1. Jangan anggap sepele komunikasi dengan anak. Baiknya anak dianggap saja seperti orang di kantor. Ortu jadi bisa hargai eksistensi mereka
2. Dengan menghargainya di rumah, anak-anak jadi tumbuh sehat dan jadi cenderung hargai ibu/bapak. Juga hargai dirinya sendiri
3. Tapi jangan banyak memuji. Itu sama buruknya dengan tak ada pujian. Banyak pujian, buat anak jadi pusat jagad raya | #PujianDanBentakan
4. Dengan banyak pujian, bisa-bisa anak malah tak disiapkan hadapi dunia. Akan selalu ada org yg lebih pintar, cantik, mampu dan lebih hebat
5. Banyak pujian buat anak jadi perengek ketika di sekolah atau di tempat asing. Anak menciut nyalinya. Sebab banyak anak yg lebih keren
6. Dan ingat, jangan memuji sesuatu yg memang seharusnya mereka lakukan. Narsis hanya baik utk gurauan | #PujianDanBentakan
7. Ortu pun jangan membentak apalagi memaki-maki. Ini menghancurkan mental anak secara langsung. Ada dua dampak ikutan | #PujianDanBentakan
8. Ke-1 jika ternyata anak kuat mental, anak akan tetap bisa tumbuh baik. Tapi kira-kira berapa banyak? Sebab anak bagai kain putih, polos
9. Ke-2, bentakan dan makian buat anak remuk mental. Anak jadi takut salah. Inisiatif jadi mati. Sedari dini anak dikerdilkan orang tuanya
10. Anak jadi pemurung, minder, dan selalu terkucil dengan teman-temannya. Nah anak seperti ini yang akan jadi bahan bullying
11. Jika tak dibully teman, dia yang bullying dirinya. Saat hendak lakukan sesuatu, hatinya berbisik: “Ah jangan-jangan ...”. Gagal terus.
12. Seiring pertumbuhan dirinya, anak hanya akan jadi pengekor. Dalam tim pun pikirannya lebih baik tak punya peran. Sulit jadi pemimpin
13. Ke-3 bentakan dan makian sebaliknya bisa juga membuat anak jadi tahan banting. Sedari dini anak sudah dipermak setiap hari oleh bapaknya
14. Kata-kata pedas, bahkan tendangan dan tamparan sudah bagian hari-hari. Jika ini dijumpai di luar rumah, itu malah jadi sparring partner
15. Anak tahan banting, bisa tumbuh jadi liar atau jadi hebat. Liarnya ketika dia dendam pada ortu. Jalanan jadi penyempurnanya
16. Anak ini bukan hanya mudah terjebak di kehidupan tak sehat. Namun jangan-jangan malah bisa jadi salah satu pemimpin di keliaran itu
17. Itulah jika dia cerdas, keberanian dan tahan bantingnya antar dirinya jadi pemimpin geng. Tak ada yg ditakuti. Ortu sukses didik liarnya
18. Anak yg tahan banting, jika tak dendam pada ortu, jadi positif. Hantaman justru tumbuhkan dirinya sehat. Ini kebalikan dari yg liar
19. Hantaman bapak, itu jadi pupuk penyubur mental leadershipnya. Harusnya remuk malah tidak. Anak tumbuh dewasa dan ma'ruf
20. Tiap dihantam bapak, dirinya malah bertafakur. Ambil hikmah. Dia perbaiki diri. Di saat itu pula, dia mungkin malah kasihan pd bapaknya
21. Mengapa orang tuanya meledak-ledak emosinya. Bagi anak yg bukan pendendam, dia jadikan ini sebagai pelajaran berharga. Bekal kelak
22. Ketika dia menikah, dia tak akan berbuat seperti apa yg dilakukan bapaknya. Dia rasakan keluarga tertekan dan stress | #PujianDanMakian
23. Tetapi karena positifnya, semua bisa dia redam. Cuma anak ini pun akan berpikir. Tentu tak semua orang bisa begitu. Maka tak dia tiru
24. Jadi keluarga adalah tempat paling strategis. Bisa positif, bisa negatif. Bisa juga spt keluarga normal yg lain. Ya biasa-biasa saja
25. Positifnya keluarga jadi tempat pendidikan terbaik ahlak dan karakter. Keluarga yg sadar hal ini, akan lahirkan anak berakhlak/karakter
26. Dimanapun anak-anak ini tak jadi beban. Dia disenangi. Kata-katanya tak menyakitkan. Jika leadershipnya muncul, dia jadi problem solver
27. Maka beruntunglah keluarga ini. Yang harus disyukuri, ibu bapaknya cenderung baik, jujur, selalu positif, dan hargai beda pandangan
28. Negatifnya, keluarga ternyata juga jadi tempat terbaik penghancuran akhlak dan karakter. Sejak dini anak-anak dirusak orang tuanya
29. Bapak koruptor saja, otomatis seluruh sisi kehidupan keluarga dirusak. Barang yg tak halal digunakan sehari-hari | #PujianDanBentakan
30. Ortu pemarah, pentingkan diri sendiri, tak peduli dan tak hargai anak, itu semua adalah cara-cara yg otomatis hancurkan sendi karakter
31. Ibu bapak bertikai hingga membanting barang, menggedor pintu, bahkan hingga fisik, itu jadi contoh perilaku negatif | #PujianDanBentakan
32. Keluarga tak pernah makan malam bersama, ini juga layukan suasana. Tak ada waktu istimewa bagi keluarga. Masing-masing asyik sendiri
33. Pdhal makan malam adalah waktu bercengkerama keluarga. Waktu paling nyaman berbagi cerita seharian tadi. Ada curhat, dialog dan solusi
34. Dengan demikian anggota keluarga bisa tahu pekembangan masing-masing, saling isi, saling kontrol. Dan rasa persaudaraan semakin erat
35. Ingat saudara sekandung itu seumur hidup. Sampai kapanpun tetap ada ikatan sedarah. Harusnya sesama saudara saling membantu
36. Nah orang tua yg super sibuk, punya waktukah makan malam bersama? Mungkin bisa saja. Jadwalkan seminggu 2 kali, misalnya
37. Pertanyaannya ketika sekali dua kali tak dipatuhi tak mengapa. Ketika terus-menerus, anak-anak yg terlecehkan pun jadi rusak perasaannya
38. Saat ortu hendak undang anak makan malam, anak-anak tak peduli. Ortu kaget. Sekian tahun tak jumpa, ternyata anak-anak telah jadi asing
39. Makan malam yg bisa berperan sbg pemantau terabaikan. Anak ternyata sudah tak lucu spt dulu. Bahkan kini siap adu argumen galak dgn ortu
40. Keluarga, ah keluarga. Tak disangka. Ternyata dari sana kehidupan kita sehari-hari berawal. Sampai besok kamis 4 Des 2014. Semoga!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar