*Mengemas Rasa, Meramunya Menjadi Kata.*
Oleh: General Rizka Amalia.
Banyak yang sering bertanya, "Gimana caranya menulis dengan cepat dan bagus?". Jawabannya adalah, "Menulislah dengan jujur."
Banyak juga yang bertanya, "Gimana caranya bisa selalu dapet inspirasi untuk menulis?". Jawabannya adalah, "Belajarlah untuk lebih peka."
Kita bahas satu-persatu.
*Menulislah dengan jujur.*
_"Klise banget sih, Mbak."_
Percayalah. Salah satu penyebab kita merasa tulisan kita kosong dan tak bermakna adalah terus-terusan menganggap banyak hal dasar sebagai sesuatu yang klise. Padahal, peradaban dibangun dari hal-hal tersebut. Termasuk kejujuran. Saya sangat percaya bahwa tulisan yang bagus, tulisan yang dapat diproduksi dengan cepat, adalah tulisan yang lahir penuh kejujuran.
Pada non fiksi, kejujuran dapat berupa data yang valid dan pendapat yang betul-betul tumbuh dari diri penulis. Pada fiksi, kejujuran dalam menulis adalah tentang bagaimana mengejawantahkan perasaan yang dikelola dengan baik. Barangkali kita sering mendengar cerita bahwa ada penulis yang ketika proses pengerjaan naskah, ia menulis sambil menangis. Ia menulis cerita horror dengan ketakutan.
Kok bisa?
Karena ia menulis dengan jujur. Niat menulisnya tidak fokus pada "Berapa orang yang akan menyukai tulisanku?", tetapj mulai membangun kepercayaan bahwa pembaca menyukai tulisan tulisan yang mendalam, menyukai tulisan tulisan yang mencerminkan pemikiran atau perasaan. Dalam menulis cerpen dan novel, kita bisa mengemas kejujuran ini melalui tokoh.
_"Lah, kalau gitu, semua tulisan adalah hasil curhatan penulisnya, dong?"_
Nggak juga... Kejujuran bisa muncul dan membuat sebuah tulisan jadi meaningful, salah satunya dengan cara terus *belajar meningkatkan kepekaan.*
Jangan pernah bermimpi dapat menghasilkan tulisan yang bagus dan penuh makna, bila kita malas berinteraksi dengan orang lain, malas membaca buku karya orang lain, dan malas memerhatikan segala hal yang terjadi di lingkungan kita.
Tiap hari kita diberikan waktu yang sama. 24 jam. Pastikan waktu itu tak kamu habiskan sendiri. Berinteraksilah dengan orang lain bukan hanya untuk memenuhi kewajiban sebagai makhluk sosial, tetapi juga belajar menerima dan memahami sudut pandang dari orang lain. Mendengarkan ceritanya dan coba berempati dengan apa yang ia rasakan. Perhatikan dengan detail pada segala hal yang kita lihat dan dengarkan. Bila kamu terus berlatih melakukan hal hal tersebut, kujamin, kamu tidak akan sulit menemukan inspirasi dan akhirnya dapat memproduksi tulisan dengan cepat dan jujur.
Kenapa?
Semua hal yang kita lihat dan dengarkan dengan penuh rasa empati, adalah asset, bahan bakar penting dalam menulis. Mereka adalah bahan yang akan memperkaya tulisanmu dan tentu membuat tulisanmu bukan hanya bermakna, tapi hidup dan dapat dirasakan oleh pembaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar