Minggu, 30 April 2017

Kouf dari Daeng Situju

Assalamu alaikum

Mohon maaf. Telat dari waktu yang disepakati (diharapkan) sebelumnya

Menulis bagi saya adalah sebuah kesukaan yang sangat disuka.

Entah awalnya seperti apa, saya juga kurang ingat. Jelasnya sejak SD sudah menulis apa saja

Bahkan, sekadar cerita, kelas IV SD saya pernah bikin "heboh" di lingkungan sekolah.

Soalnya, tiba-tiba ada surat dari Jenderal A.H. Nasution (almarhum) yang mampir ke sekolah "nyari" saya.

Ternyata, surat iseng saya itu berbalas serius dari beliau. Bahkan sampe dikirimi 2 lembar foto waktu itu.

Untuk blog, saya baru belajar nge-blog pas awal Desember 2016 lalu. Tepatnya waktu ikut #30dwc angkatan tiga.

Sejak itu, seperti gak bisa direm, akhirnya itu keterusan sampe sekarang.

Hari ini menginjak tulisan ke-152 alias sudah 152 hari jungkir balik dan bertahan menulis (apa saja) non stop, tanpa henti setiap hari.

pada #30 dwc 3, saya fokus menulis kisah sejarah yang bertema inspiring atau oase iman

selanjutnya #30dwc 4, saya fokus menulis kisah sehari-hari, sambil berusah memetik hikmahnya

sedang #30dwc 5 ini, saya coba fokus untuk nulis seputar motivasi menulis.

di luar #30dwc, saya berusaha bertahan dengan meramu kembali tulisan-tulisan saya yang berserak dimana-mana.

Selanjutnya, saya coba kutip sebagian dari tulisan yang sudah pernah diposting dulu. Judulnya *Menulis di Pematang Sawah*

Bahwa ada beberapa hal terkait menulis tersebut. Di antaranya adalah:

*Kesatu;* peran tulisan dan media sangat penting dalam sebuah gagasan atau gerakan.

*Kedua;* gagasan dan gerakan itu bisa awet terpelihara jika mendapat ruang publikasi dan sosialisasi ke publik

*Ketiga;* sebaliknya, ide besar atau gerakanidealis bisa memudar layu jika tak didukung dengan tulisan dan media sebagai sarana sosialisasi ke publik

*Keempat;* disadari, ulisan atau media saat ini mengalami pertarungan hebat. Minimnya kebaikan dan hal positif yang dituang dan disebar di media dan jejaring sosial, menjadikan sarana-saran itu dipenuhi dengan keburukan dan kebohongan.

*Kelima;* tulisan bisa menyihir pembaca. Bukan hanya menggerakkan para turis bule datang jauh-jauh ke kampung pak dosen. Tapi juga mampu "memaksa" turis berkulit putih itu rela mengotori tubuhnya dengan lumpur sawah.

*Keenam;* kesukaan menulis menjadikan pekerjaan yang ditekuni lebih dari sekadar kerja. Saat petani lain hanya dapat lelah dan hasil panen saja. Namun bagi dosen, ia bisa mendapat lebih dengan tulisan-tulisannya.

*Ketujuh;* hikmah mengatakan, membacalah, engkau dapat mengenal dunia dan menulislah, kamu bisa dikenal dunia. Pun demikian dengan kisah di atas. Sebelumnya ia bukan siapa-siapa dan tak dikenal oleh siapa-siapa.   

*Kedelapan;* jadilah inspirasi bagi orang lain. Niscaya itu membuat hidupmu makin bermanfaat dan bernilai.

*Kesembilan;* tulisan bisa mencerahkan, mengeggerakkan, menghibur, bahkan menjadi pintu hidayah bagi orang lain.

*Kesepuluh;* kebaikan itu menjadi sempurna jika disampaikan ke orang lain. Sebab jika kebaikan itu diikuti maka bersiaplah dengan ganjaran pahala yang mengalir tanpa putus.

----
Cukup ya, ini sekadar sharing saja. Semoga ada manfaatnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar