Kamis, 06 April 2017

Total surrender part 1

MAU DIATUR
(Total Surrender Part 1#)

Suatu ketika, saya ikut seminar kepemimpinan di perpustakaan Universitas Indonesia yang sangat indah berada di depan danau dan dibangun dengan dana rakyat 100 miliar lebih. Pembicaranya juga seorang menteri yang masih berkuasa dan mengelola perusahaan negara yang bernilai ratusan triliun rupiah.
Salah satu isinya kurang lebih begini, "Jangan takut memimpin, karena inti memimpin itu ya mengatur. Jangankan mengatur manusia, kita ini juga sering 'mengatur Tuhan'. Lha tidak percaya? Lihat itu kita punya doa. Semua isinya minta. Minta rezeki ditambah, minta dikasih jodoh, minta supaya lancar bisnis atau karier. Intinya minta. Bukankah ini namanya mengatur Tuhan?"
Saya seakan tertampar dan tersadar. Jangan-jangan ini benar. Kalau memang benar, berarti sangat kurang ajar. Harusnya Tuhan Yang Maha Mengatur, bukan kita yang nyuruh-nyuruh dan ngatur. Memang ada perintah doa untuk meminta. Pasti ada cara yang lebih baik lagi sepertinya.
Suatu pagi, saya mengundang Rektor Umar Usman untuk mengisi ceramah pagi di komunitas yang saya dan mahasiswa saya dirikan sama-sama. Namanya komunitas Pengusaha Penghafal Qur'an.
Waktu subuh itu, serasa dapat siraman rohani yang bikin mak nyes krenyes-krenyes. Sejuk, teduh dan serasa jadi penyuluh hidup agar hidup dijalani penuh.
Begini salah satu isinya, "Jangan-jangan kita ini maunya minta. Tapi kurang bersyukur. Apa yang terjadi malah dipandang buruk, karena melihat dari kaca mata diri sendiri. Padahal kalau dari kaca mata Allah, tuhan kita, boleh jadi itulah yang terbaik. Malah kita itu maunya ngatur, giliran diatur, alasan selalu mengalir ada saja terjulur. Makanya hidup serasa tak akur dan susah makmur."
Pengen rasanya saya bersujud dan tersungkur. Jangan-jangan inilah jawaban kenapa kita tak kunjung makmur. Allah sudah atur manusia untuk hanya menyembah pada-Nya, bergantung pada-Nya, meminta dan hanya Dia jadi sandaran utama. Tapi sering kita lupa.
Allah sudah atur hidup kita agar sholat tepat waktu. Malah kita lebih tepat waktu masuk kantor, kumpulin tugas, masuk sekolah atau kuliah, atau tepat waktu ketemu klien dan investor. Sholatnya malah sering molor.
Allah penuh cinta dan kasih beri Qur'an untuk kitab suci, benar-benar petunjuk dan pedoman hidup agar menang di dunia ini dan akhirat nanti. Tapi malah tiap hari malas baca, seakan tidak butuh petunjuk dari Allah Yang Maha Mengetahui. Aneh!
Lalu hidup pengen nikmat dan hebat dari mana? Kalau Allah saja tidak berkenan dan tidak bantu kita. Seisi dunia mau bantu kita sukses dan maju, namun kalau Allah tidak mau, ya susahlah hidup kita selalu.
Di satu sisi ada hamba Allah yang mau diatur. Sholat penuh semangat, taat dan waktunya tepat. Sama Qur'an tiap hari lekat dan dekat. Bahkan sunnah-sunnah dijalankan dengan hati riang penuh nikmat. Hamba ini total surrender, menyerahkan hidupnya untuk mau diatur pencipta-Nya. Mulai dari waktu sampai harta. Mulai dari bangun pagi sampai petang lagi. Semua mau diatur sesuai pola yang dimaui Sang Penguasa Semesta, pemilik, pencipta bumi, langit dan semua isinya.
Lha kalau Allah ridho....kira-kira gimana nasib hamba yang taat ini?
InsyaAllah dia akan jadi pewaris bumi.
Allah Maha Penyayang Maha Pengasih. Kalau Allah sayang, apa yang hamba minta akan dikasih.
Enak atau enak banget?????
(Mr Joss, Motivator-Author-Wakil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar