1. Grup WA Karakter Guru, kirim pesan bertema #MencintaiIndonesia. Saya tanya, boleh diangkat di kultwit ini? Boleh, jawab Abdul Khalim
2. Makna cinta dan kasih sayang beda tipis. Cinta buta, kasih sayang rasional | #MencintaiIndonesia | #CharacterBuilding
3. Cinta terbatas, kasih sayang meluas. Cinta mendalam, kasih sayang datar saja | #MencintaiIndonesia | #CharacterBuilding
4. Ada uang, abang sayang. Tak ada uang, abang melayang. Tanpa sadar, ungkapan kasih sayang memang lebih obyektif | #MencintaiIndonesia
5. Tapi banyak juga abang yang bokek dan bebal, tetap saja dicinta isterinya. Itulah cinta. Sudah begitu tetap dicinta. Subyektif kan!
6. Lihat anak bayi yang selalu lucu dan nggemesin, sontak buat naluri kasih sayang ibu-ibu pun muncul. Padahal itu bukan anaknya
7. Allah cinta pada hamba-Nya yang taqwa. Tapi kasih sayang Allah meliputi apapun, kapanpun, dan pada siapapun | #MencintaiIndonesia
8. Nabi Ibrahim tolak orang ingin bermalam karena tak bertauhid. Allah tegur: “70 tahun kafir pada-Ku. Tapi tetap Aku beri rezeki padanya”
9. Kasih sayang bisa dipelajari. Bagaimana belajar mengasihi dan menyayangi bisa dilakukan tahap demi tahap | #MencintaiIndonesia
10. Tapi cinta rasanya sukar dipelajari. Saat muncul tak bisa dicegah. Saat berbalik benci juga tak bisa dibendung | #MencintaiIndonesia
11. Maka satu lirik lagu Cangcuters : “Engkau bilang musibah, aku bilang anugerah”. Cinta yang subyektif, tak bisa “dikasih tahu”
12. Maka Mencintai Indonesia tak bisa dihilangkan, meski negeri dipenuhi koruptor. Tapi karena cinta, sesulit apapun tetap bangun negeri
13. Korupsi dan politisi yang kutu loncat, itu masalah. Tapi masalah itu tak kurangi cinta mereka juga pada Indonesia | #MencintaiIndonesia
14. Retorika politik bisa dipelajari. Tapi komitmen untuk berperi laku baik, tak bisa dipelajari. Terapkan perilaku, di situ pelajarannya
15. Kebijakan bisa dipelajari. Tapi ketika rumuskan kebijakan, yang dipelajari bisa tersisih karena kepentingan | #MencintaiIndonesia
16. Kebijakan itu peraturan. Kebijaksanaan itu penerapannya. Langgar kebijakan kena sanksi. Tapi kebijaksanaan petugas, itulah yang berlaku
17. Materi tata negara bisa dipelajari. Tapi menata negara, pertimbangannya bukan hanya bangsa. Tapi kepentingan partai mendahului
18. Siapapun paham bahwa pasti ada yang kalah dalam pemilu dan pilkada. Tetapi berjiwa besar menerima kekalahan, itu teramat sulit
19. Masalah dan analisis hukum bisa dipelajari. Tapi memutuskan perkara atas landasan kebenaran dan keadilan, itulah perkara sesungguhnya
20. Yap Thiam Hien: “Jika engkau ingin menang perkara jangan hubungi saya, pasti kalah. Jika ingin rasakan kebenaran, saya mau jadi pembela”
21. Cintai Indonesia itu mudah. Engkau cuma nyatakan, selesai. Tapi buktikan kecintaan, itulah banyak yang gagal karenanya
22. Menghargai Indonesia itu mudah. Tapi meningkatkan harga diri bangsa? #MencintaiIndonesia | #CharacterBuilding
23. Langgar lampu merah sendirian, anda tersenyum. Tapi puluhan, ratusan, ribuan bahkan ratusan ribu yang langgar, martabat bangsa rusak
24. Kenapa jadi urusan martabat? Jelas dong. Ini soal disiplin. Mahathir bilang: “Bangsa yang tak disiplin, jangan bercita-cita hendak maju”
25. Urusan bangsa ini, awalnya ideologis. Bicara tentang kebangsaan. Kini kita berurusan dengan soal anak-anak: Disiplin, etos dan curang
26. Dibilang maju, tampak dari gedung-gedung pencakar langitnya. Dibilang kisruh, tampak dari lalu lintas, sliweran kabel dan sampah
27. Lihat Haji Agus Salim. Dia kontraktor tulen. Tak pernah punya rumah. Berpindah kontrakan hingga akhir wafatnya. Itu untuk Indonesia
28. Bung Karno diasingkan berkali-kali ke pedalaman oleh Belanda. Kemanapun beliau tetap sehat, cerah, gelora semangatnya tak pernah padam
29. Tapi saat diasingkan oleh bangsa sendiri, dia betul-betul sakit parah. Akhir hayatnya tertutup jadi misteri. Itu semua untuk Indonesia
30. Rumah praktek dokter Bung Tjipto ditutup Belanda. Tetapi dia tetap bersepeda ke kampung-kampung obati rakyat. Itu untuk Indonesia
31. Dokter PTT sekarang, apakah memang pengabdian untuk Indonesia atau untuk persyaratan buka praktek? #MencintaiIndonesia
32. Pak Mukti tua harus sembunyi-sembunyi di masa tua. Terpaksa tak lagi dapat jatah lima rupiah per bulan dari M Roem. Itu untuk Indonesia
33. Soedirman menderita infeksi TBC. Lalu dikempiskan paru-paru kanannya. Agar dia tetap bisa berperang. Itu untuk Indonesia
34. #MencintaiIndonesia memang tak selesai di ujung lisan. Anda pecinta Jokowi? Silakan. Biar kerempeng asal Banteng, kata Sunardi Rinangkit
35. Tapi tak usah jelek-jelekkan pesaing dan pendukungnya seperti melihat Firaun dan bala tentaranya. Cegah hal buruk, itu untuk Indonesia
36. Anda pendukung Prabowo? Silakan. Tak usah elu-elukan, dia memang sudah gagah. Bisa proporsional, itupun untuk Indonesia
37. Jangan jelek-jelekan pesaing dan pendukung Jokowi, Seakan kumpulan mafia dan pengemplang BLBI yang bersembunyi di belakang pemenang
38. Anda pendukung pilkada langsung, atau via DPRD? Selama kualitas kata-kata anda tak lebih buruk dari yang lain, keduanya untuk Indonesia
39. Dulu ada banyak darah tumpah. Kini ada banyak ghibah dan fitnah. Alih-alih selesai, malah memperkeruh. Tentu ini tidak untuk Indonesia
40. Mencintai Indonesia dlm arti sebenarnya tak mudah. Arti cinta adalah pengorbanan. Maka apa yang sudah kita korbankan untuk ibu pertiwi?
41. Jika bukan siapa-siapa, dengan tak buat masalah, kita tak tambah beban. Dengan berbuat sesuatu, kita kurangi masalah negeri ini
42. Anda mahasiswa, jangan nyontek. Untuk jadi unggul musti tahan banting. Dan itulah cinta anda untuk Indonesia | #MencintaiIndonesia
43. Anda bpk/ibu, didik anak tak egois, jujur dan disiplin. Ini dasar karakter. Insyaa Allah mereka kelak akan cintai Indonesia luar dalam
44. Anda karyawan/manajer/pemilik, ini kesempatan tebar manfaat. Tak hanya bagi shareholder, juga untuk stakeholder. Ini cinta pada negeri
45. Anda pejabat eksekutif, legislatif, yudikatif, ini kesempatan emas berbuat kebajikan utk negeri. The gold chance is never back
46. Untuk cintai negeri tetap ada kesempatan. Maka azamkan: "Berkorbanlah bangun negeri. Meski anda cuma bisa dengan doa dan senyum"