MINTA SABAR
(Total Praying Part 4#)
Siapa bisa bersabar, maka akan mendapatkan hal-hal besar. Begitu juga dengan rezeki, kekayaan, kesuksesan. Mereka yang dapatnya instan, maka instan pula bertahannya. Cepat dapat, cepat lenyap. Mereka yang sanggup bersabar dan berproses, maka rezekinya terus menetes, kadang deras, kadang beku, namun saat mencair tetap menetes. Apa sih.. Hehe...
Iya, sudah berapa kali doa dan merasa belum diijabah? Sudah berapa lama minta dan rasa-rasanya gak berubah? Kemudian menyerah, berhenti berdoa, putus asa dan merasa Allah sudah nggak sayang dan Cinta? Naudzubillah.
Bukannya sering begitu. Banyak orang butuh, baru berdoa sungguh-sungguh. Banyak orang berdoa tapi sebenarnya hatinya nggak merasa butuh. Rutinitas aja gitu. Ya memang begitu, tidak ada percaya sempurna dan iman penuh. Jadinya biasa aja. Doa ya doa tapi tidak membekas menjadi Iman yang bertambah.
Ada mahasiswa saya bertanya, "Mr Joss, saya males doa lagi nih. Percuma. Sia-sia. Nggak ada yang berubah tuh. Semua tetap seperti biasa.".
Saya hanya bisa mengelus dada. Mungkin mahasiswa saya ini belum memahami inti berdoa. Doa adalah ibadah. Dan Allah suka itu. Makanya kita diperintahkan berdoa. Doa itu pertanda kita lemah, kita hamba dan kita tak berdaya. Makanya kita minta kepada Allah supaya diberi pertolongan-Nya.
Lihat, hubungan yang Indah bukan?
Bukan malah minta ke dukun, paranormal, peramal, berhala, patung, ke orang apalagi. Jangan. Semua itu juga lemah dan tak berdaya.
Minta ke Allah satu-satunya Tuhan, jangan menyekutukan dan Allah Maha Mengabulkan. Maka baru bab berdoa saja, bagi orang beriman akan memberi ketenangan, kedamaian dan bahkan kekuatan dan energi baru untuk melakukan sesuatu. Karena dia yakin dan iman ada Allah yang akan membantu. Sungguh!
Kemudian saya tanya ke mahasiswa saya ini, "Penting mana antara berdoa dengan saat pengabulan doa?"
Tiba-tiba mahasiswa saya ini agak bingung. Kemudian menjawab dengan tangkas dan tegas, "Ya saat dikabulin doalah Mr Joss."
Saya hanya menggeleng kepala tanda tidak sependapat dengan dia. Dan saya tahu, mahasiswa saya ini ibadahnya suka ogah, tidak terjaga dan tidak istiqomah. Angin-anginan lah.
Lalu saya coba jelaskan dengan pelan dan dalam bahwa lebih penting berdoanya kalau buat makhluk kayak kamu. Hehe....
Sengaja agak milih bahasa kasar "makhluk" biar menghujam dan menancap ke batinnya. Saya sudah kenal dekat dengan mahasiswa saya satu ini. Kalau dia diberi nikmat dan karunia. Biasanya lupa diri dan gak gampang mensyukuri. Lupa kalau rezeki itu Allah yang beri.
Sudah dikabulin malah gak syukur diri. Ibadah masih belang-blentong. Gak ada tuh nambah-nambah iman atau apa kek yang membuatnya bisa dibilang syukur nikmat.
Pantes, Allah bikin lama tuh diijabahnya doa. Allah suka dia terus berdoa, meminta, membersihkan diri dan berserah. Sebenarnya gak hanya mahasiswa saya ini, umumnya kita semua manusia sama. Kalau Allah kasih rezeki lebih, nikmat lebih, jarang ada tuh yang sholatnya lebih tepat waktu, atau sedekahnya lebih, atau tilawahnya lebih. Jarang. Yang ada malah lupa diri. Betul apa betul?
Makanya dalam Total Praying, setelah kita minta ampun, minta syukur, maka sekalian minta sabar. Ingat, bukan sabar karena kemampuan diri kita, atau klaim diri bahwa kita ini orang sabar. Bukan. Sabar yang karena Allah berikan pertolongan-Nya dan izinkan diri kita menjadi orang sabar.
Sabar yang bukan nyabar-nyabarin diri, tapi kita doa, kita minta sama Allah supaya kita dijadikan orang sabar.
So, sebelum masuk ke materi inti Total Praying yang bener-bener powerfull, yuk minta sabar sama Allah. Doa mau seribu kali, seratus hari, seribu tahun, seratus pengulangan akan menjadi tak berarti. Karena Allah izinkan sabar diri.
Dan lagi, berdoa saja sudah ibadah. Walaupun doa belum diijabah, namun kita ulang-ulang terus dengan sabar, maka secara perhitungan akan menjadi ibadah yang pahalanya besar. Tidak ada yang sia-sia atau terbuang percuma.
Siap sabar????
Dan sebagai penutup. Ada Nabi yang sabar doa punya anak. Sudah tahu istrinya mandul dan usianya sudah renta. Namun Allah ijabah akhirnya punya anak.
Ada Nabi, yang mau tempat tinggalnya ramai dan berkah. Padahal tempatnya panas, tandus dan gersang. Ribuan tahun kemudian, tempat itu ramai dikunjungi sebagai tempat suci seluruh muslim di bumi.
Ada Nabi, yang doanya belum ada yang menandingi. Pengen kaya, pengen kuasa, pengen kerajaan yang super makmur di muka bumi dan setelahnya tidak ada lagi. Akhirnya Allah beri kekuasaan kerajaan yang paling kaya sepanjang zaman.
Ada Nabi yang sangat ingin membersihkan diri. Dosanya adalah pernah membunuh manusia dengan meninjunya. Akhirnya Allah ampuni, Allah pilih dia sebagai Rasul bahkan mengalahkan Raja paling kejam dan paling kuasa, apalagi raja itu sok kuasa dengan menasbihkan diri sebagai Tuhan. Akhirnya Nabi ini menang dengan segala mukjizat yang Allah berikan.
Terakhir ada Nabi, yang pengen sekali di dunia ini menjadi Rahmat, di akherat selamat, dan tidak hanya buat dirinya, tapi juga buat umat sedunia seluruhnya. Siap berkorban untuk menegakkan hukum-hukum Tuhan. Berat memang, namun akhirnya bisa, menang dan walaupun sudah meninggal, pengaruhnya lintas zaman. Beliau dicintai bahkan sampai hari ini. Cinta yang karena Allah bahkan ditempatkan diatas Cinta diri dan keluarga. Cinta yang harus diletakkan setelah cinta kepada Allah, Pencipta kita.
Sudah tahu jawaban-jawabannya?
Pertama Nabi Zakaria, ayah Nabi Yahya. Kedua Nabi Ibrahim, yang membangun Ka'bah dengan anaknya, Nabi Ismail. Ketiga adalah Nabi Sulaiman, anak dari Nabi Dawud yang dikasih kitab Zabur. Keempat adalah Nabi Musa, yang dibantu saudaranya, Nabi Harun. Terakhir adalah Nabi kita semua, Nabi akhir zaman, Nabi Muhammad SAW. Dan semoga kita adalah umatnya yang taat dan hebat.
Semoga Allah berikan kita kesabaran seperti Nabi-Nabi yang sudah diutus-Nya dan kita diminta untuk meneladaninya.
Salam
Mr Joss
Wakil Rektor Umar Usman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar