Selasa, 23 September 2014

Dampak Poverty Preneur >> Erie Sudewo


1. #PovertyPreneur muncul karena kemiskinan. Akhirnya #PovertyPreneur pun punya dampak. Berlaku hukum sebab akibat | #CharacterBuilding

2. Kemiskinan lahirkan kemiskinan lain. Maka #PovertyPreneur juga lahirkan #PovertyPreneur lainnya. Kenaifan lahirkan naïf yang lain

3. Ke-1 #PovertyPreneur yang receh-recehan, ternyata banyak makan ongkos juga. Setiap pihak yang terlibat terkena imbasnya

4. Bagi masyarakat, uang yang disiapkan lebih tinggi bahkan berkali lipat dari tarif resmi. KTP tetangga yang Rp 600 ribu, dimana mahalnya?

5. Ada yang tahu berapa tarif resmi buat KTP di Jakarta? Dengan Rp 600 ribu, distribusi fee di samping utk calo, tentu untuk siapa coba?

6. Itu biaya urus satu orang. Sehari berapa orang? Hitung saja warga DKI ada 9-10 juta org. Perputaran 'bisnis' biaya KTP, wooowww

7. Di kios dan warung lain lagi ceritanya. Ada yang namanya uang keamanan. Aman dari apa? Dari ulah mereka sendiri | #DampakPovertyPreneur

8. Tak mau siapkan uang keamanan, warung bisa diacak-acak. Atau pemiliknya dianiaya. Ini namanya preman produktif. Bisa ciptakan 'pekerjaan'

9. Di daerah tertentu, preman-preman pemalaknya bukan hanya satu kelompok. Masing-masing saling incar. Medisa alias “meleng dikit sabet”

10. Tanpa kordinasi terjadi pembagian kavling kekuasaan. Seolah tak ada tempat yang tak bertuan. Tiap lokasi ada penguasanya

11. Tetangga yang pengacara marah besar ketika membuat rumah. Apa pasal? Tiba-tib datang oknum preman, minta uang keamanan turunkan material

12. Preman yang menguasai pasar pun sudah mengerek bendera kesukuan. Pasar Senen, Blok M dan Tanah Abang dikuasai suku-suku tertentu

13. Uang tak resmi #PovertyPreneur  tampaknya recehan. Karena bisa sulut perang antar geng, uang yang diperebutkan pasti besar

14. Dampak ke-2 kutipan uang tak resmi meredupkan etos kerja. Banyak alasan hingga melemahkan semangat usaha | #DampakPovertyPreneur

15. Di antaranya, uang yg dipalak terkadang kuras semua labanya. Bahkan seringkali barang dagangan pun diambil pula | #DampakPovertyPreneur

16. Susah-susah buat usaha buntung juga. Daripada dapat lelah saja, sedang preman dpt labanya, lebih baik tak usah usaha sama sekali

17. Kenyamanan cari nafkah, jelas sudah terganggu. Sekali dua kali mungkin tak apa. Tapi setiap hari, ini gangguan tak main-main

18. Awalnya baik-baik buka lapak, tapi lama-lama bisa gelap mata juga. Jika hati pas lagi ikut gelap, keselamatan jiwa jadi taruhan

19. Alasan untuk tak lanjut banyak. Terganggu. Kesel. Enak di dia. Ikut panas hati. Uang disikat. Keselamatan nyawa kritis

20. Dampak ke-3, #PovertyPreneur terbukti lahirkan #PovertyPreneur lainnya. Artinya usaha kemiskinan ini, lahirkan turunan usaha lainnya

21. Orang miskin kini pun sudah punya kordinator. Ada antar jemput rumah dan lokasi. Disediakan pula makan yang harus dibayar oleh pengemis

22. Mana mungkin orang lumpuh bisa naiki jembatan penyeberangan. Sinerji ini juga tampak pada orang lumpuh digendong pemuda kuat. Mengemis

23. Penyanyi keliling bermodal tape dan mike itu juga terkordinasi baik. Merk tape sama, modelnya seragam. Berarti ada juragan/yg menyewakan

24. Di kuburan, #PovertyPreneur juga temukan bentuk dan turunannya. Ternyata juga ada calonya. Sepaket dengan tukang doa kais rezeki

25. Dampak ke-4 #PovertyPreneur  seperti ini amat memalukan, mengusik harga diri sebuah bangsa | #DampakPovertyPreneur | #CharacterBuilding

26. Fenomena itu memang hanya berkembang di negeri miskin. Sama-sama Melayu mengapa #PovertyPreneur tak ditemukan di Malaysia

27. Tukang parkir dan pemulung sampah tak ada. Tukang sampah juga tak terlihat tarik-tarik gerobak. Kondektur metromini/kopaja juga tak ada

28. Belakangan jalan-jalan di Jakarta sudah mulai berkurang pengemisnya. Sesuatu yang tak pernah ada sejak awal di Singapore dan Malaysia

29. Sandal dan sepatu hilang di masjid, membuat warga negeri jiran geleng-geleng kepala tak habis pikir. Koq bisa hingga seperti itu

30. Kaca spion mobil yang dicongkel terang-terangan di jalan/lampu merah, buat gelengan kepala mereka makin menjadi-jadi

31. Mereka pun tak tahu bahwa, soal ginian tukang tadahnya banyak sekali di Indonesia. Jika tahu, wah tentu mereka bakal lebih shock lagi!

32. Karena itu jika mereka bertanya tentang kreativitas #PovertyPreneur maka sungguh “aku malu jadi orang Indonesia” | #DampakPovertyPreneur

33. Soal ke-5, #PovertyPreneur itu jadi cermin tak mampunya negara ciptakan kesejahteraan bagi rakyat | #DampakPovertyPreneur

34. Dengan kondisi begini, #PovertyPreneur rakyat cuma sekadar subsisten. Artinya hanya cukup untuk makan saja | #DampakPovertyPreneur

35. Namun #PovertyPreneur turunan yang dimanfaatkan oleh yang lebih kuat, seperti tukang tadah dan preman, mereka yang bisa jadi kaya

36. Indonesiaku, Indonesiaku. Sisi naifmu terlalu banyak. Maafkan jika ini harus diungkap. Agar jadi koreksi bagi semua. See you tomorrow

Tidak ada komentar:

Posting Komentar