1. #PovertyPreneur muncul karena kemiskinan. Akhirnya #PovertyPreneur pun punya dampak. Berlaku hukum sebab akibat | #CharacterBuilding
2. Kemiskinan lahirkan kemiskinan lain. Maka #PovertyPreneur juga lahirkan #PovertyPreneur lainnya. Kenaifan lahirkan naïf yang lain
3. Ke-1 #PovertyPreneur yang receh-recehan, ternyata banyak makan ongkos juga. Setiap pihak yang terlibat terkena imbasnya
4. Bagi masyarakat, uang yang disiapkan lebih tinggi bahkan berkali lipat dari tarif resmi. KTP tetangga yang Rp 600 ribu, dimana mahalnya?
5. Ada yang tahu berapa tarif resmi buat KTP di Jakarta? Dengan Rp 600 ribu, distribusi fee di samping utk calo, tentu untuk siapa coba?
6. Itu biaya urus satu orang. Sehari berapa orang? Hitung saja warga DKI ada 9-10 juta org. Perputaran 'bisnis' biaya KTP, wooowww
7. Di kios dan warung lain lagi ceritanya. Ada yang namanya uang keamanan. Aman dari apa? Dari ulah mereka sendiri | #DampakPovertyPreneur
8. Tak mau siapkan uang keamanan, warung bisa diacak-acak. Atau pemiliknya dianiaya. Ini namanya preman produktif. Bisa ciptakan 'pekerjaan'
9. Di daerah tertentu, preman-preman pemalaknya bukan hanya satu kelompok. Masing-masing saling incar. Medisa alias “meleng dikit sabet”
10. Tanpa kordinasi terjadi pembagian kavling kekuasaan. Seolah tak ada tempat yang tak bertuan. Tiap lokasi ada penguasanya
11. Tetangga yang pengacara marah besar ketika membuat rumah. Apa pasal? Tiba-tib datang oknum preman, minta uang keamanan turunkan material
12. Preman yang menguasai pasar pun sudah mengerek bendera kesukuan. Pasar Senen, Blok M dan Tanah Abang dikuasai suku-suku tertentu
13. Uang tak resmi #PovertyPreneur tampaknya recehan. Karena bisa sulut perang antar geng, uang yang diperebutkan pasti besar
14. Dampak ke-2 kutipan uang tak resmi meredupkan etos kerja. Banyak alasan hingga melemahkan semangat usaha | #DampakPovertyPreneur
15. Di antaranya, uang yg dipalak terkadang kuras semua labanya. Bahkan seringkali barang dagangan pun diambil pula | #DampakPovertyPreneur
16. Susah-susah buat usaha buntung juga. Daripada dapat lelah saja, sedang preman dpt labanya, lebih baik tak usah usaha sama sekali
17. Kenyamanan cari nafkah, jelas sudah terganggu. Sekali dua kali mungkin tak apa. Tapi setiap hari, ini gangguan tak main-main
18. Awalnya baik-baik buka lapak, tapi lama-lama bisa gelap mata juga. Jika hati pas lagi ikut gelap, keselamatan jiwa jadi taruhan
19. Alasan untuk tak lanjut banyak. Terganggu. Kesel. Enak di dia. Ikut panas hati. Uang disikat. Keselamatan nyawa kritis
20. Dampak ke-3, #PovertyPreneur terbukti lahirkan #PovertyPreneur lainnya. Artinya usaha kemiskinan ini, lahirkan turunan usaha lainnya
21. Orang miskin kini pun sudah punya kordinator. Ada antar jemput rumah dan lokasi. Disediakan pula makan yang harus dibayar oleh pengemis
22. Mana mungkin orang lumpuh bisa naiki jembatan penyeberangan. Sinerji ini juga tampak pada orang lumpuh digendong pemuda kuat. Mengemis
23. Penyanyi keliling bermodal tape dan mike itu juga terkordinasi baik. Merk tape sama, modelnya seragam. Berarti ada juragan/yg menyewakan
24. Di kuburan, #PovertyPreneur juga temukan bentuk dan turunannya. Ternyata juga ada calonya. Sepaket dengan tukang doa kais rezeki
25. Dampak ke-4 #PovertyPreneur seperti ini amat memalukan, mengusik harga diri sebuah bangsa | #DampakPovertyPreneur | #CharacterBuilding
26. Fenomena itu memang hanya berkembang di negeri miskin. Sama-sama Melayu mengapa #PovertyPreneur tak ditemukan di Malaysia
27. Tukang parkir dan pemulung sampah tak ada. Tukang sampah juga tak terlihat tarik-tarik gerobak. Kondektur metromini/kopaja juga tak ada
28. Belakangan jalan-jalan di Jakarta sudah mulai berkurang pengemisnya. Sesuatu yang tak pernah ada sejak awal di Singapore dan Malaysia
29. Sandal dan sepatu hilang di masjid, membuat warga negeri jiran geleng-geleng kepala tak habis pikir. Koq bisa hingga seperti itu
30. Kaca spion mobil yang dicongkel terang-terangan di jalan/lampu merah, buat gelengan kepala mereka makin menjadi-jadi
31. Mereka pun tak tahu bahwa, soal ginian tukang tadahnya banyak sekali di Indonesia. Jika tahu, wah tentu mereka bakal lebih shock lagi!
32. Karena itu jika mereka bertanya tentang kreativitas #PovertyPreneur maka sungguh “aku malu jadi orang Indonesia” | #DampakPovertyPreneur
33. Soal ke-5, #PovertyPreneur itu jadi cermin tak mampunya negara ciptakan kesejahteraan bagi rakyat | #DampakPovertyPreneur
34. Dengan kondisi begini, #PovertyPreneur rakyat cuma sekadar subsisten. Artinya hanya cukup untuk makan saja | #DampakPovertyPreneur
35. Namun #PovertyPreneur turunan yang dimanfaatkan oleh yang lebih kuat, seperti tukang tadah dan preman, mereka yang bisa jadi kaya
36. Indonesiaku, Indonesiaku. Sisi naifmu terlalu banyak. Maafkan jika ini harus diungkap. Agar jadi koreksi bagi semua. See you tomorrow
Tidak ada komentar:
Posting Komentar