not just coffee. Its Starbucks,” oceh mereka. Lalu kita kembali terpingkal tertawakan kami. Dan kami kembali cuma mesem kecut
10. Kita yakin bumi yang ada di kami, itu bongkahan Surga. Karena Surga bisa dimiliki siapapun, maka pd siapa saja kita sambut sumringah
11. Entah seolah tak peduli pada kami, koq kita begitu leluasa panggili siapapun: Belanda, Inggris, Perancis, Jepang, Amerika dan China
12. “Mari silakan jarah. Tak perlu bingung dan ragu. Tak usah hirau siapa tamu siapa tuan rumah”. Era global, everything is available
13. Lalu kita tertawakan kami yang bingung. Kenapa kami bisa keceplosan ngomong begitu. Apa karena sebagian kami telah jadi kita?
14. Besok entah kami makan apa. Namun kita kan siap beri utang. Yang kita bilang, itu “bantuan jangka panjang”. Lebih 50 tahun pun tak apa
15. Nah kami yang jadi kita itu koq tega dan tak peduli ya. Bahwa pinjaman lunak 50 tahun lebih itu, jatuhkan negara dalam utang permanen
16. Apa itu strategi lanjutan usai kami belajar di sana. Bahwa sebagai murid yg baik, kami mesti jadi kita, “kami jadi kaki tangan kita”
17. #kamiVSkita beranak pinak di tanah kaya raya ini. Kami bahkan terlalu kaya untuk jatuh miskin. Harusnya mustahil rakyat kami miskin
18. Namun kami yang jadi kita, terpaksa harus layani kita. Dulu kami yg kita, dicap pengkhianat. Tapi kini globalisasi. Apa masih relevan?
19. Maka dengan senyum kami persilakan Freeport dulang emas Papua. Petrochina sedot gas dalam storage tank seukuran lapangan bola
20. Chevron membual ciptakan puluhan ribu lapangan kerja. Tanpa ada yg kerja, apa bisa mereka lakukan sendiri | #kamiVSkita
21. Kami paham kongkalikong ini. Cuma kami koq mati rasa. Apa karena keju kita teramat gurih. Hingga “aku cinta Indonesia” tawar rasanya
22. Lalu kita tertawakan kami yg antri seliter bensin untuk motor kreditan buatan Jepang | #kamiVSkita | #CharacterBuilding
23. Di kita harga minyak turun. Di kami naik. Bensin naik. Eh Shell di hari itu turunkan harga. Ini buat #kamiVSkita main mata
24. Sudah lama memang #kamiVSkita buka jendela lebar-lebar hingga para tamu leluasa masuk dari yg kulit bule, kuning, hingga hitam legam
25. Sebagian kami yg jadi kita berlomba melacur diri. Apapun dijual, hingga tak ada lagi harga diri. Negeri ini memang telah tergadai
26. Sebagian kami terlanjur jadi badut. Tak lagi jelas antara bangga dan sakit hati. Dollar, tepuk tangan, dan dielu-elukan memang membuai
27. Ketika tak ada lagi harga diri, kita selamat karena atmosfir globalisasi. Tapi kami lebih berat. Karena ada di negeri sendiri. Senasib!
28. Lalu kita yg asing dan sebagian kami itu tertawai kami. Sambil berlomba menyindir kami. Kami yg kita, tak peduli. Sudah jadi warga dunia
29. Dgn usung perusahaan MNC, kita berkelahi rebutan daging. Tapi kami di lokalan, saling cakar rebutin tulang. Orang Jawa bilang: “Tetelan”
30. Sementara Pudel, Peking, Doberman, Chihuahua, Husky dan entah anjing mana lagi, punya berlebih daging dari dapur kita | #kamiVSkita
31. Namun kami yg kita itu, tangkas sediakan kebutuhan daging itu. Sedang anjing dan kucing lokal yg kurapan, mengais ke sana-sini
32. Akhirnya kita kelelahan tertawakan kami. Karena sudah puluhan tahun. Kini kita jatuh terlelap di kasur putih bersih disediakan oleh kami
33. Yang esok saat bangun, kita makin cengkeram negeri kaya nan elok ini. Sedang kami yg kita, esok tergantung angin mana yg lebih kuat
34. Kami yg bukan kita, cuma berharap dan berharap. Entah apakah esok masih ada yg bisa dimakan | #kamiVSkita | #CharacterBuilding
35. Mari renungkan. Kita semua, termasuk kita atau kami. Sampai jumpa esok dengan topik berbeda | #kamiVSkita | #CharacterBuilding
Tidak ada komentar:
Posting Komentar