1. Mengapa calo muncul? Ada beberapa alasan. Ke-1 karena tak jelasnya aturan. Atau aturan ada, tapi diatur hingga yang jelas jadi tak jelas
2. Ke-2 para pihak, yakni yang butuh dan penyedia kebutuhan, cenderung “tak mau ribet dan tak mau ribut” | #Percaloan #CharacterBuilding
3. Masyarakat kita yang cenderung ramah dan sopan hingga mudah diarahkan. Karena sibuk masyarakat menengah ke atas kita juga mudah diarahkan
4. Maka lihat: “Yang butuh ingin cepat dan tak ribet. Yang punya barang enggan turun langsung dan ingin terima bersih” #Percaloan
5. Klop. Sama-sama butuh hingga bisa diarahkan. Yang ke-3. Muncul peluang jual jasa penghubung: Calo. Nama kerennya broker atau pialang
6. Keahlian calo apa sih? Awalnya memang tak ada. Produk tak tahu apalagi kuasai produk. Karena tak punya kerja, maka jadilah calo
7. Tapi ada juga yang memang produknya butuh perantara. Dimana? Itu di jasa saham. Maka ada pelatihan khusus jadi pialang saham | #Percaloan
8. Seriusi jadi calo, ternyata ini peluang besar untuk raup Rupiah. Yg punya retorika segera melejit. Yg punya relasi, sama juga melejitnya
9. Yang punya retorika dan relasi, lebih melejit lagi. Yang tak punya apa-apa, musti lihat seniornya untuk tempa diri punya skill #Percaloan
10. Calo bersinerji, hasilnya muncul perusahaan. Jasa berkembang hebat, uang pun meruah-ruah. Para calo ini pun jadi keren: “Negosiator”
11. Calo yg punya otak, segara bersiasah. Tempat strategis dicari. Pinjam uang, jadilah dia pedagang. Barang bisa diperoleh darimana pun
12. Produsen mati-matian buat barang, pedagang tinggal buka warung dan langsung jualan. Beda posisi, beda peran | #Percaloan
13. Produsen yg tak ciptakan pasar, kini tergantung pedagang. Pedagang jadi calo hebat. Banyak produsen yg pasarnya tergantung dirinya
14. Calo yg tak bersinerji, gentayangan sendirian berdarah-darah. Kadang maruf, kadang menghardik. Kadang jujur, kadang tipu-tipu sedikit
15. Maka inilah yang sering kita dengar: “Kalau bisa dipersulit, kenapa dipermudah. Kalau bisa dimainkan, kenapa didiamkan” | #Percaloan
16. Bagi masyarakat kebanyakan, mereka ingin jadi pegawai. Apapun tak soal. Begitu gandrungnya hingga sering matikan akal sehat | #Percaloan
17. Untuk jadi pegawai, katanya ada yang sogok hingga puluhan juta rupiah. Tanah, sawah dan kerbau pun 'ikhlas' dijual | #Percaloan
18. Asal jadi pegawai, tak mengapa. Gaji tak seberapa, juga tak soal. Yg penting rutin tiap bulan. Tinggal panda-pandai atur & cukup-cukupi
19. Itu sumbangan orang tua terakhir. Demi anak, apapun dikorbankan. Dengan antar jadi pegawai, tanggung jawab ortu pada anak selesai
20. Setelah jadi pegawai baru, urusan SPJ juga jadi “lahan basah”. Awalnya shock. Akhirnya terlatih sulap SPJ. Kini biasa mark up dan fiktif
21. Urus KTP di Jakarta, itu peluang #PovertyPreneur “cukup basah”. Asal TST (Tau Sama Tau), mudahlah punya KTP 'bermerk' ibu kota ini
22. Untuk KTP, ada jalur tol dan jalur biasa. Calo tawarkan, silakan pilih. Kisaran fee calo, tergantung jalur yang ditempuh | #Percaloan
23. Entah konstelasinya kini setelah ada Ahok. Yg gemar pungli, dia “bencana”. Yg dambakan “good kelurahan governance”, apakah “anugerah”?
24. Ternyata efek Ahok belum kuat juga. Baru seminggu, tetangga dapat KTP dan KK baru dengan uang Rp 600 ribu. Ahok Ahoook…. Gimana ini?
25. Dalam urusan tanah, gerak #PovertyPreneur tetap kuat. Sertifikat ganda jadi momok menakutkan. Pemilik aseli pun bisa tergusur/gigit jari
26. Dalam urusan pertanahan ini, Indonesia memang lahirkan calo-calo nomor wahid. Peran mereka amat signifikan | #Percaloan
27. Dia bisa “tekuk” pemilik tanah. Bisa juga “bekuk” pembeli tanah. Dan dia tak “kikuk” pada pemerintah | #Percaloan | #CharacterBuilding
28. Calo tanah sebutan kasar. Sebutan halus, namanya “spekulan tanah”. Ini orang-orang terpelajar, berdasi dan dapat fasilitas kredit bank
29. Bahkan ada spekulan berani bayar berkali lipat tanah sengketa. Mental #PovertyPreneurnya nyasar pd lokasi strategis, atau yg puluhan ha
30. Dalam pengurusan rumah, calo dan petugas kolaborasi mainkan IMB. Ada tetangga sudah keluar Rp 15 juta, IMB tak keluar juga | #Percaloan
31. SIM dan STNK juga “lahan basah” tiada tara. Katakan ada 1 juta mobil di Jakarta. Bagi 300 hari kerja, pertahun brp yg perpanjang STNK?
32. Satu juta kendaraan : 300 hari = 3.300an kendaraan perpanjang STNK/tahun. Jika ada selipan di bawah tangan, berapa kira-kira? #Percaloan
33. Maka Ahok pun meradang ketika sidak ke tempat perpanjangan KIR. Bertahun-tahun praktek #PovertyPreneur ini tak terhentikan | #Percaloan
34. Gubernur Jateng, geleng-geleng kepala saat tinjau jembatan timbang. Ini jawaban jalan remuk. Berapa ton pun lewat asal ada recehan
35. Hanya karena recehan setiap hari, jalan terus rusak. Seolah cuma tambal sulam. Pdhal untuk itu habiskan triliunan rupiah | #Percaloan
36. Ganjar Pranowo pun makin pusing. Ternyata petugas jembatan timbang tidak kenal dirinya sebagai Gubernur Jawa Tengah | #CharacterBuilding
37. calo urusan paspor juga sudah biasa. Tak ada calo, rasanya tak pas. Pejabat boleh ganti. Tetapi calo tetap bertahan dari masa ke masa
38. Saat orang asing urus paspornya, praktek percaloan pun hampiri dirinya. Ah betapa malunya kita jadi orang Indonesia | #Percaloan
39. Foto copy yang normalnya cuma seratus/lembar. Di tempat urus SIM/STNK dan paspor dihargai Rp 5000 untuk beberapa lembar copyan
40. Soal foto copyan jadi ingat jasa pengetikan skripsi. Jasa ini telah berkembang makin memilukan. Ingin buat skripsi, bisa diatur
41. Bahkan konon kabarnya, termasuk pembuatan tesis dan disertasi. Hanya dalam hitungan hari, kita sudah bisa terima atas nama kita
42. Calo-calo ini gentayangan makin memprihatinkan. Mengapa? Sebab masuk pula ke haji. Entah mardud atau mabrur naik haji karena calo
43. Di DPR, katanya calo ini juga gentayangan. Jika sudah begini, apakah negeri ini sudah jadi “Negeri Calo”? Sampai jumpa esok ya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar