Jumat, 12 Desember 2014

Time Out. >> Erie Sudewo

1. Nyaris tak ada orang tua yg tak sayang anak-anaknya. Tapi banyak ortu yg tak bisa atau tak tahu bgmn disiplinkan anak-anaknya

2. Banyak ortu yg saat mau disiplinkan, khawatir dianggap tak sayang. Maka ortu sendiri yg beri kelonggaran/melanggar aturan yg dia buat

3. Memang harus jelas batasan antara cinta dan ketegasan. Tegas utk disiplin. Itulah cinta sejati. Karena akan antar anak-anak hadapi dunia

4. Anak-anak juga cinta orang tua. Tapi sambil meninju, tendang, teriak, marah-marah dan mengacak-acak. Namanya juga anak-anak

5. Ketika tak dapat mainan, mereka teriak: “Aku benciii, ayah!” Itu cuma kesal karena tak dapat sesuatu | #TimeOut | #CharacterBuilding

6. Yang harus diingat, tiap tindakan punya konsekuensi. Tanpa konsekuensi, tak akan ada hal yang bisa hentikan mereka | #TimeOut

7. Anak-anak bertingkah karena ada sesuatu yg diinginkan atau ditakuti. Rengek itu manjur utk penuhi harapan mereka | #TimeOut

8. Semakin lama rengekan semakin orang tua kewalahan. Dan banyak sekali orang tua yg akhirnya menyerah. Cara mengatasinya? Disiplinkan

9. Tingkah laku buruk seperti gigit, rampas, pukul, bohong, lempar, teriak, lompat-lompat di atas perabotan, jangan beri toleransi

10. Untuk disiplinkan anak, Nanny 911 punya kiat yakni Time Out (TO). Sosialisasikan pada anak-anak, dan pastikan kapan mulai diterapkan

11. Seperti di olah raga, TO adalah waktu jeda untuk berembuk. TO jadi amat berharga. Sebab anak-anak diajari ketika hilang kendali/kontrol

12. Waktu hilang kontrol, anak-anak butuh waktu untuk atur pikiran dan perasaan mereka. Setelah tenang, mereka dapat membahas perasaaan itu

13. Waktu yg dibutuhkan #TimeOut bisa 30 detik, 1 menit, 3 menit atau 5 menit tergantung tingkat “gawat darurat’-nya kekacauan anak-anak

14. #TimeOut pun butuh jam yg besar atau jam dinding. Fungsinya agar anak bisa melihat jam itu. Dg melihat jam tsb, anak diarahkan berpikir

15. Apa yg dipikirkan? Yg dipikirkan anak adalah mencoba memahami apa yg sebenarnya tengah terjadi | #TimeOut | #CharacterBuilding

16. Dan berhasil tidaknya #TimeOut amat tergantung ortu. Ini butuh konsisten. Bahwa TO tak sementara. Berlaku hari ini, besok dan selamanya

17. Dan yg musti diingat pula, #TimeOut  bukan seperti pengadilan. Jangan berlebihan. Ini hanya semacam “arena jeda” utk selesaikan masalah

18. #Timeout adalah wahana dan sarana. Agar bisa terjadi komunikasi yg baik dua arah, anak dan ortu. Intinya kembali, KOMUNIKASI yg sehat

19. Dalam TO anak diajak tenangkan diri dan diskusi. Anak disadarkan jika semua soal bisa diselesaikan dg percakapan yg tenang bersahabat

20. Anak-anak diberi waktu untuk kemukakan apa saja: Protes, usul pendapat, sharing. Tapi tidak lagi dgn jeritan, pukulan dan tendangan

21. Pengawas dan pengelola #TimeOut, mesti mendengarkan dahulu. Lalu menyelesaikan dn diskusi. Apa yg boleh dan yg tidak. Lanjut dan stop

22. Sekali lagi ingat: Hal yg paling penting dan pokok dalam #TimeOut, anak-anak diajari jika semua soal bisa diselesaikan dengan diskusi

23. Dengan memberi waktu anak bisa ambil napas. Di saat itu anak pun bisa diarahkan berpikir. Mereka dilatih belajar sabar dan tanggungjawab

24. Di sisi lain ternyata #TimeOut juga amat manjur bagi anak yg lebih besar. Sebab mereka sudah lebih bisa diajak untuk berpikir

25. Dengan TO, anak yg besar tak lagi jadi “pelopor keonaran” dan “pelapor keonaran”, melainkan telah perankan diri jadi “pereda keonaran”

26. Itulah hebatnya #TimeOut. Bisa mengajak dan mendidik anak yg lebih besar untuk jadi bagian dari solusi kemelut tingkah laku adik-adiknya

27. Yang awalnya sang kakak jadi pencetus kekacauan, dengan #TimeOut kini jadi pengawas yg siap meniup peluit saat adik-adiknya up set

28. Teknisnya sang kakak bisa melerai dan atasi adik-adik ikut dalam TO. Psikologisnya ini buat mereka bangga bisa sharing ambil keputusan

29. Cara ini buat sang kakak sendiri jadi belajar sabar. Dengan arahan dan kesabaran ortu, sang kakak akan menjadi anak yg paling dewasa

30. Dengan demikian, tanpa disadari tanggung jawab kakak muncul. Kakak telah wakili ortu, delegasi yg bantu beresi persoalan adik-adiknya

31. #TimeOut juga membuat sang kakak jadi lebih memahami persoalan. Karena ada waktu utk memikirkan adanya pandangan yg berbeda

32. Dengan #TimeOut semua anak jadi tahu. Bahwa mereka punya kesempatan yg sama untuk pecahkan masalah bersama-sama | #CharacterBuilding

33. Dengan TO ini pula anak jadi tahu, bahwa ternyata orang tua begitu menghargai suara anak-anak. Ortu jadi pendengar hebat keluhan mereka

34. Lepas dari artu setuju atau tidaknya. Tetapi semua anak punya kesempatan untuk protes dan katakan apapun | #TimeOut | #CharacterBuilding

35. Bagaimana langkah-langkah #TimeOut yang efektif, semoga bisa kita kupas lusa Senin 15 Des 2014. Selamat ber-Ahad Ria | Tabik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar