1. Islam ajari beberapa cara tanggulangi kemiskinan. Ke-1, bekerja. Ke-2, jaminan sanak famili. Ke-3, jaminan negara. Ke-4, ZIS
2. Agama lain juga punya cara atasi kemiskinan. Cuma karena tak paham, maafkan, saya bahas apa yang saya pelajari di agama Islam
3. Urutan di atas bukan sekadar asal urut. Tak seperti daftar hadir berbasis abjad: A, B, C dst | #AtasiKemiskinan | #CharacterBuilding
4. Ke-1 bekerja itu cari nafkah. Banyak orang samakan cari nafkah dengan cari uang. Di zaman sekarang itu tepat. Uang memang jadi alat tukar
5. Di zaman batu uang belum dikenal. Jadi orang bekerja bukan untuk cari uang. Tapi guna hidupi diri agar bisa bertahan hidup
6. Di pelosok terisolir yg perputaran uang minim, orang bekerja spt di zaman batu. Tidak utk cari uang, tapi agar bisa bertahan hidup
7. Maka di tempat ini berlaku hukum: “Hiduplah dengan apa yg mereka tanam, dan dengan apa yg mereka pelihara” | #AtasiKemiskinan
8. Bekerja atau cari nafkah wajib bagi lelaki. Sebab perannya sebagai kepala keluarga. Isteri pun boleh bekerja. Cuma tak wajib
9. Atasi kemiskinan keluarga, itulah tugas pencari nafkah di keluarga masing-masing keluarga. Maka bekerja wajib hukumnya | #AtasiKemiskinan
10. Atasi 100 keluarga miskin, itu kegiatan sosial. Kiprah berbagai lembaga kemanusiaan | #AtasiKemiskinan | #CharacterBuilding
11. Atasi 100.000 keluarga miskin, itu hebatnya perusahaan. Sebab perusahaan bisa rekrut karyawan sesuai dengan perkembangan bisnisnya
12. Tapi atasi jutaan keluarga miskin, itulah kebijakan negara. Jika pegawai pemerintah tak paham tugas ini, kisruh kan pembangunan?
13. Dalam konteks negara, kepala keluarga = kepala negara. Anda hrs nafkahi bbrp anak kandung, Kepala Negara RI hrs nafkahi 240 juta orang
14. Menangi pilpres, bukan bicara kehebatan dan kemenangan partai. Ini menyangkut hajat hidup 240 juta orang dari Sabang sampai Merauke
15. Manusia ini gemar cari gara-gara. Hidupi keluarga sendiri saja termehek-mehek. Eh malah berebut tanggung jawab hidupi 240 juta rakyat
16. Sesusah-susahnya bangun gedung 250 lantai, toh selesai juga. Bangun 1 jiwa anak, sampai Yaumil Hisab tak selesai. Ada per-?-an malaikat
17. Memberi makan, berbeda dengan mengurus jiwa. Bangun rumah beda dengan bangun rumah tangga | #AtasiKemiskinan | #CharacterBuilding
18. Bangun rumah dgn ilmu arsitektur/sipil. Bangun rumah tangga dgn perilaku. Bisa perilaku baik (karakter), bisa perilaku buruk (tabiat)
19. Bangun rumah dengan uang curian, maka kehidupan rumah tangga terbalut maksiat. Pasti remuknya. Itu cuma soal waktu
20. Urus wilayah Indonesia, jelas batasnya dari Sabang sampai Merauke. Urus kehidupan 240 juta rakyat? Weleeeh… Berat beraat beraaat
21. Bapak makan, anak tak makan, namanya bapak tak tahu diri. Presiden makan sedang ada rakyat yg tak makan, soalnya sampai akhirat
22. Ketika suami sudah tak ada, wafat misalnya, cari nafkah jadi wajib bagi perempuan. Punya atau tak punya anak | #AtasiKemiskinan
23. Jelas makna tujuan utama cari nafkah. Guna “atasi kemiskinan diri dan keluarganya: Anak isteri, orang tua dan mertua” #AtasiKemiskinan
24. Kebutuhan keluarga terbagi atas tiga kebutuhan: Ke-1, dharuri (primer). Ke-2, azasi (sekunder). Ke-3, kanali (tersier) #AtasiKemiskinan
25. Kebutuhan primer ada 3: Pangan, sandang, dan papan. Beruntung yang bisa punya rumah. Sebab soal pangan dan sandang, harusnya beres sudah
26. Kebutuhan sekunder menyangkut kesehatan dan pendidikan. Beruntung keluarga yang bisa kirim anak-anaknya belajar baik-baik
27. Kebutuhan tersier terdiri atas transportasi dan rekreasi. Nah tak perlu tiap keluarga punya mobil dan taman di rumah. Maksudnya?
28. Ini wilayah public sector. Negara yang harus sediakan kebutuhan angkutan massal dan tempat-tempat rekreasi/taman. Namanya fasum/fasos
29. Pejabat yang utamakan public sector, hasilnya lahirlah negara-negara yang bergerak maju | #AtasiKemiskinan | #CharacterBuilding
30. Tak usah jauh-jauh. Lihatwilayah public sector di Malaysia dan Singapore. Negara sediakan kebutuhan angkutan massal dan tempat rekreasi
31. Di samping punya angkutan masal yang baik, Malaysia yang penduduknya tak sampai 30 juta orang, punya Proton (Produksi Otomotif Nasional)
32. Ini kebijakan tepat. Negara bisa paksa terutama pegawai pemerintah membeli. Laba pun digunakan untuk makmurkan negeri | #AtasiKemiskinan
33. Di Indonesia, jutaan mobil beredar dari Sabang sampai Merauke. Labanya kemana? #AtasiKemiskinan | #CharacterBuilding
34. Jika kita punya mobil nasional, labanya bukankah untuk sokong kemakmuran negeri (Masih ingat TIMOR kan?) | #AtasiKemiskinan
35. Tak punya industri mobil nasional, yang untung siapa? Hahaha…. Swasta duooonk. Dan andai saya orang penting, wani piroooo?
36. Jadi ini soal cara berpikir saja. Buat kebijakan, implementasikan. Asal tahan godaan, selesai. Mudahlah. Wong negara yg punya kebijakan
37. Nah kuasa dan wewenang, itulah pangkal soalnya. Sekali lagi asal tahan godaan, maruf, konsen pada negeri, mudah bangun negeri
38. Mengapa susah? Tidak susah sebenarnya. Susahnya ada di hawa nafsu, hasrat penuhi kepentingan pribadi di atas kepentingan bangsa
39. Jadi kuncinya ada pada diri sendiri. Maka kontrol, curigai dan perbaiki diri sendiri. Insyaa Allah tak susah kelola negeri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar