Kamis, 18 September 2014

Di balik Topeng Monyet. >> Erie Sudewo


1. @JayTeroris tulis buku: “Monyet Aja Bisa Cari Duit”. Ini sarkasme. Sindiran. Ke siapa lagi jika bukan ditujukan pada kita, manusia

2. Monyet ya monyet. Tak kenal rupiah, dollar atau ringgit. Barangkali monyet tahu orang. Tapi pasti dia tak mengerti arti majikan

3. Lihat di Topeng Monyet. Akal manusia, angkat diri jadi majikan. Cari duit dengan eksploitasi monyet. Jadilah tontonan Topeng Monyet

4. Monyet di Topeng Monyet bisa kenakan topeng, seret gerobak seukuran HP atau tabuh tambur. Punya sensasi, menarik, sekaligus miris

5. Penonton memberi uang, campur aduk alasannya. Boleh jadi kontradiktif. Simpati pada si monyet. Tapi gemes/sebel sama si abang

6. Ditilik dari eksploitasi, pandainya manusia tak perlu diajari. Hukum yang berlaku: “Jika bisa dikaryakan, mengapa dianggurkan”

7. Agar monyet trampil dan patuh, bgmana sang pawang melatihnya? Katanya: Kejam, dzalim dan tak sungkan menyiksa http://t.co/jp3eh1RvTj

8. Ditilik dari keculasan, Topeng Monyet menguak curangnya manusia. Alih-alih malu, manusia malah bangga. Bisa latih monyet jadi produktif

9. Dilihat dari esensinya, di Topeng Monyet: “Siapa memberi makan siapa?” Abang beri makan monyet. Atau monyet yang beri makan si Abang

10. Ditilik dari sisi nilai, itulah manusia. Selalu curangi hidup. Tanpa diurus, bukankah monyet bisa cari makan sendiri di alam bebas

11. Begitu ditangkap, manusia harus beri makan dong. Dan insting #PovertyPreneur muncul. Monyet pun bisa jadi bintang di Topeng Monyet

12. Gerakan akrobatik di Topeng Monyet itu “ingkar sunnah”. Ada hal yang tak masuk akal, tapi harus dilakukan monyet. Dipaksa berkali-kali

13. Gagal dihukum. Gagal lagi, disiksa lagi. Terus lakukan yang tak dipahami. Terus lakukan cuma karena takut disiksa http://t.co/qtkh60WjqB

14. Topeng Monyet  lucu tapi ironis. Monyet tak tahu majikan, tapi dia terus berakrobatik carikan uang buat hidup majikan dan keluarganya

15. Apakah monyet tahu jasanya? Apakah monyet dapat jerih payahnya? Sehari, seminggu, sebulan dan ternyata bertahun-tahun telah berjalan

16. Berapa bagi hasil majikan dan si monyet? Majikan bisa beli macam-macam. Sedangkan si monyet cuma dapat makan saja | #DiBalikTopengMonyet

17. Berapa kira-kira jatah makan si monyet? Katakan pagi 2 pisang. Siang 2 jeruk dan 2 potong pepaya. Sore/malam 2 potong semangka

18. Berapa harganya? Jika buah-buahan itu afkir, atau diambil dari tumpukan sampah di pasar induk, mahalkah? Manusia terus curangi hidup

19. Sudah begitu, berterimakasih pun tidak, saat monyet tak patuh atau salah, kita pun berteriak: “Dasar monyeeeet!” | #DiBalikTopengMonyet

20. Rasulullah SAW pernah berpesan. Intinya: “Jika rezeki kita, hidup kita dinafkahi binatang, maka penuhi hak-haknya, dan rawat baik-baik

21. Ini berlaku bagi semua binatang. Perlakukan baik-baik hewan peliharaan. Seperti kuda penarik pedati, kerbau/sapi yang membajak sawah

22. Memotong kambing saja, pesan Nabi Muhammad SAW, agar pisau tak tampak oleh kambing ybs. Apalagi darah masih menetes dari pisau itu

23. Entah bgmana kalkulasi kedzaliman pada ayam potong. Disuntik, diikat, dilempar ke bak mobil, diangkut. Hujan kehujanan, panas kepanasan

24. Betapa kejam dan dzalimnya manusia. Monyet dipaksa, disiksa, lakukan hal lucu. Manusia hidup di atas derita si monyet dan hewan lainnya

25. Coba periksa hidup kita selama ini. Apa kita juga hidup di atas penderitaan orang/pihak lain? | #DiBalikTopengMonyet #CharacterBuilding

26. Maka jaga perasaan. Perhatikan kesulitan yang lain. Binatang pun mesti dijaga perasaannya. Apalagi pada manusia, karyawan sendiri lagi

27. Perhatikan apa yg dikatakan Umar bin Khatab: “Hisablah diri sebelum kita dihisab kelak” | #DiBalikTopengMonyet | #CharacterBuilding

28. Hati-hati dgn kecerdasan kita. Jika kita hidup begitu, kita akan cari dalih pembenar. Jangan sampai saat sakratul maut, kita baru sadar

29. Bangunlah usaha dengan ilmu. Rawat usaha dengan perilaku. Tetapi luruskan usaha dengan iman | #DiBalikTopengMonyet | #CharacterBuilding

Tidak ada komentar:

Posting Komentar