Rabu, 03 Desember 2014

Lanang Sawah menulis....

✔ ini bukan soal lidah tak bertulang. tapi lidah adalah bunga rampai kehidupan yang akan membawamu ke ruang keabadiaan

✔ sebagai bunga rampai kehidupan, lidah seharusnya dijaga dengan tutur kata lembut. mari kita menuai pelajaran berharga dari Kanjeng Nabi

✔ lemah lembut dalam bertutur, itulah yang diperagakan Kanjeng Nabi ketika menabur buih Islam di jagat raya ini

✔ lemah lembut dalam bertutur, itu tak identik dengan matinya sebuah ketegasan. sikap tegas bisa lahir dari lidah yang lembut

✔ lidah tentu harus berjalan beriringan dengan hati dan kalbu. hati dan kalbu yang bersih

✔ hati dan kalbu yang bersih itulah, yang akan bertemu dengan wajah Allah. Semoga kamu dan kamu, bagian orang yang akan bertemu Allah

✔ Jika gemar merendahkan orang dari sudut fisik kelak akan menuai limpahan kerendahan bagi diri sendiri. Lihat saja

✔ Kecantikan dan kepintaran acapkali mengubur laku rendah hati. Padahal dalam sekejap semua bisa berubah. Lihat saja

✔ Kekayaan yang tak diamini dengan sikap rendah hati sulit berumur panjang meski usianya bisa puluhan tahun

✔ Merasa menjadi tokoh meski hanya bergumul dengan para tokoh bisa jadi pemantik runtuhnya sejarah diri

✔ Sudah merasa jadi selebtwit ditegur dan disapa pun abai. Merasa besar. Besar dalam kecubung komunitasnya sendiri

✔ Membaca biografi orang hanya atas puja puji orang lain tak pelak akan menjadi benalu dalam lajur hidup

✔ Cinta bukanlah karena keindahan dan yang tampak di mata tetapi karena Yang menyatukan hati dan jiwa.

✔ Lekuk tubuh dan uaran kata menjadi lokomotif penarik gerbong hidupmu. Bisakah kau gerakan dalam lajur tebaran lakumu yang sungsang itu

✔ LS-Banyak orang tak mau menerima pernyataan terus melahirkan pertanyaan. Ini sih pola lama

✔ Cara khas orang yang tak masuk ke alam hakikat. Ini khas kelompok mereka. Persoalan hakikat dan makrifat dianggap ruwet

✔ Itu khas para pengecut yang tak mau tampil secara jantan di ruang publik. Seolah2 membangun kebenaran padahal menyulap kebenaran

✔ Ini khas orang yang belajar agama tak dari sumber.

✔ soal kalbu saja tak paham bagaimana mau diskusi soal hal besar. Khas kelompok penjaja agama ketika sudah besar

✔ Kadang kita gak paham karena berdiri di tempat. Tak mau naik ke tanjakan berikutnya. Ini khas kelompok mereka

✔ Kenapa khas mereka karena mereka tersandung kasus besar. Meski tokoh agama tapi ternyata terlibat kasus korupsi. Salatnya bagaimana ya

✔ Jadi salat itu kewajiban tapi tindak korupsi itu hal lain. Waduh. Salat itu harusnya bisa mencegah tindak koruptif

✔ Cak Nun bertutur sangat bagus soal ini. Soal hakikat salat dan cahaya. Cak Nun bagi saya memang sudah sampai

✔ Imam Al Ghazali menepi dari keramaian. Menelusuri ruang batin dengan caranya. Satu cara yang tak biasa diambil sebagian orang

✔ Saudaraku @syahriwanyus kembali kpd sosok yang dimanja oleh olah ragawi, itu disebabkan ia merasa puas dengan satu tanjakan

✔ Jangan memisahkan satu kewajiban dengan kewajiban yang lain. Semua kewajiban itu berdiri sejajar. Itulah yang disebut kaffah

✔ sikap merasa puas. merasa sudah pada satu shelter dan tak pernah mau mencari terminal akhir, acapkali menguar sikap jumawa

✔ Padahal shelter itu hanyalah pemberhentian sementara bukan pemberhentian akhir. Kenapa tak mau mencari terminal akhir dalam hidup?

✔ perjalanan dari shelter ke shelter berikutnya adalah wahana pengembaraan diri untuk mencapai tujuan akhir dalam hidup, terminal akhir

✔ isra itu sebuah perjalanan. tapi isra harus mencapai pada satu titik yang bernama mikraj. itulah kenapa Kanjeng Nabi mikraj berkali-kali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar