Minggu, 14 September 2014

Tantangan Atasi Kemiskinan >> Erie Sudewo


1. Cari nafkah beda dengan cari rezeki. Cari nafkah hanya untuk penuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan | #TantanganAtasiKemiskinan

2. Papan? Kembali pertanyannya: “Apakah rumah jadi kebutuhan primer?” #TantanganAtasiKemiskinan | #CharacterBuilding

3. Jawabnya tetap seperti kemarin: “BETUL”. Coba lihat, mohon maaf, orang gilapun akhirnya butuh tempat berteduh | #TantanganAtasiKemiskinan

4. Mengapa akhirnya? Sebab orang gila bisa 3 hari 3 malam bermain di bawah guyuran hujan. Akhirnya pasti dia cari tempat berteduh

5. Tapi bukankah rumah itu mahal. Apalagi di Indonesia, termasuk termahal di dunia | #TantanganAtasiKemiskinan | #CharacterBuilding

6. Ya begitulah. Apa boleh buat. Semahal apapun, namanya kebutuhan darurat, ya harus dibela-belain | #TantanganAtasiKemiskinan

7. Di negara yang cara berpikirnya maju, soal ini sudah dipikirkan masak-masak oleh negara. Maka perumahan rakyat jadi tanggungjawab negara

8. Tanah tak dimiliki perorangan tapi dikuasai negara. Negara bisa kontrol baik. Jadi tak ada spekulan tanah yg terang berderang spt di kita

9. Di Malaysia misalnya, rumah rakyat yg tipe terkecil itu 3 kamar + 2 kamar mandi. Ini terutama berlaku di apartemen yg dibeli rakyat

10. Komentari Tipe 21 dan 27 di kita, mereka pasti geleng-geleng kepala. Bgmana mungkin keluarga dengan 3 anak bisa hidup sehat di dalamnya

11. Tanpa sadar 30 tahun ke depan, warga Indonesia disiapkan utntuk hidup lebih miskin lagi. Indonesia terbentang lebar. Why cuma Tipe 21?

12. Singapura yang kini masuk dalam 3 kota termahal dunia, pun adil siapkan perumahan. Apartemen dibangun penuhi kebutuhan warganya

13. Maka di Singapura, yang tinggal di apartemen, rakyat biasa. Yg tinggal di rumah-rumah, itu orang-orang kaya | #TantanganAtasiKemiskinan

14. Di kita yg tinggal di apartemen siapa? Yg tinggal di perumahan real estate siapa? Jangan2-jangan hunian T21 & 36 juga dibeli orang kaya

15. Mengapa? Itu investasi jangka panjang. Pagi beli rumah, sore harga pasti naik. Indonesia bagi orang kaya, syurga sekaleee bingit

16. Tiada aturan pembatasan. Tak ada aturan anda mau beli apapun. Anda mau punya 1000 rumah, asal mampu, silakan Meneer | #CharacterBuilding

17. Teori kenegaraan bilang begini: “Negara kuat rakyat tergilas. Negara lemah rakyat tertindas” | #TantanganAtasiKemiskinan

18. Saat negara kuat, protes rakyat digilas sepatu lars dan tank. Saat lemah, swasta tekuk negara. Rakyat = pembeli. Tertindas hak-haknya

19. Tanah-tanah dimanapun kini sudah dimiliki orang berduit. Gunung, pantai, desa, kota, dimanapun mata memandang lah | #CharacterBuilding

20. Ini negeri agraris. Cuma petani yang tak punya tanah, jumlahnya 80%. Dari jumlah itupun, luas tanah rerata 2.000 m persegi

21. Anda professional? Bersyukurlah. Anda karyawan biasa? Nah mustahil karyawan biasa bisa punya rumah | #TantanganAtasiKemiskinan

22. Entah tepatkah kalkulasi ini. Mungkin hanya1 dari 100 pekerja normal yang mampu beli rumah. Itu karena dia punya warisan/bisnis

23. Ukuran normal seperti apa? Untuk kelas bawah, naik turun di sekitar UMR. Orang yg kerja di rumah, kecuali supir upahnya di bawah UMR

24. Di atas UMR, itu pekerja lulusan PT. Rerata berapa fresh graduate hingga 5 tahun kerja? Antara Rp 2.5 – Rp 5 juta http://t.co/332dRiQifK

25. Utk tipe 36 yg harganya Rp 400 jutaan, katakan mereka angsur separuh gaji selama 20 tahun. DPnya? Pasti hasil patungan ortu dan saudara

26. Jurus akrobatik orang tua kita yg dulu PNS, agaknya musti terus diajarkan pada anaknya. Entah sampai kapan jurus hidup model Melayu ini

27. Harga dan gaji ibarat deret ukur berbanding deret hitung. Harga semakin gila. Namun gaji cuma naik ikuti inflansi, 10%-an

28. Lalu rupiah yang selalu lemah syahwat, nilainya terus melorot berhadapan dengan mata uang asing | #TantanganAtasiKemiskina

29. Anda bergaji dollar, mesti bersyukur itu. Tiap semester, nilai dollar anda mungkin cukup untuk beli yg dulu mustahil dibeli di Indonesia

30. Nah anda yg professional pun pening, bukan. Harga rumah makin tahun makin tak terjangkau | #TantanganAtasiKemiskinan #CharacterBuilding

31. Sekarang lihat rakyat jelata. Petani banyak. Cuma karena 80% tak bertanah, maka mereka cuma jadi penderep. Jadi buruh di sawah

32. Tahu arti penderep? Petani yang hanya jadi buruh di sawah. Tahu upah mburuhnya? Seperti yang heaven dragon katakan: Rp 50-an ribu/hari

33. Buruh tani, pasti beli beras raskin. Yang punya tanah, jual hasil panennya. Lantas beli beras raskin juga | #TantanganAtasiKemiskinan

34. Beras raskin memang murah. Maka apakah ada untungnya? Ada duooonk. Siapa yang untung? Ah iya importir lah. Ente “kura2 dalam perahu” aja

35. Bekerja itu ibarat beri kail. Cuma hari ini, jangan-jangan kolamnya pun sudah dikuasai orang lain | #TantanganAtasiKemiskinan

36. Pacul punya, semangat kerja mantab, kelola sawah biasa, bibit padi juga tahu. Tapi, sawah jadi rumah? Jika masih sawah, punya siapa?

37. #TantanganAtasiKemiskinan memang tak mudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar