1. Imbas peralihan fungsi sawah tak sederhana. Sawah yang penghasil makanan pokok jelas strategis | #SelamatkanSawah | #CharacterBuilding
2. Peralihan fungsi sawah, cermin cara berpikir amburadul. Cara berpikir bangsa? Bukan. Karena dilakukan hanya beberapa pihak saja
3. Amati. Makanan pokok dimanapun pasti vital. Siapapun orang Indonesia butuh nasi. Dari orang paling miskin hingga paling kaya
4. Nyaris tak ada kuli, tukang dan mandor bangunan yang butuh rumah di real estate. Namun mereka semua butuh nasi. Raskin, pastinya
5. Sedang penghuni real estate/apartemen/kondominium, yang bangsa kita pasti makan nasi. Dari Raja Lele hingga import beras Thai dan Jepang
6. Salahkah ini? Sebenarnya tidak. Sayangnya impor beras dahsyat. Pemerintah tak bisa cegah? Tanyalah pada pemegang kebijakan
7. Pernahkah terpikir oleh kita: “Apa pikiran para pekerja bangunan, dirikan rumah yang tak pernah akan mereka tempati?” #SelamatkanSawah
8. Jangan-jangan ada tukang gali, yang ternyata menggali fondasi perumahan di kampungnya, di atas tanah sawah yang dulu mereka miliki
9. Jangan-jangan tanahnya dikerjai makelar. Sudah murah, pemilik jadi kuli di tanahnya. Siapkan rumah orang lain. Dia sendiri entah kemana
10. Jangan anggap lecehkan mereka. Jangan hardik/memaki. Apalagi curangi upah yang jadi hak mereka. Ingat. Doa si teraniaya tak berhijab
11. Maka ketika kita habisi sawah untuk rumah, akal sehat saya terganggu. Seolah banyak orang tak peduli dan tak pernah berpikir ke situ
12. Ubah sawah jadi rumah, jelas pekerjaan tak mudah. Ketika tak mudah, mengapa kita tak bangun di tanah bukan produktif | #SelamatkanSawah
13. Ubah fungsi sawah, substansinya kita gorok kehidupan esok. Kita anggap sepele soal kebutuhan nasi untuk 240 juta orang Indonesia
14. Ketika bekerja tak mudah, mengapa kita tak buat sesuatu untuk songsong masa depan yang lebih menjanjikan? http://t.co/UuHKQ6fYP9
15. Ketika terjadi gagal panen, pergeseran politik, atau transportasi macet dari Thailand/Vietnam, terbanyangkah imbas kacaunya ke kita
16. Impor lancar seperti sekarang pun punya konsekuensi. Bahwa itu bukti kita tak sanggup kontrol tata kelola dan penuhi beras sendiri
17. Artinya sekarang pun kita gagal hidupi petani sendiri. Tapi kita amat sukses hidupi petani Vietnam. Inikah logika pembangunan?
18. Tanpa ada keinginan kuat untuk mengubah, kedaulatan anak cucu kita ke depan ada di bawah “belas kasihan” bangsa lain | #SelamatkanSawah
19. Kini saatnya kita mulai cegah. Bagi developer, cari tanah yang tak produktif. Hindari bangun rumah di atas sawah http://t.co/h6irjB5mOq
20. Lalu beli tanah dengan harga wajar. Jjual rumah dengan harga wajar. Buktikan bahwa kita bisa atasi rasa serakah untuk laba setinggi2nya
21. Bagi asosiasi developer, apapun namanya, keluarkan kode etik untuk tak ubah fungsi sawah. Ini mencegah rusaknya ketahanan pangan
22. Kini ganti strategi. Ubah lahan tak produktif jadi indah dengan taman dan perumahan. Ini sumbangan yang lebih heubaaat bagi Indonesia
23. Tanah di Jabotakbekpok sekarang ini, katanya, dikuasai oleh 5 pengembang. Jika ada 100.000 pengembang, ah tak berani saya bayangkan
24. Bangun banyak rusunawa, merata, dan fasilitasi yang baik. Malaysia bisa, mengapa kita tidak? Sesama Melayu koq http://t.co/p0FtXSs23G
25. Untuk apa kita sering-sering studi banding. Untuk merusak, apakah perlu studi banding? Untuk kebaikan, jelas harus lihat tetangga
26. Jika katakanlah pemerintah tak kuat, tak berarti kita manfaatkan sikonnya. Saat pemerintah kuat, jangan juga siasahi dgn sulap menyulap
27. Ingat tanah cuma diciptakan sekali. Begitu rusak, permanen sifatnya. Sulit kembalikan fungsinya. Maka lebih baik mencegah bukan?
28. Jangan sampai nanti anak cucu gugat: “Pak/kakek, saat orang sedang ikhtiar selamatkan sawah, posisi bapak/kakek dimana dan sebagai apa?
29. Pemerintah harusnya pegang peran penting. Punya kuasa dan wewenang. Jadi tinggal cegah dgn aturan: “Jangan bangun rumah di atas sawah”
30. Kecerdasan pemimpin tak perlu lebihi staf ahli. Cukup punya arah dan kebijakan yg jelas dan tegas. Kuat tak tergoda, Indonesia muantaaab
31. Saat menjabat, gunakan sebaik-baiknya. Ini kesempatan berbuat baik bagi bangsa. banyak orang tak punya dan kesempatan ini tak balik lagi
32. Jangan saat pensiun, baru akan berbakti pada negeri. Sudah telat. Saat pensiun, juga jangan kritisi kebijakan. Lha dulu kemana?
33. Ada yang langgar aturan, beri sanksi hukuman. Jangan malah jadikan ini kesempatan manfaatkan jabatan untuk kepentingan pendek
34. Ingat pesan pak Hoegoeng Iman Santoso: “Selesaikan tugas dengan kejujuran. Karena kita masih bisa makan nasi dengan garam”
35. Pejabat makan di Singapore bukan berita. Tetapi pejabat Indonesia makan nasi hanya dengan garam, pasti menggetarkan l #SelamatkanSawah
36. Ahok Pjs Gub DKI bisa dicontoh. Dia hentikan praktek-praktek korup. “Saya tak takut mati” jawabnya ketika ada ancaman | #SelamatkanSawah
37. Kini banyak yang enggan jadi pejabat di DKI. Takut KPK. Efek Ahok mulai terasa. Jika penggantinya sama bersikap, kita yang untung
38. Apa yang kita lakukan dengan tawaran rumah di atas sawah? Sekarang saatnya tolak. Jangan beli rumah yg dibangun di atas tanah produktif
39. Yang sudah terlanjur, apa mau dikata. Tapi sekarang berpikirlah. Esok perut anak cucu kita, jangan-jangan ada di tangan anak Vietnam
40. Saatnya ramai-ramai kita berteriak: #SELAMATKANSAWAH. Stop buat rumah di atas tanah sawah. INGAT ANAK CUCU” | #CharacterBuilding
Tidak ada komentar:
Posting Komentar